Kredo "Football is coming home" semakin kencang terdengar di seantero Inggris. Dari London hingga Manchester. The Three Lions, julukan Tim Nasional Inggris, akhirnya sukses menembus final Euro 2020. Tidak jauh berbeda dengan Inggris, pendukung Gli Azzuri pun sedang sumringah. Dari Roma hingga Milan seakan siap berpesta. Lalu, siapa jagoanmu di final?
Inilah pertama kali Inggris mencapai final di UEFA European Championship. Suatu penantian yang panjang. Tetapi, Inggris belum juara. Begitu pula Italia.Â
Dan euforia yang berlebihan bisa menyakitkan, jika kalah. Seperti kata pepatah Inggris, "He who laughs last, laughs loudest". Dia yang tertawa terakhir akan tertawa paling keras.
Inggris memang tampil brilian sepanjang turnamen. Sejak babak penyisihan grup hingga mencapai semi final, gawang The Three Lions yang dikawal Jordan Pickford, kiper asal Everton, belum pernah kebobolan sama sekali.Â
Adalah Mikkel Damsgaard, winger Denmark, yang akhirnya sukses menjebol gawang Inggris untuk pertama kali.
Di seberang sana, Gli Azzurri, sebutan Timnas Italia, tidak kalah cemerlang. Di bawah asuhan Roberto Mancini, pasukan Italia tampil ciamik dan tidak terkalahkan.Â
Bahkan Italia sudah tidak pernah menyentuh kekalahan sejak September 2018. Sampai pertandingan terakhir di Semi Final Euro 2020, Italia telah meraup 33 kemenangan tanpa kalah. Fantastico!
Pasalnya, Inggris sendiri sudah pernah dua kali tersandung di babak semi-final di perhelatan Piala Eropa sebelumnya. Tetapi, kedua timnas inilah yang kini siap berlaga di final pada 12 Juli 2021 mendatang di Wembley Stadium - London.
Pertemuan Inggris dan Italia juga menarik jika ditilik dari aspek sejarah. Julius Caesar, Diktator Romawi, pernah menginvasi Inggris sekitar tahun 55 - 54 SM. Bahkan di era Kekaisaran Romawi, daratan Inggris pun dijadikan salah satu Provinsi Romawi. Sebagian peninggalan Romawi hingga kini masih terlihat di Inggris bagian utara, seperti Hadrian's Wall, Chester Roman Fort, dll.Â
Kini punggawa Gli Azzurri harus tampil bak 'Roman Army' di stadion Wembley. Lapangan rumput mahal di Wembley pun bisa dianggap sebagai arena di dalam Colosseum. Tentunya sambil mengingat semboyan Caesar, Veni, Vidi, Vici yang bermakna saya datang, saya lihat, saya menang.
Pada puncak kejayaannya di awal abad ke-20, British Empire bahkan disebut-sebut sebagai salah satu kerajaan terbesar di dunia.Â
Seperti tercatat dalam sejarah, pada tahun 1913, Inggris menguasai suatu wilayah yang sangat luas dengan populasi mencapai 412 juta jiwa. Wilayah yang dikuasainya meliputi dominion, koloni, protektorat dan wilayah lainnya yang berada di bawah administrasi kerajaan.
Bagaimana dengan armada Inggris? Seperti sejarah di balik julukan The Three Lions yang diadopsi dari emblem yang digunakan Raja Richard I sebagai simbol Inggris pada abad ke-12.Â
Timnas Inggris pun bakal tampil bak singa, persis seperti Raja Richard I yang terkenal dengan julukan "Richard the Lion Heart" (Richard Si Hati Singa).
Raja Richard I, salah satu tokoh Perang Salib, memiliki reputasi sebagai seorang pemimpin militer yang hebat. Dia juga pejuang yang tidak pernah takut apapun. Karena keberaniannya itu, sang Raja pun digelari 'Richard the Lion Heart'. Pasukan Timnas Inggris pun sudah pasti akan tampil berani seperti sang raja dan juga gagah bak 'English Knights' yang terkenal di masa lalu.
Sebaliknya, andaikan Inggris yang menang, maka The Three Lions akan mencatat sejarah manis sebagai juara Piala Eropa untuk pertama kalinya. Sekaligus mengobati kekecewaan mendalam kala gagal masuk final di Euro 1996. Padahal saat itu Inggris yang menjadi tuan rumah.
Final Inggris vs Italia adalah final idaman banyak pecinta bola. Meskipun tidak sepenuhnya sama, final ini bak representasi dua kiblat sepak bola di Eropa, yakni English Premier League kontra Serie A- Italia.Â
Pemain-pemain bertalenta hebat dari klub-klub ternama di kedua liga ikut bertarung di lapangan hijau.
Sama persis ketika dua klub kesayangan penulis, yakni AC Milan dan Liverpool harus berjibaku di Final Liga Champions. Bukan hanya sekali, tetapi sampai dua kali. Yang pertama di Ataturk Olympic Stadium- Istanbul pada tahun 2005. Lalu, di Olympic Stadium- Athena pada tahun 2007.
 Ah, jadi ingat sebuah lagu lawas dari Mary MacGregor, "Torn Between Two Lovers". Memang sulit memilih satu di antara keduanya. Yang satu disayang, yang lain dicinta. Olala.
Torn between two lovers, feelin' like a fool
Lovin' both of you is breakin' all the rules...
***
Kelapa Gading, 9 Juli 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto yg ditampilkan sesuai keterangan di masing-masing foto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H