Pariwisata domestik di China sendiri memang menakjubkan. Bahkan di sepanjang tahun 2020 itu, China masih mencatat sekitar 2.8 milyar wisatawan domestik.
Akan tetapi, di balik kontribusi signifikan yang diberikan, peningkatan perjalanan wisata secara besar-besaran juga membawa ancaman kembalinya covid-19. Beijing, ibu kota China, sudah beberapa kali menerapkan lockdown sebagai imbas dari kembali meningkatnya kasus covid-19. Kejadian yang sama juga terjadi terjadi di Italia, India, dan berbagai negara lain di dunia.
Fenomena Revenge Travel tidak hanya terjadi di China. Di negara adidaya lainnya, yakni Amerika Serikat (AS) pun demikian. Setelah merasa terkurung akibat pandemi, warga AS diperkirakan akan melakukan perjalanan lebih dari sebelumnya.
Dari survey yang belum lama ini dilakukan MMGY Travel Intelligence ke sekitar 3,500 pelancong aktif, seperti dikutip harian ternama New York Times, lebih banyak Keluarga Pelancong yang sangat berhasrat untuk segera bepergian di tahun ini. Wisata bersama keluarga ini termasuk dengan anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Baca juga: “Industri Kapal Pesiar, 'Hotel Terapung' yang Siap Melaju Kembali”
Meskipun demikian, berbagai pertimbangan terkait masih banyaknya kasus varian delta yang meningkat membuat warga AS sebetulnya masih tetap waspada. Tetapi, tentu saja hal itu tidak menghalangi mereka untuk tetap bepergian di tahun ini.
Menariknya, demi mengantisipasi lonjakan wisatawan domestik di tahun ini serta untuk meredam kekhawatiran soal prokes, dan lain-lain, hotel-hotel pun tidak kalah sigap melalukan berbagai kiat untuk meyakinkan calon tamunya tinggal nyaman dan aman di hotel mereka. Khususnya wisatawan keluarga yang berminat staycation.
Hilton Worldwide, misalnya, mulai menawarkan fitur “Confirmed Connecting Rooms” pada saat melakukan reservasi secara daring di 18 hotel brands di bawah jaringannya. Hal ini penting bagi keluarga yang bepergian bersama anak-anaknya agar mendapatkan kepastian connecting room sebelum check in di hotel tersebut.