Penampilan impresif Timnas Swiss di Euro 2020 memang sudah berakhir. Namun, bagi banyak warga Swiss,"La Nati", julukan Timnas Swiss pantas pulang dengan kepala tegak. Dan tidak berlebihan jika Xherdan Shaqiri dan kawan-kawan pun mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah Konfederasi Swiss yang berpusat di ibu kota Bern.Â
Hm, Bern memang tidak jauh dari sepak bola. Di kota indah inilah final bersejarah "1954 FIFA World Cup" berlangsung dan kini dikenang sebagai "The Miracle of Bern". Yuk, ikut ke Bern!
Bern atau Berne adalah ibu kota negara Swiss. Berbeda dengan hampir semua ibu kota negara Eropa lainnya yang seakan mengikuti suatu aturan baku. Kota terbesar di negara itulah yang menjadi ibu kota negara. Sebut saja di antaranya, London, Berlin, Paris, Madrid, Moskwa dan ibu kota lainnya yang menyandang status sebagai kota terbesar di negara masing-masing.
Tidak demikian dengan Swiss. Kota terbesarnya adalah Zurich yang juga dikenal sebagai pusat perdagangan dan keuangan di Swiss. Bagaimana dengan Bern?Â
Dengan populasi sekitar 144 ribu, kota ini pun hanya menduduki urutan ke-5 sebagai kota terbesar di Swiss. Akan tetapi, kota Bern lah yang akhirnya dipilih sebagai kota federal.
Syahdan, pada tanggal 28 November 1848, ketika Konfederasi Swiss dibentuk, mayoritas anggota Dewan Nasional dan Dewan Negara sepakat memilih Bern sebagai pusat Konfederasi Swiss. Pilihan ini pun membuat Bern menyandang status sebagai Kota Federal yang secara de facto sama saja dengan ibu kota negara.
Zurich hanya berjarak 122 km dari Bern, sedangkan Jenewa sekitar 159 km. Penulis sendiri menuju ke Bern melalui sebuah perjalanan singkat sekitar 45 menit dari Interlaken.
Seperti banyak kota lainnya di Eropa, pesona Bern pun berpusat di kawasan kota tuanya yang masih menyimpan banyak bangunan klasik dari abad pertengahan. Kota tua ini dibangun di atas bukit yang dikelilingi sungai Aare. Di beberapa bagian kota tua terlihat perbedaan ketinggian yang bisa mencapai 60-an meter.
Kota tuanya bertengger di sisi kota bagian atas. Sedangkan di bagian bawah kota (Lower Town) merupakan kawasan pemukiman yang dikenal sebagai Mattequartier.
Memasuki kawasan kota tua di Bern bak menembus lorong waktu kembali ke abad pertengahan. Mulai dari salah satu pintu masuk kota, yakni Nydeggbrucke yang berada persis di depan Bear Pit hingga kawasan sekitar Bundesplatz tempat berdirinya Bundeshaus (Federal Palace), berderet banyak bangunan yang telah berusia ratusan tahun.
Seperti banyak kota tua lainnya di Eropa, cara terbaik untuk menjelajahinya tentu saja dengan berjalan kaki. Dan di Bern, penulis mengawalinya dari Nydeggbrucke, yakni salah satu jembatan bersejarah di Bern yang dibangun pada tahun 1844.Â
Jembatan ini juga tidak jauh dari sebuah jembatan ikonik lainnya, yakni Untertorbrucke (Lower Gate Bridge). Inilah jembatan satu-satunya yang membentang di atas Sungai Aare sampai setidaknya pertengahan abad ke-19. Dibangun pada tahun 1461-89, Untertorbrucke pun dilabeli sebagai jembatan tertua di Bern.
Di jalan indah dengan fasad bergaya gotik dan barok ini pun pernah tinggal banyak tokoh ternama, termasuk fisikawan paling berpengaruh dari abad ke 20, yakni Albert Einstein.
Rumah bekas kediaman Einstein atau Einstein-Haus terletak di Kramgasse nomor 49. Konon, Einstein tinggal di lantai dua apartemen ini bersama istrinya Mileva Maric dan anak mereka Hans antara tahun 1903 -1905. Einstein memang sangat terkenal di kota ini. Selain rumah kediamannya ini, di Bern juga terdapat Einstein Museum.
Meskipun menara ini telah mengalami banyak renovasi, Zytglogge (time bell) tetap diakui sebagai monumen tertua di kota Bern. Kini Zytglogge terdaftar sebagai sebuah warisan budaya Swiss dan sekaligus bagian dari UNESCO World Cultural Heritage Site.
Bern Minster tidak hanya terkenal dengan gaya arsitekturnya yang cantik. Di halaman belakang katedral ini pun menarik didatangi. Di sisi inilah terdapat Munster Platform, semacam dek observasi di mana pengunjung bisa menyaksikan suatu panorama nan elok ke arah sungai Aare dan kawasan kota di bawahnya.
Inilah Federal Palace (Istana Federal) atau Bundeshaus yang merupakan kantor pemerintahan Konfederasi Swiss yang menaungi Majelis Federal Swiss (Legislatif) dan Dewan Federal (Eksekutif). Di sini pula berkantor Presiden Konfederasi Swiss.
Pesona Bern tidak hanya itu. Kota inipun sekilas mengingatkan penulis akan kota Roma- Italia yang sangat termasyhur dengan ratusan air mancur bergaya barok yang tersebar di seantero kota abadi itu. Dan di sini, betul di Bern, penulis pun tidak kalah terpukau oleh puluhan air mancurnya. Memang tidak sebanyak di Roma, tetapi Bern pun boleh saja disebut City of Fountains.
Mulai dari patung yang terinspirasi kisah di dalam kitab suci, seperti Samson yang membunuh seekor singa. Hingga air mancur lainnya yang memuja kekuatan Bern, misalnya Zhringerbrunnen (seekor beruang dengan baju perang). Dan tentu saja, sama dengan di Roma, semua air dari air mancur ini dapat diminum.Â
Alkisah, pada tahun 1191, Berthold V, Duke of Zahringen, pendiri kota Bern, berjanji menamakan kota yang baru didirikannya ini berdasarkan binatang yang pertama kali ditangkapnya. Apa yang terjadi?Â
Ternyata sang Adipati yang berasal dari Dinasti Zahringen itu berhasil membunuh seekor beruang. Kota inipun dinamakan Bern yang berasal dari kata barren yang berarti Beruang.
Kota Bern memang tidak didirikan di tepi sebuah danau seperti sebagian besar kota ternama lainnya di Swiss. Namun, Bern setidaknya memiliki sungai Aare yang mendekapnya dengan mesra. Dan ratusan air mancur di seputar kota ini pun membuatnya makin memikat. Ah, Bern memang memesona. Setuju?
***
Kelapa Gading, 5 Juli 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:Â
Foto-foto yg ditampilkan adalah koleksi pribadi, kecuali 4 foto terakhir yg sesuai keterangan di foto masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H