Pemerintahan Nazi Jerman tentu saja tidak menyia-nyiakan peluang itu. Berada di pusat sorotan dunia, Jerman yang dipimpin Adolf Hitler pun memamerkan kehebatan negara itu. Baik sebagai sebuah negara yang maju, maupun sebagai bangsa yang ramah. Pada saat yang sama, Hitler tidak ragu melakukan propaganda superioritas ras Arya yang dibanggakannya.
Surat kabar milik Partai Nazi, Volkischer Beobachter, bahkan menyarankan atlet Yahudi dilarang ikut kompetisi Olimpiade. Tentu saja, IOC menolaknya. Tidak itu saja, IOC juga mengharuskan pemerintah Jerman untuk menerima atlet Yahudi yang memenuhi syarat di tim mereka.
Alhasil, Helene Mayer yang keturunan Yahudi mewakili Jerman di anggar wanita. Sementara itu, Jesse Owens, atlet AS keturunan Afrika-Amerika dan pemegang rekor sprinter dan lompat jauh, memenangkan empat medali emas. Sukses Owens pun dianggap ikut mempermalukan Hitler yang begitu mengagulkan superioritas ras Arya.
Kisah lengkapnya bisa dibaca di artikel menarik karya Kompasianer Walentina Waluyanti di “Kisah Olimpiade di Bawah Kekuasaan Rezim Hitler”.
Tensi politik di dunia sejatinya belum mereda pasca Perang Dunia II (PD II). Namun, Olimpiade Musim Panas 1948 akan tetap diadakan di London. Sebelum London 1948 itu, Olimpiade XII (1940 Summer Olympics) yang awalnya direncanakan di Tokyo dan kemudian pindah ke Helsinki telah dibatalkan akibat pecah PD II.
Pun demikian dengan '1944 Summer Olympics' yang sedianya berlangsung di London pada tahun itu, tapi terpaksa dibatalkan. Akan tetapi, London masih beruntung. Ibu kota Inggris ini masih diberikan hak sebagai Tuan Rumah untuk Olimpiade berikutnya, yakni '1948 Summer Olympics' atau London 1948.
London 1948 adalah olimpiade pertama usai PD II. Sebuah pesta olahraga yang seyogyanya menjadi arena untuk menyembuhkan luka perang. Akan tetapi, itu belum terjadi di London. Dua negara pemicu perang dunia, yakni Jerman dan Jepang tidak diundang. Sedangkan, Uni Soviet yang diundang juga menolak berpartisipasi.
Seperti kota-kota di Eropa lainnya, London masih belum sepenuhnya pulih akibat perang dunia. Kota ini pun bak berpacu dengan waktu. Wembley Stadium pun menjadi pusat perhelatan pesta Olimpiade saat itu. Baik sebagai venue pembukaan, maupun berbagai perlombaan di cabor atletik.
Menariknya, Olympic Way atau populer disebut Wembley Way, yakni sebuah jalan yang menghubungkan stadion itu dengan stasiun kereta London Underground (Wembley Park tube station) konon dibangun para tahanan perang asal Jerman yang ditahan di Inggris.
Bukan Jerman namanya jika tidak berhasil mencuri perhatian dunia. Bahkan setelah banyak kotanya hancur akibat kekalahan selama Perang Dunia II, negara besar ini mampu bangkit kembali. Sekalipun telah terbagi menjadi dua negara, yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur.