Sementara soal penggantian livery baru itu pun dilakukan lebih efisien dengan mengikuti jadwal pengecatan kembali. Supaya tidak lupa, livery pesawat terbang sejatinya adalah corak, gambar, logo, dan warna yang digunakan maskapai penerbangan pada semua badan pesawatnya.
Livery Pesawat Kepresidenan Indonesia yang lama memiliki corak warna biru dan putih. Bagi pemerhati dunia aviasi, tentu mengenalnya dengan baik. Sekilas livery lama itu mirip Korean Air, maskapai asal Korea Selatan.
Baca juga: "Airline Livery, Cara Maskapai Membangun Citranya"
Kini livery 'Indonesia One', yang boleh jadi dikerjakan di GMF AeroAsia itu, memiliki livery yang jauh lebih menarik. Sangat khas Indonesia. Bagi penulis, livery ini lebih bagus dibandingkan livery sebelumnya. Terlepas soal waktu pengerjaan yang dianggap tidak tepat oleh sebagian pihak.
Kedua pabrikan raksasa itu tentu saja memiliki fasilitas pengecatan sendiri. Tetapi, cat pesawatnya biasanya dipasok oleh berbagai pabrikan cat dan coating (pelapis) pesawat ternama. Salah satu pabrikan cat pesawat terbesar di dunia, yakni AkzoNobel NV bahkan telah meraup penjualan setara dengan sebelum pandemi.
Pabrikan pesawat raksasa tidak selalu mengerjakan semua pengecatan pesawat sendiri. Dalam beberapa kesempatan, pekerjaan ini dialihkan ke perusahaan pengecatan independen, seperti IAC (International Aircraft Painting). Meskipun klien terbesar IAC biasanya datang dari maskapai komersial, antara lain United Airlines, Delta Airlines, dan lain-lain.
Pengecatan pesawat memang bisnis besar. Bagi perusahaan perawatan pesawat, pengecatan pesawat telah berubah menjadi revenue contributor yang sangat menjanjikan. Betapa tidak, biaya pengecatan pesawat termasuk layanan mahal.