Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Tiga Dara dari Teluk Saronic

18 Agustus 2021   19:43 Diperbarui: 26 Agustus 2021   17:38 822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pulau Hydra, Teluk Saronic- Yunani. Sumber: Dokumentasi pribadi

Kalau saja ada yang bertanya, "Bagian mana dari Yunani yang paling memesona?". Jawabannya mungkin tidak sulit dicari. Yup, pulau-pulau indahnya! Yunani sangat kondang dengan keindahan ratusan pulau kecilnya. Pulau-pulau nan elok yang tersebar dari Teluk Saronic sampai ke Laut Kreta. 

Pulau-pulau di Yunani memang menakjubkan. Dan boleh jadi pesona pulau-pulau inilah yang telah lama menginspirasi orang-orang Yunani untuk lebih sering turun ke laut. Kehidupan di pulau dan laut seakan tidak terpisahkan dari kehidupan sebagian besar orang Yunani.

Kini pun pulau-pulau di Negeri Para Dewa itu tidak kalah penting bagi perekonomian Yunani. Selain Acropolis dan berbagai situs bersejarah yang terkenal, pulau-pulau nan cantik itulah yang ikut mengangkat pamor Yunani di pentas pariwisata global.

Perahu motor, pulau dan laut. Tiga hal penting dalam kehidupan orang Yunani. Sumber: Dokumentasi pribadi
Perahu motor, pulau dan laut. Tiga hal penting dalam kehidupan orang Yunani. Sumber: Dokumentasi pribadi
Tahun 2019, misalnya, Yunani mampu menarik sekitar 31 juta wisatawan. Suatu pencapaian yang fantastis. Dan bisa dibilang sebagian besar wisatawan yang mengunjunginya tidak melewatkan kesempatan mengunjungi pulau-pulaunya yang begitu memikat.

Nama-nama seperti Santorini, Mykonos, Crete, dan Rhodes sudah seperti deretan selebritas di pentas dunia. Selalu menimbulkan decak kagum. Dan tidak sedikit wisatawan yang menjadikannya sebagai destinasi impian. Pulau-pulau ini pun begitu kerap menyabet berbagai penghargaan bergengsi, seperti "Best Island Destinations to Visit", dan lain-lain.

Akan tetapi, jika Anda tidak berkesempatan mengunjungi pulau-pulau tenar di atas, masih ada opsi menarik lainnya. Tidak jauh dari Athena, persisnya di Teluk Saronic, terdapat beberapa pulau cantik yang tidak kalah memikat. Bahkan pulau-pulau ini bisa dikunjungi dalam satu hari saja!

Peta pulau-pulau di Teluk Saronic. Sumber: www.yachting.com
Peta pulau-pulau di Teluk Saronic. Sumber: www.yachting.com
Tiga di antaranya, yakni Poros, Hydra, dan Aegina bahkan sangat populer di kalangan wisatawan mancanegara dengan waktu terbatas di Yunani. Apalagi banyak sekali Travel Agent di Athena yang menawarkanya dalam bentuk paket "One Day Cruise".

Wisata ke tiga pulau itu sendiri dimulai dari Port of Piraeus, sekitar 30 menit dari Athena. Berbagai kapal pesiar biasanya berangkat antara jam 08.00-09.00 menuju ke pulau Poros, Hydra dan Aegina. Urutan pulau ini bisa saja berubah tergantung situasi di perairan saat itu. Dan tour baru berakhir menjelang malam.

Di suatu musim panas yang cerah, penulis pun berkesempatan mengikuti paket wisata ini. Sebuah kapal pesiar bernama Anna Maru terlihat gagah di dermaga Piraeus di pagi itu. Ratusan penumpang tampak bersiap mengikuti perjalanan yang dioperasikan oleh Hydraiki Cruise itu.

Anna Maru sedang bersandar di dermaga Poros. Sumber: Dokumentasi pribadi
Anna Maru sedang bersandar di dermaga Poros. Sumber: Dokumentasi pribadi
Kru kapal tampil cantik dengan seragam putih dipadu dengan syal berwarna biru. Begitu serasi dengan lingkungan alam sekitarnya. Hamparan laut dan langit yang juga biru. Situasi kapal pun tidak kalah meriah. Tidak kurang 500-an penumpang memadati kapal dengan 4 dek itu. Sebagian besar berasal dari Italia, Jerman, dan Jepang.

Alexia, cruise director yang rupawan, menjelaskan rute perjalanan di pagi itu. Diawali dari Poros, kemudian Hydra dan terakhir Aegina. Dan persis jam 8.30, Anna Maru pun melaju mengarungi Teluk Saronikos menuju Poros. Inilah pulau pertama yang akan kami singgahi yang berjarak sekitar 1.5 jam dari Piraeus.

Kehidupan di Poros tidak jauh dari aktivitas di laut. Sumber: Dokumentasi pribadi
Kehidupan di Poros tidak jauh dari aktivitas di laut. Sumber: Dokumentasi pribadi
Poros adalah salah satu pulau indah di Teluk Saronic. Pulau kecil seluas 31 km persegi itu sangat terkenal karena letak geografisnya yang unik. Betapa tidak, pulau ini berada begitu dekat dengan Semenanjung Peloponnese. Sebuah celah sempit memisahkan pulau Poros dan daratan besar itu.

Dan salah satu sensasi yang ditunggu-tunggu, yakni ketika kapal melewati selat sempit itu. Semua penumpang pun seketika terdiam. Takjub! Kapal yang melaju perlahan di tepi pulau itu seakan sedang berlayar di atas jalan raya di atas pulau. Begitu dekat dengan pulau Poros ini. Incredible!

Henry Miller, seorang pengarang Amerika, yang begitu terkesannya sampai menggambarkannya secara menarik di dalam bukunya, "The Colossus of Maroussi": "Suddenly I realized that we were sailing through the streets. If there is one dream which I like above others is that sailing on land. Coming into Poros gives the illusion of the deep dream."

Penumpang kapal turun di dermaga Poros. Sumber: Dokumentasi pribadi
Penumpang kapal turun di dermaga Poros. Sumber: Dokumentasi pribadi
Poros sejatinya terdiri dari dua pulau, yakni Sphaeria dan Kalaureia. Sebuah jembatan menghubungkan kedua pulau yang terpisah oleh sebuah kanal buatan yang sempit. Pusat kota Poros berada di Sphaeria di mana mayoritas penduduknya tinggal.

Pesona Poros tidak jauh dari kawasan tepi lautnya yang begitu hidup. Deretan kafe, toko suvenir, butik kecil, dan lain-lain menghiasi pulau yang juga sangat populer bagi wisatawan lokal itu. Belum lagi tampilan rumah-rumah putih bergaya tradisional dan neo-klasik membuat pulau inipun kian menawan.

Kafe-kafe di dekat dermaga dan Menara Jam di atas bukit. Sumber: Dokumentasi pribadi
Kafe-kafe di dekat dermaga dan Menara Jam di atas bukit. Sumber: Dokumentasi pribadi
Sementara itu, sebuah Menara Jam tampak berdiri anggun di puncak bukit. Menara yang dibangun pada tahun 1927 berada di titik tertinggi di pulau Poros. Konon panorama dari menara itu bak sebuah lukisan di kartu pos. Ah, sayang sekali waktu sangat terbatas, sehingga penulis tidak sempat mendakinya. 

Belum juga puas menjelajahi pulau ini, semua penumpang sudah harus kembali ke kapal. Waktu 45 menit berlalu begitu cepat di pulau ini. Kapal kami pun segera melaju kembali menuju Hydra, pulau kedua dalam rute perjalanan ini.

Hydra, hydra, hydra! Belum juga kapal bersandar di dermaga, desakan penumpang yang bergerak maju sudah kian terasa. Semuanya seakan bergegas ingin menjejakkan kaki secepatnya di atas pulau paling memesona dalam perjalanan kali ini.

Pulau Hydra, salah satu dari tiga pulau di Teluk Saronic. Sumber: Dokumentasi pribadi
Pulau Hydra, salah satu dari tiga pulau di Teluk Saronic. Sumber: Dokumentasi pribadi
Buku panduan "Time Out Athens" pernah menggambarkan pelayaran ke pulau ini bak melompat ke atas sebuah lukisan indah. Hydra memang menakjubkan! Pulau seluas 50 km persegi ini memang seperti sebuah lukisan di atas kanvas besar! Pulau ini adalah salah satu destinasi paling populer di Teluk Saronic.

Tidak hanya karena pelabuhan alamnya. Deretan rumah berwarna putih, abu-abu dan coklat di atas bukit juga terlihat begitu memikat. Khas rumah di pulau-pulau Yunani. Dan yang tidak kalah pentingnya, setidaknya bagi sebagian penumpang, Hydra adalah tempat belanja suvenir paling komplet dibandingkan dua pulau lainnya.

Suvenir khas Hydra. Sumber: Dokumentasi pribadi
Suvenir khas Hydra. Sumber: Dokumentasi pribadi
Ketika penulis mendaki ke atas rumah-rumah di atas bukit, melewati jalan dan tangga berkelok, panorama ke arah dermaga Hydra kian mengagumkan. (Lihat foto pertama di artikel ini). Beberapa rumah bahkan memiliki teras yang persis menghadap ke arah pelabuhan nan elok itu.

Jika sedikit berimajinasi. Hydra mirip sebuah amfiteater raksasa. Rumah-rumah putih bersusun ibarat tempat duduk penonton yang mengelilingi suatu arena, yakni teluk kecil yang dipadati kapal layar dengan berbagai ukuran. Dan begitu ada kapal besar masuk arena, kita seakan sedang menyaksikan seorang gladiator yang hendak maju berlaga. 

Kereta kuda di Pulau Hydra. Sumber: Dokumentasi pribadi
Kereta kuda di Pulau Hydra. Sumber: Dokumentasi pribadi
Hydra juga dikenal sebagai pulau tanpa kendaraan bermotor. Hanya ada kereta kuda di pelabuhan yang ditawarkan ke turis untuk jalan-jalan keliling pulau. Penduduk pulau ini juga dikenal sangat kuat memiliki tradisi maritim.

Pada abad ke 17, Hydra pernah berkibar sebagai salah satu pusat niaga di Timur Mediteranian. Sebagian dari sejarah pulau ini sekarang tersimpan di dalam Museum Hydra yang dihiasi beberapa buah meriam dan jangkar di depannya.

Speed boat di depan Museum Hydra. Sumber: dokumentasi pribadi
Speed boat di depan Museum Hydra. Sumber: dokumentasi pribadi
Museum Arsip Sejarah ini berada persis di depan dermaga. Lokasi yang sangat strategis. Dengan tiket masuk seharga lima euro, museum ini sangat layak dikunjungi. 

Setidaknya, penting untuk mengenal lebih jauh sejarah pulau ini. Namun, sebagian wisatawan asal Asia rupanya lebih memilih membelanjakan lima euro-nya untuk sebuah suvenir. Hahaha.

Mendekati pukul dua siang, Anna Maru terlihat mulai merapat kembali ke dermaga untuk menjemput penumpangnya. Kapal-kapal berukuran besar memang tidak bersandar di dermaga selama mampir di Hydra. Hanya boleh menurunkan dan menaikkan penumpang.

Suasana di sekitar dermaga Hydra. Sumber: Dokumentasi pribadi
Suasana di sekitar dermaga Hydra. Sumber: Dokumentasi pribadi
Dermaga Hydra memang sangat kecil dan sempit. Hanya memungkinkan satu kapal yang bisa merapat secara bergantian. Ketika tangga kapal diluncurkan, wajah-wajah penumpang seakan enggan menaikinya. Sebagian besar di antaranya sepertinya telah jatuh cinta ke Hydra - dara tercantik di Teluk Saronic.

Perjalanan selanjutnya adalah rute pulang dengan singgah di pulau terbesar di Saronic, yaitu Pulau Aegina. Dari Hydra ke Aegina ditempuh dalam waktu sekitar dua jam. Kapal kami merapat di Agia Marina, yang menghadap ke arah Piraeus, sementara kota Aegina sendiri berada sekitar 15 km di sisi lain pulau.

Panorama di sekitar dermaga Aegina. Sumber: dokumentasi pribadi
Panorama di sekitar dermaga Aegina. Sumber: dokumentasi pribadi
Dibandingkan kunjungan ke dua pulau sebelumnya, Hydraiki Cruise memberikan waktu lebih panjang di Aegina. Ada sebabnya. Kapal ini menawarkan shore excursion (optional) mengelilingi pulau ini. 

Di antaranya melewati perkebunan kacang pistachio, zaitun, anggur, dan kawasan pemukiman pertama di pulau ini. Tak lupa juga mengunjungi Gereja Santo Nectarios, sebuah gereja Yunani Ortodoks yang indah.

Gereja Santo Nectarios, Aegina. Sumber: dokumentasi pribadi
Gereja Santo Nectarios, Aegina. Sumber: dokumentasi pribadi
Aegina adalah pulau terbesar di Teluk Saronic dengan luas 87 km persegi. Pulau ini juga hanya 40 menit dari Piraeus. Tidak heran, aktivitas di sini relatif lebih ramai dibandingkan pulau-pulau lainnya. Pulau ini pun sangat bersejarah. Pada tahun 1828 pernah menjadi ibu kota Yunani yang pertama selama beberapa bulan setelah Revolusi Yunani.

Episode paling mengesankan dari persinggahan kami di Aegina town adalah ketika diajak ke salah satu taverna di belakang pasar ikan. Di tempat ini kami dijamu makanan khas Yunani, yakni 'mezes' (sejenis makanan pembuka yang terdiri dari beberapa makanan hasil laut) dan minuman 'ouzo' (sejenis anggur lokal).

Baca juga: "Athena, Tuan Rumah Olimpiade Modern Pertama di Dunia"

Menjelang sore kami pun segera kembali ke Anna Maru yang setia menanti di dermaga. Sebuah acara perpisahan di gelar di atas kapal yang kembali melaju pulang ke dermaga Piraeus. Musik dan tarian tradisional Yunani menghibur penumpang kapal yang sebagian hatinya telah tertinggal di pulau-pulau cantik itu.

Mungkin betul kata banyak pelancong dunia. Setiap perjalanan menyimpan kisahnya sendiri. Dan bagi penulis, perjalanan singkat ke Teluk Saronic salah satu yang paling tidak terlupakan. Lagi pula, siapa yang sanggup melupakan pesona Tiga Dara dari Teluk Saronic itu. 

Poros, Hydra dan Aegina, semoga suatu saat bersua kembali.

***

Kelapa Gading, 18 Agustus 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan:

1) Semua foto-foto yang digunakan adalah koleksi pribadi, kecuali foto peta Teluk Saronic.

2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun