Misalnya saja, di Liga Premier Inggris, antara Liverpool vs MU yang setara dengan El Classico di La Liga, yakni antara Barcelona vs Real Madrid. Lalu, di level timnas, antara Argentina vs Brazil.
Bagaimana dengan Inggris vs Argentina? Sungguh suatu persaingan dua negara yang sangat tidak biasa. Jarak ibu kota keduanya saja, yakni London dan Buenos Aires, terbentang sejauh lebih dari 11 ribu kilometer. Tentu saja, ada sebabnya.
Sejarah sepak bola Argentina dan Inggris sejatinya menyimpan banyak kenangan indah di antara kedua negara ini. Bahkan sepak bola di Argentina awalnya diperkenalkan ekspatriat Inggris yang bermukim di Buenos Aires. Pada pertengahan abad ke-19, Buenos Aires dihuni lebih dari 10,000 ekspatriat asal Britania Raya.
Adalah Alexander Watson Hutton, seorang guru sekolah asal Glasgow, Skotlandia, yang pertama kali mengajarkan sepak bola di St. Andrew's Scots School di Buenos Aires pada tahun 1880-an. Hutton yang mendirikan sebuah klub sepak bola pertama di sekolah itu pun diakui sebagai "Father of Argentine Football".
Selanjutnya, diplomasi sepak bola antara Inggris (baca: Britania Raya) dan Argentina berlanjut di abad ke-20. Klub-klub asal Inggris, di antaranya Southampton, Nottingham Forest dan Chelsea, mulai melakukan touring ke Amerika Selatan, termasuk ke Argentina, yang ikut mempercepat perkembangan sepak bola di kawasan ini.
Pada perhelatan "1966 FIFA World Cup" yang diadakan di Inggris, Timnas Inggris menjamu lawannya Argentina di babak perempat-final yang berlangsung di Wembley. Sayang sekali, pertandingan yang berakhir dengan kemenangan Inggris itu dinilai sarat dengan kontroversi.
Manajer Inggris, Alf Ramsey sampai melarang pemain Inggris bertukar jersey dengan pemain Argentina seusai laga. Sang manajer bahkan mengeluarkan umpatan kasar terkait perilaku pemain Argentina. Di sisi lain, publik Argentina menyebut kemenangan Inggris sebagai "El Robo del Siglo" alias Pencurian Abad ini. Argentina merasa Inggris telah mencuri kemenangan itu.
Hubungan buruk Inggris dan Argentina mencapai puncaknya pada tahun 1982. Tanpa diduga, Argentina yang kala itu dikuasai junta militer pimpinan Presiden Leopoldo Galtieri tiba-tiba menginvasi Falklands Island yang sudah lama dikuasai Inggris. Galtieri mengklaim Falklands, yang disebut Malvinas oleh Argentina, adalah milik negara tersebut.