Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Parade Maskapai Baru di Landasan Pacu

10 Agustus 2021   16:59 Diperbarui: 11 Agustus 2021   01:23 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sky Alps dari Bolzano-Italia. Sumber: Rowen Aquilina / www.jetphotos.com

Bak cendawan di musim hujan. Deretan perusahaan startup penerbangan muncul di mana-mana. Dari Amerika Utara, Eropa, Afrika hingga Asia. Krisis pandemi seakan tidak menghalangi para entrepreneur untuk terjun ke bisnis penerbangan berbiaya murah yang selalu menggoda. Krisis ini bahkan dianggap membuka peluang besar di pangsa pasar penerbangan tertentu. 

Kehadiran maskapai penerbangan baru, khususnya kategori LCC (Low Cost Carrier) sejatinya telah dimulai sejak kuartal pertama tahun 2021 ini. Harian bergengsi The Wall Street Journal (WSJ) bahkan sempat memasang headline sensasional pada April lalu. "More Than 90 New Airlines Are Launching in 2021. They Say It's the Perfect Time."

Awalnya banyak yang skeptis. Tetapi, kini berita itu kian terbukti. Harian ternama asal New York itu sebetulnya mendapatkan informasi yang sangat meyakinkan dari Avolon Holdings Ltd, salah satu perusahaan leasing pesawat terbesar di dunia. Avolon tentu saja tahu persis peta pasar yang setiap saat bisa saja berubah.

Situasi ini memang tidak terlepas dari rentetan kisah sedih lainnya. Akibat pandemi covid-19, puluhan maskapai di dunia terpaksa mengurangi drastis jaringan penerbangannya. Bahkan sebagian berhenti beroperasi di sepanjang tahun 2020.

Play, maskapai paling gres dari Islandia. Sumber: Valentin A / www.jetphotos.com
Play, maskapai paling gres dari Islandia. Sumber: Valentin A / www.jetphotos.com

Dampak yang ditimbulkannya ikut menghiasi berbagai media. Mulai dari armada pesawat yang harus dikembalikan ke Lessor; pemutusan hubungan kerja terhadap kru pesawat maupun staf perusahaan lainnya; hingga minta perlindungan pemerintah dari ancaman kebangkrutan.

Alhasil, pesawat-pesawat di tangan Lessor raksasa pun makin menumpuk. Begitu pula pasar tenaga kerja (baca: kru pesawat) yang siap bekerja juga melimpah. 

Dan yang paling atraktif boleh jadi adalah ‘leasing package’ yang ditawarkan perusahaan penyewaan dan pembiayaan pesawat. Bagi para Lessor, semakin cepat pesawat mereka mengudara semakin baik. Every minute counts! 

Salah satu pesawat milik Canarian Airways yg bahkan belum ada livery-nya. Sumber: Dave Potter / www.jetphotos.com
Salah satu pesawat milik Canarian Airways yg bahkan belum ada livery-nya. Sumber: Dave Potter / www.jetphotos.com

Di sisi lain, banyak pengusaha pun selalu mencari peluang untuk memasuki industri ini. Dan ketika maskapai besar makin kepayahan mengelola armadanya yang gemuk, biaya operasional yang tinggi, serta sibuk membayar cicilan hutang yang terus menggunung, sebuah peluang pun terbuka lebar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun