Ketika hampir semua fotografer berdiri di garis bidik yang sama untuk memotret seorang tukang perahu di sebuah telaga kecil di situ, penulis justru berjalan ke bagian lain dari kampung karst ini.Â
Dari spot berbeda itulah penulis mendapatkan 'hadiah' beberapa foto menarik lainnya. Dari foto fotografer yang sedang fokus memotret, sebuah foto nelayan yang melempar jala (lihat di kolase foto), hingga sebuah foto refleksi dari panorama alam kampung terkenal ini.
Permukaan air di Situ Gunung dan Rammang-Rammang yang tenang tentu saja sangat membantu menghasilkan foto refleksi yang bagus. Namun, terkadang Anda tidak mendapatkan 'kemewahan' seperti itu. Angin yang berhembus pelan saja bisa saja membuat wajah permukaan danau seketika berubah. Tidak lagi sejernih kristal.
Namun, tidak masalah. Sebagian fotografer biasanya menyiasatinya dengan memotret dengan teknik long exposure atau memotret dengan kecepatan lambat untuk mendapatkan permukaan air yang semulus sutera. Tidak itu saja, dengan teknik ini pun bisa mengkreasi sebuah foto dengan refleksi yang blurred (kabur) tetapi sangat memikat.
Reflection photography (fotografi refleksi) kerap disebut juga "Mirror photography"Â ketika menggunakan permukaan reflektif untuk menghasilkan suatu foto yang artistik.Â
Tentu saja, pengertian cermin di sini lebih banyak merupakan cermin alamiah yang tersedia di sekitar kita. Meskipun ada juga yang memanfaatkan cermin asli untuk membuat beberapa trik foto.
Tidak hanya danau yang menjadi lokasi ideal. Di tepi laut pun bisa saja. Seperti sebuah foto kapal-kapal kayu yang penulis dapatkan ketika mengunjungi Pelabuhan Muara Angke di wilayah Jakarta Utara. Begitu pula ketika memotret sebuah masjid terapung di kota Melaka di negeri jiran Malaysia.
Masjid Selat Melaka adalah salah satu objek wisata yang sangat populer di kota tua Melaka, Malaysia. Berdiri di tepi laut di Selat Melaka, masjid menawan ini bak seorang super model yang setiap sore menarik banyak fotografer memotretnya jelang matahari terbenam.
Akan tetapi, setelah mendapatkan banyak foto masjid tersebut, yang kurang lebih sama dengan hasil dari pemotret lainnya di situ, penulis mencari sudut bidik berbeda. Tidak disangka, tidak jauh dari situ, di balik tanggul penahan ombak terdapat sebuah laguna kecil yang tidak dilirik siapapun. Hasilnya, sebuah foto indah dan berbeda dari yang lain.
Refleksi atau bayangan pada foto bisa saja menjadi subjek utama dalam foto (Point of Interest). Lihat foto nomor dua di atas. Tetapi, bisa juga sebagai elemen pelengkap. Meskipun demikian, elemen pelengkap itu sendiri, yang kadang terlihat bak sebuah lukisan cat air, justru membuat sebuah foto refleksi tetap tampil menarik.
Mari lihat beberapa contoh foto lainnya ketika penulis berburu foto di Danau St. Moritz, Swiss. Angin yang berhembus pelan telah membuat sang cermin pun retak. Betapa pun, sang angin tetap tidak mampu menutupi keelokan danau serta refleksi yang terpantul di permukaannya.