Inovasi memang nyaris tanpa batas. Jika dulu kita hanya bisa membeli berbagai minuman ringan, camilan, rokok, hingga kopi dari vending machine. Kini pizza, makanan khas Italia, pun bisa dibeli lewat mesin penjual otomatis ini. Bukan pizza dingin, tetapi pizza yang baru dipanggang. Freshly baked! Dan pizza buatan mesin ini bahkan sudah masuk ke Roma, ibu kota negara asal pizza. Mamma Mia!
Pizza, Spaghetti, dan Lasagna bisa dibilang makanan yang sangat identik dengan budaya kuliner di Italia. Kebanggaan ini pun kerap ditunjukkan dengan sikap resisten terhadap makanan maupun minuman asal Italia yang telah dimodifikasi negara lain. Tidak heran, Starbucks yang asal Amerika Serikat, misalnya, pernah ditolak di negeri yang menemukan kopi espresso dan cappuccino ini.
Pada umumnya, semua orang Italia lebih suka menyantap pizza khas Italia yang tipis, renyah, dengan topping sederhana. Misalnya, Pizza Margherita. Selain itu, pizza Italia pun dibakar menggunakan metode klasik di perapian tungku dengan menggunakan kayu bakar. Berbeda dengan pizza Amerika yang lebih tebal dengan berbagai varian topping penuh daging. Anda pasti tahu salah satu di antaranya. Betul, contohnya Meat Lover.
Baca juga: "Pizza, Makanan Khas Italia yang Mendunia"
Sejatinya, pizza buatan vending machine telah ditemukan sejak tahun 2009. "Let's Pizza" adalah perusahaan asal Italia pertama yang memproduksi mesin pembuat pizza otomatis ini.Â
Awalnya, Claudio Torghele, pengusaha asal Rovereto yang menciptakan mesin ini, hanya bermaksud membuat sebuah mesin untuk merubah makanan beku menjadi makanan siap saji. Ibarat fungsi sebuah microwave.
Namun, pada akhirnya, Claudio justru tergoda mengembangkan lebih jauh. Dia pun menciptakan sebuah mesin penjual otomatis yang bisa membuat pizza dari bahan mentah. Mesin otomatis ini bekerja cepat.Â
Mulai dari membuat adonan, membentuk kulit pizza, menaburi topping keju dan tomat, memanggang pada suhu tinggi sekitar 380 derajat celcius, hingga menyodorkan ke pelanggan yang menunggu di depan mesin. Dan semua proses ini berlangsung sekitar 3 menit! Fantastico!
Tahun 2018 lalu, misalnya, kota Hiroshima di Jepang tetiba ikut menjadi topik pembicaraan karena kehadiran sebuah mesin pembuat pizza pertama di kota pelabuhan itu.Â
Vending machine yang juga merupakan yang pertama di negeri Sakura itu pun sempat viral dan banyak diulas berbagai media. Padahal di Jepang sendiri, terdapat jutaan vending machine yang biasa menjajakan ribuan jenis produk. Tetapi, pizza yang masih panas? Aha, tentu saja sesuatu yang sangat berbeda!
Mesin penjaja pizza yang disebut "Pizza Self 24" itupun menjadi sangat populer. Di saat itu, pelanggan yang ikut antri membeli pizza tidak hanya warga kota pelabuhan itu, tetapi juga dari kota-kota lain di sekitarnya. Kelebihan mesin penjual otomatis tentu saja ada. Ibarat mesin ATM yang bisa terus beroperasi tanpa jeda.
Vending machine memang bak mesin nan sakti. Hanya melalui beberapa proses sederhana, Anda sudah bisa memilih jenis pizza yang diingini. Tidak mengherankan, kini makin banyak jenama (brand) yang muncul di pasar.Â
Selain Let's Pizza, setidaknya ada beberapa perusahaan lainnya yang terjun ke bisnis ini. Di antaranya, Pizza Touch, PizzaForno, Pizza Self, Pizza ATM, dan lain-lain.
Akan tetapi, kehadiran Mr. Go Pizza di jantung kota Roma yang akhirnya memancing perdebatan seru. Vending machine ini pun ramai diberitakan banyak media nasional di negara asal pizza itu. Tidak ketinggalan berbagai media internasional ternama sekelas Reuters, The Guardian, New York Post, The Straits Times dan Kompas.
Seperti dikutip dari harian asal Inggris, The Guardian, sejak dibuka tanggal 6 April 2021 lalu, Mr. Go Pizza sudah menjual sekitar 900 pizza. Lumayan, tetapi tidak terlalu impresif.Â
Boleh jadi pembelinya hanya sekedar tertarik dengan konsepnya yang unik. Dan mungkin saja mereka membelinya di saat tertentu ketika semua pizzeria sudah tutup. :)
Bagaimana respons warga kota Roma dengan kehadiran pizza buatan mesin ini? Sudah pasti sangat menarik. Apalagi di kota seperti Roma yang terdapat ribuan pizzeria (kedai pizza) yang mengisi hampir setiap sudut jalan di ibukota Italia ini.Â
Dari berbagai wawancara dengan warga Roma, seperti yang dilansir kantor berita Reuters, mayoritas warga sepertinya tidak menyukai pizza kreasi mesin ini.
Warga kota Roma lain, seperti Ludovica bahkan tidak mau mencobanya. "I would never eat pizza from a machine. It's horrible," kata Ludovica ke Reuters. Respons yang hampir sama juga disampaikan Alexandra, "It's a bit sad to see pizza coming out of a machine". Namun, tidak semuanya berpandangan skeptis atas kehadiran pizza vending machine ini.
Massimo Bucolo, seorang pebisnis, bahkan optimis dengan peluang pizza vending machine ini, meskipun dihadang berbagai resistensi. Baginya, kehadiran pizza buatan mesin ini bukan suatu serangan terhadap para pembuat pizza tradisional. Lagipula, 'pizza' buatan Mr. Go Pizza lebih merupakan kombinasi antara pizza dan piadina, yaitu roti pipih yang berasal dari wilayah Romagna, Italia.
Tidak itu saja. Bagi banyak Italiano, pengalaman menikmati pizza klasik, sejatinya termasuk menyaksikan atraksi seorang pizzaiolo (pembuat pizza) membuat sepotong pizza.Â
Dari membuat adonan, membentuk pizza, Â memanggangnya di tungku yang masih menggunakan kayu bakar, sampai menyajikannya ke pelanggan. Sayang sekali, atraksi ini kian langka ditemukan di kota Roma yang tradisi kulinernya terus digempur berbagai budaya kuliner serba instant.
Budaya serba instant memang terus merangsek maju. Pelan tapi pasti mulai menggeser sebagian warisan budaya kuliner dunia, setidaknya dimulai dari proses penyajian yang kian praktis. Tidak hanya berbagai jenis mie hingga ramen yang dijual dalam kemasan. Pizza pun kini disiapkan seorang pembuat pizza bernama 'vending machine'. Dan mungkin saja, besok-besok Anda memesan nasi goreng dari sebuah mesin yang berada di pojok jalan dekat rumahmu. Astaga!
***
Kelapa Gading, 12 Mei 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Sumber foto-foto yang digunakan sesuai dengan keterangan di masing-masing foto.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H