Kereta cepat Maglev dari bandara Pudong Internasional ke Longyang Road Station melaju dengan kecepatan fantastis. Dengan kecepatan sekitar 400 km/ jam, jarak sejauh 30 km itu dilahap tidak lebih dari 8 menit. Dan boleh jadi inilah cara Shanghai menyambut semua wisatawan yang mengunjungi kotanya. Seakan memamerkan kemajuan kota metropolitan terbesar di China ini.
Shanghai telah lama diakui sebagai salah satu kota terkemuka di China. Perkembangan kota berpenduduk 26 juta ini sungguh menakjubkan. Apalagi sejak kawasan Pudong yang berada di sebelah timur Sungai Huangpu ditetapkan sebagai Special Economic Zone (SEZ).
Namun, daya tarik Shanghai bukan hanya soal laju modernisasi di kota ini. Shanghai juga menyimpan banyak pesona lain yang membuatnya begitu berbeda dibandingkan banyak kota besar lain di China. Lihat saja kawasan di sepanjang The Bund yang masih bisa membanggakan keindahan arsitektur yang dibangun di era pendudukan negara Barat.
Perpaduan inilah yang membuat Shanghai pun kerap disebut sebuah kota dengan dua wajah. Bukan hanya dari gaya arsitektur yang berkembang pesat di kota ini. Namun, juga perpaduan budaya yang melahirkan sebuah budaya khas Shanghai yang disebut 'Hai Pai Culture'. Suatu budaya ala "East Meets West".
Namun, nama Shanghai baru mencuat ke peta internasional pada abad ke-19 ketika bangsa Eropa mulai mencium potensi besar yang dimilikinya. Letak geografis Shanghai memang sangat strategis.
Alhasil, setelah Perang Candu (1839-1842), Inggris berhasil menduduki Shanghai dan menjadikannya sebagai sebuah kota pelabuhan dagang terbuka. Tidak itu saja, Inggris juga memaksa China membuka bebas beberapa kota pelabuhan lautnya. Inggris tentu saja mendapat hak istimewa di Shanghai. Dan setelah Inggris, Amerika Serikat dan Prancis pun ikut mendapatkan wilayah konsesi di kota ini.
Semua jejak bersejarah di kawasan ini ikut mengangkat reputasi Shanghai sebagai salah satu destinasi wisata ternama di China. Kota ini bak magnet bagi wisatawan domestik negeri Panda itu. Pada tahun 2019, contohnya, tercatat sekitar 172 juta turis domestik dari berbagai kota di China mengunjungi Shanghai. Dan di tahun yang sama, Shanghai juga menerima sedikitnya 9 juta kunjungan wisatawan asing.
Kawasan The Bund menjadi makin prestisius bukan karena deretan bangunan bersejarah yang masih terjaga dengan baik. Tetapi, juga karena pemandangan lepas ke arah distrik Pudong, sebuah kawasan modern yang terletak persis di seberang sungai Huangpu. Tidak heran The Bund juga populer di kalangan fotografer, termasuk sebagai spot untuk foto pre-wedding.
Di pertengahan abad ke-20, Pudong masih dikenal sebagai kawasan termiskin di Shanghai. Suatu wilayah yang dipenuhi perkampungan kumuh, area pertanian dan sangat terbelakang. Bahkan kawasan ini konon pernah didiami salah satu gangster legendaris, yakni Du Yuesheng yang berjuluk "Big-Eared Du".
Akan tetapi, sejak mendapatkan status "Special Economic Zone" pada tahun 1993, wajah Pudong pun berubah. Dari kawasan kumuh menjadi suatu wilayah paling gemerlap di Shanghai. Di Pusat Keuangan dan Komersial Lujiazui yang termasuk wilayah Pudong New District berdiri lebih dari 200 gedung pencakar langit.Â
Meskipun dipenuhi banyak gedung pencakar langit di sekitarnya, Oriental Pearl Tower yang dibangun tahun 1991, tetap menjadi ikon kawasan Pudong yang paling terkenal. Arsitektur menara yang unik ini memang membuatnya berbeda dibandingkan banyak pencakar langit lainnya di sekitarnya.
Wajah kota Shanghai memang telah mengalami banyak perubahan. Berbagai gaya arsitektur yang unik dan modern telah banyak mengisi ruang kota ini. Namun, tidak semua wilayah kota ikut berubah! Ayo, mampir ke kawasan Old City of Shanghai atau Kota Tua Shanghai yang masih menyimpan pesona arsitektur tradisional China.
Salah satu yang layak dikunjungi adalah Yu Garden atau Yuyuan Garden yang berada di timur laut kota tua Shanghai. Taman indah bergaya Suzhou ini mulai dibangun pada tahun 1559 oleh Pan Yuduan, seorang gubernur di era Dinasti Ming. Kawasan seluas dua hektar ini dilengkapi berbagai pavilion dengan arsitektur menawan.
Di jalan sepanjang 5.5 km yang dibagi dua menjadi West Nanjing Road dan East Nanjing Road, Anda tidak hanya menemukan lebih dari 600 toko yang tersebar di berbagai shopping malls. Di sini juga terdapat banyak sekali restoran, kafe, dan sebagainya. Begitu populernya jalan ini, sehingga banyak pelancong kerap menyamakannya dengan kawasan berbelanja terkenal lainnya, seperti Fifth Avenue di New York atau Oxford Street di London.
Shanghai pun begitu kerap muncul di berbagai film, baik buatan Hong Kong maupun Hollywood. Anda pasti tahu beberapa film berikut, antara lain Empire of the Sun, James Bond's Skyfall, Mission Impossible 3, dan banyak lainnya. Atau ada yang ingat film "Romance in the Rain" yang dibintangi Vicky Zhao? :)
Shanghai memang telah banyak berubah. Dari era tradisional dinasti di masa lalu, lalu di zaman konsesi bangsa barat yang dimulai di abad ke-19, hingga di periode keterbukaan China saat ini. Dari era ke era, Shanghai tidak pernah sekalipun melangkah mundur. Setiap masa seolah hanya menambah energinya untuk terus melaju kencang sebagai salah satu kota terdepan di dunia.
***
Kelapa Gading, 6 September 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:
1) Semua foto yang digunakan adalah dokumentasi pribadi.
2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI