Banyak pantai indah di sepanjang pesisir selatan Prancis. Namun, tidak ada yang menandingi Nice. “The Queen of French Riviera”, begitulah sebagian pelancong dunia kerap menjulukinya.
Nice (dibaca: ni:s) adalah pusat wisata utama dan resort nomor satu di kawasan Cote d’Azur alias Riviera Prancis. Dan siapa sangka, Cote d'Azur ternyata menduduki urutan kedua sebagai destinasi wisata paling populer di Prancis setelah Paris!
Nice, yang juga disebut Nissa, berada di Prancis Selatan di tepi Laut Mediteranean. Antara kota Marseille- Prancis dan Genoa- Italia. Kota berpenduduk sekitar 342 ribu ini adalah kota ke-5 terpadat di Prancis setelah Paris, Marseilles, Lyon dan Toulouse.
Sebagai kota utama di kawasan Cote d'Azur (French Riviera), Nice juga sangat beruntung dikelilingi banyak kawasan wisata kelas atas yang selalu menjadi tujuan selebritas dunia. Dalam waktu sekitar 30 menit - 1 jam dari Nice, Anda sudah bisa mengunjungi banyak kota terkenal lainnya di selatan Prancis ini.
Ke arah Genoa- Italia, Anda akan melewati Monte Carlo, Menton sampai Sanremo. Arah sebaliknya, yakni menuju Marseille tidak kalah menarik. Di rute ini, silakan mengagumi pesona Antibes, Cannes sampai St. Tropez, salah satu destinasi wisata prestisius di kawasan ini.
Banyak pelancong menggunakan kota ini sebagai titik awal perjalanan ke kawasan wisata di sekitarnya.
Nice memang paling lengkap. Hampir semua fasilitas yang dibutuhkan sebuah resort kelas satu ada di sini. Bahkan Nice memiliki kapasitas akomodasi kedua terbanyak di Prancis setelah Paris.
Kota ini juga mudah dijangkau dari segala jurusan. Kereta super cepat TGV menghubungkannya dengan banyak kota besar lainnya di Prancis. Dari arah Italia maupun Spanyol, Nice pun dapat dicapai dengan mobil atau bus via autoroute yang sangat mulus.
Sementara itu, Cote d’Azur International Airport secara mencengangkan tercatat sebagai bandara ketiga paling sibuk di Prancis, setelah bandara Charles de Gaulle dan Orly – keduanya berada di Paris, ibu kota Prancis. Berbagai maskapai internasional di Eropa juga melayani rute penerbangan ke bandara di Nice ini.
Layanan seharga sekitar 650-an euro ini biasanya diminati tamu-tamu VVIP ke Monte Carlo yang berjarak sekitar 21 km dari Nice. Dengan helicopter tentu saja jauh lebih cepat. Hanya 7 menit!
Baca juga: "Negara Mini Monaco, Destinasi Favorit Pesohor Dunia"
Sama dengan fasilitas pariwisatanya yang jempolan, sejarah kota ini pun seakan melengkapi syarat lainnya sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Kota yang awalnya disebut ‘Nicae’ itu, dibangun bangsa Yunani pada abad ke-5 SM. Nice lalu berkembang menjadi koloni perdagangan ternama pada masa itu.
Sejarah Nice terus bergulir di bawah kekuasaan Romawi. Pada 1388 Nice berada di bawah Dinasti Savoy.
Namun, pada 1796 diserahkan ke Prancis oleh Sardinia (sebuah kerajaan di Italia antara 1720-1861) yang saat itu dikuasai Duke of Savoy. Dan setelah sempat dikembalikan ke Sardinia, Nice akhirnya jatuh ke pangkuan Prancis pada tahun 1860.
Jejak sejarah panjang Nice masih bisa dilihat di seputar kota tua Nice. Mulai dari sekitar alun-alun indah di Place Massena hingga area seputar Port Lympia. Deretan museum, gereja, hotel tua, dan banyak bangunan ikut menghiasi kawasan ini. Seakan ikut memperkuat citra Nice sebagai kota berlibur dengan balutan sejarah yang panjang.
Jika bertanya ke petugas hotel, sopir taxi, pelayan kafe dan banyak warga lokal lainnya, Anda pun bakal mendapatkan jawaban senada.
Rupanya sebagian besar turis lebih suka menuju ke pantai-pantainya yang indah. Apalagi turis lokal dari Prancis dan kota-kota lainnya di Eropa. Baik ke pantai-pantai di Nice maupun ke berbagai pantai lain di kawasan sekitarnya.
Nice dibangun di sebuah teluk yang landai di tepian Laut Mediteranian. Hamparan pasir putih yang bercampur batu kecil halus, laut Mediteranian yang biru, serta kehangatan udara Laut Tengah itu adalah kombinasi yang sempurna untuk menarik datangnya jutaan turis sepanjang tahun.
Setiap tahun Nice menyambut sekitar 5 juta turis. Dan Agustus adalah musim puncak wisata di Nice. Di saat itulah, hampir setiap jengkal pantai di Nice dijejali turis yang datang berjemur ataupun sekedar duduk menikmati keindahan laut Mediteranian. Tentu saja turis berduit akan memilih 'private beach' yang dikelola hotel.
Begitulah, pelan tapi pasti pamor Nice terus menanjak sebagai destinasi populer bagi turis untuk 'mandi matahari' alias berjemur. Tidak lagi sebagai pelarian di musim dingin, tetapi di sepanjang tahun. Dan musim panas pun makin ramai dikunjungi turis dari seluruh dunia.
Adalah orang Inggris juga yang kemudian membangun sebuah promenade (tempat berjalan) di tepi laut sepanjang 3 km. Promenade yang selanjutnya dinamai "Promenade des Anglais" (Walk of the English) itu diresmikan oleh Prince Arthur, putra ketiga dari Ratu Victoria dari Inggris pada tahun 1931.
Tetapi, jangan lupa, jalan-jalan di sini tetap harus waspada dengan para pencopet yang terus memperluas daerah operasionalnya. :)
Di beberapa bagian dari promenade, persisnya di sisi pantai, terdapat beberapa bar dan resto yang umumnya dimiliki hotel-hotel yang berada di seberangnya.
Bar dan resto itu dibangun di pantai dengan bersandar ke tembok tanggul. Tentu saja layanan ini lebih ditujukan ke tamu-tamu hotel maupun pengunjung berkantong tebal.
Kursi-kursi berjemur dan tenda payung berwarna putih-biru pun disediakan demi kenyamanan tamu-tamunya. Namun, tentu saja ada juga bagian pantai yang bebas digunakan siapa saja. Mau sekedar berjemur ataupun berenang di pantai.
Lucunya, di bagian inilah kadang terlihat beberapa paparazzi ala-ala. :)
Namun, bedanya dengan kawasan wisata pantai lain, semua hotel di sini dibangun menghadap ke laut dan dalam jarak yang cukup jauh dari garis pantai.
Posisi hotel dan apartemen di Nice masih dipisahkan oleh sebuah bulevar dua arah dan promenade yang lebar. Dengan demikian semua hotel memiliki pandangan terbuka ke arah pantai tanpa halangan apapun. Salah satu hotel tertua dan bersejarah di sini adalah Hotel Negresco yang telah dibuka sejak tahun 1912.
Begitu pula alun-alun di Place Massena yang selalu ramai dikunjungi turis mancanegara. Arsitektur bangunan tua di sini, yang bergaya arsitektur Italia, menambah keindahan alun-alun nan luas ini.
Place Massena adalah alun-alun utama di kota ini. Di sinilah berbagai macam acara khusus berlangsung. Mulai dari konser selama festival musim panas hingga parade militer ketika perayaan Bastille Day setiap tanggal 14 Juli. Di hari-hari yang lain, kadang muncul pemusik jalanan yang sukses menarik perhatian pejalan kaki di kawasan itu.
Masih di Place Massena, Anda bisa juga menikmati kemeriahan di sekeliling Fontaine du Soleil (Fountain of the Sun). Air mancur ini dihiasi lima patung perunggu cantik yang merepresentasi lima planet dalam tata surya, yakni Bumi, Mars, Mercurius, Venus dan Saturnus.
Villefranche-sur-mer hanya berjarak sekitar 8 km dari pusat kota Nice. Selain memiliki panorama yang menakjubkan, teluk di Villefrance-sur-mur juga dikenal dengan pelabuhan alamnya yang sangat dalam. Tempat kapal kecil maupun kapal pesiar raksasa berlabuh dengan aman.
Salah satu yang cukup menarik adalah tawaran ke pabrik-pabrik parfum di Grasse. Industri parfum memang merupakan salah satu andalan Grasse yang berada sekitar satu jam dari Nice.
Tiga hari di Nice memang terlalu cepat berlalu. Berbeda dengan sekelompok turis bule yang sore itu sedang ngopi bareng di sebuah kafe di Rue Massena. Mereka sudah berada di Nice lebih dari seminggu.
Namun, setidaknya kami memiliki satu persamaan. Sama-sama sepakat. “Nice is very nice!”
***
Kelapa Gading, 14 Agustus 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:
1) Semua foto-foto yg digunakan adalah koleksi pribadi
2) Artikel ini ditulis khusus untuk Kompasiana. Dilarang menyalin/menjiplak/menerbitkan ulang untuk tujuan komersial tanpa seijin penulis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI