Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Euro 2020, "Torn Between Two Lovers"

9 Juli 2021   08:30 Diperbarui: 9 Juli 2021   08:33 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Skuad Italia. Sumber: Valerio Pennicino /uefa / Kompas

Kredo "Football is coming home" semakin kencang terdengar di seantero Inggris. Dari London hingga Manchester. The Three Lions, julukan Tim Nasional Inggris, akhirnya sukses menembus final Euro 2020. Tidak jauh berbeda dengan Inggris, pendukung Gli Azzuri pun sedang sumringah. Dari Roma hingga Milan seakan siap berpesta. Lalu, siapa jagoanmu di final?

Inilah pertama kali Inggris mencapai final di UEFA European Championship. Suatu penantian yang panjang. Tetapi, Inggris belum juara. Begitu pula Italia. 

Dan euforia yang berlebihan bisa menyakitkan, jika kalah. Seperti kata pepatah Inggris, "He who laughs last, laughs loudest". Dia yang tertawa terakhir akan tertawa paling keras.

Inggris memang tampil brilian sepanjang turnamen. Sejak babak penyisihan grup hingga mencapai semi final, gawang The Three Lions yang dikawal Jordan Pickford, kiper asal Everton, belum pernah kebobolan sama sekali. 

Adalah Mikkel Damsgaard, winger Denmark, yang akhirnya sukses menjebol gawang Inggris untuk pertama kali.

Skuad Timnas Inggris. Sumber: www.theathletic.com
Skuad Timnas Inggris. Sumber: www.theathletic.com
Jika kuat di sektor belakang, di sisi depan pun Timnas Inggris cukup tajam mengoyak jala lawan. Timnas yang dikapteni Harry Kane, striker asal Tottenham Hotspur dkk sukses menggelontorkan 9 gol ke gawang lawannya. Termasuk gol terakhir ke gawang Denmark di Semi Final.

Di seberang sana, Gli Azzurri, sebutan Timnas Italia, tidak kalah cemerlang. Di bawah asuhan Roberto Mancini, pasukan Italia tampil ciamik dan tidak terkalahkan. 

Bahkan Italia sudah tidak pernah menyentuh kekalahan sejak September 2018. Sampai pertandingan terakhir di Semi Final Euro 2020, Italia telah meraup 33 kemenangan tanpa kalah. Fantastico!

Frederico Chiesa, andalan Gli Azzurri. Sumber: AFP / www.bola.kompas.com
Frederico Chiesa, andalan Gli Azzurri. Sumber: AFP / www.bola.kompas.com
Sejatinya, tidak banyak yang menjagokan Gli Azzuri tampil di final. Dan banyak pula pengamat yang meragukan The Three Lions bisa melaju hingga final. 

Pasalnya, Inggris sendiri sudah pernah dua kali tersandung di babak semi-final di perhelatan Piala Eropa sebelumnya. Tetapi, kedua timnas inilah yang kini siap berlaga di final pada 12 Juli 2021 mendatang di Wembley Stadium - London.

Pertemuan Inggris dan Italia juga menarik jika ditilik dari aspek sejarah. Julius Caesar, Diktator Romawi, pernah menginvasi Inggris sekitar tahun 55 - 54 SM. Bahkan di era Kekaisaran Romawi, daratan Inggris pun dijadikan salah satu Provinsi Romawi. Sebagian peninggalan Romawi hingga kini masih terlihat di Inggris bagian utara, seperti Hadrian's Wall, Chester Roman Fort, dll. 

Kini punggawa Gli Azzurri harus tampil bak 'Roman Army' di stadion Wembley. Lapangan rumput mahal di Wembley pun bisa dianggap sebagai arena di dalam Colosseum. Tentunya sambil mengingat semboyan Caesar, Veni, Vidi, Vici yang bermakna saya datang, saya lihat, saya menang.

Skuad Italia. Sumber: Valerio Pennicino /uefa / Kompas
Skuad Italia. Sumber: Valerio Pennicino /uefa / Kompas
Namun, Inggris pun bukan lagi seperti suku-suku kecil yang pernah dilibas pasukan Romawi di masa lalu. Sejak berdiri pada tahun 927, Kerajaan Inggris telah berkembang menjadi salah satu kerajaan terkuat di dunia. Dan Inggris semakin besar dan kuat setelah bersama Skotlandia mendirikan Britania Raya pada tahun 1707.

Pada puncak kejayaannya di awal abad ke-20, British Empire bahkan disebut-sebut sebagai salah satu kerajaan terbesar di dunia. 

Seperti tercatat dalam sejarah, pada tahun 1913, Inggris menguasai suatu wilayah yang sangat luas dengan populasi mencapai 412 juta jiwa. Wilayah yang dikuasainya meliputi dominion, koloni, protektorat dan wilayah lainnya yang berada di bawah administrasi kerajaan.

Harry Kane, striker tajam Inggris. Sumber: AFP/Getty/www.uefa.com
Harry Kane, striker tajam Inggris. Sumber: AFP/Getty/www.uefa.com
Jelang Final Euro 2020, baik Italia maupun Inggris yang sama-sama memiliki sejarah yang luar  biasa tentu saja bakal tampil habis-habisan. Pasukan Italia akan tampil bak 'Roman Army' yang terkenal dengan disiplin tinggi, organisasi kuat serta strategi perang yang mengagumkan. 

Bagaimana dengan armada Inggris? Seperti sejarah di balik julukan The Three Lions yang diadopsi dari emblem yang digunakan Raja Richard I sebagai simbol Inggris pada abad ke-12. 

Timnas Inggris pun bakal tampil bak singa, persis seperti Raja Richard I yang terkenal dengan julukan "Richard the Lion Heart" (Richard Si Hati Singa).

Raja Richard I, salah satu tokoh Perang Salib, memiliki reputasi sebagai seorang pemimpin militer yang hebat. Dia juga pejuang yang tidak pernah takut apapun. Karena keberaniannya itu, sang Raja pun digelari 'Richard the Lion Heart'. Pasukan Timnas Inggris pun sudah pasti akan tampil berani seperti sang raja dan juga gagah bak 'English Knights' yang terkenal di masa lalu.

English Knights di Euro 2020. Sumber: Getty images / www.theindependent.co.uk
English Knights di Euro 2020. Sumber: Getty images / www.theindependent.co.uk
Kembali ke sejarah terkini yang akan digoreskan salah satu finalis ini. Jika Italia menang, maka Gli Azzurri akan menorehkan rekor sempurna tidak terkalahkan hingga juara di Euro 2020. Sekaligus menjadi kampiun Piala Eropa yang ke-2 kalinya setelah pernah juara di pagelaran Euro 1968.

Sebaliknya, andaikan Inggris yang menang, maka The Three Lions akan mencatat sejarah manis sebagai juara Piala Eropa untuk pertama kalinya. Sekaligus mengobati kekecewaan mendalam kala gagal masuk final di Euro 1996. Padahal saat itu Inggris yang menjadi tuan rumah.

Final Inggris vs Italia adalah final idaman banyak pecinta bola. Meskipun tidak sepenuhnya sama, final ini bak representasi dua kiblat sepak bola di Eropa, yakni English Premier League kontra Serie A- Italia. 

Pemain-pemain bertalenta hebat dari klub-klub ternama di kedua liga ikut bertarung di lapangan hijau.

Timnas Inggris didukung pemain dari berbagai klub EPL. Sumber: www.thesun.ie
Timnas Inggris didukung pemain dari berbagai klub EPL. Sumber: www.thesun.ie
Pendukung salah satu timnas tentu saja mudah bersikap. Mendukung Italia atau memihak Inggris. Tetapi, bagaimana dengan penggemar sepak bola yang menyukai keduanya? Itulah dilema yang kini dialami penulis yang kebetulan pendukung keduanya.

Sama persis ketika dua klub kesayangan penulis, yakni AC Milan dan Liverpool harus berjibaku di Final Liga Champions. Bukan hanya sekali, tetapi sampai dua kali. Yang pertama di Ataturk Olympic Stadium- Istanbul pada tahun 2005. Lalu, di Olympic Stadium- Athena pada tahun 2007.

Filippo Inzaghi yg menjebol gawang Pepe Reina. Sumber: www.uefa.com
Filippo Inzaghi yg menjebol gawang Pepe Reina. Sumber: www.uefa.com
Sebagai seorang Milanisti dan juga Kopites, menyaksikan pertandingan final keduanya, ibarat terbelah di antara dua cinta. Begitu pula yang terjadi nanti di Final Euro 2020. :)

 Ah, jadi ingat sebuah lagu lawas dari Mary MacGregor, "Torn Between Two Lovers". Memang sulit memilih satu di antara keduanya. Yang satu disayang, yang lain dicinta. Olala.

Torn between two lovers, feelin' like a fool
Lovin' both of you is breakin' all the rules...


***

Kelapa Gading, 9 Juli 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan: Foto-foto yg ditampilkan sesuai keterangan di masing-masing foto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun