Julukan berbeda, tetapi bermakna sama negatif, juga pernah disematkan Bob de Moor, seorang komikus asal Belgia. Dalam salah satu strip komiknya, Bob de Moor mengisahkan petualangan Georges Barelli dan Inspektur Polisi Moreau di Nusa Penida. Menariknya, komik yang dipublikasikan tahun 1982-1983 itu diberi judul, "La isla del Brujo" atau Pulau Penyihir.
Semua latar belakang sejarah serta legenda semacam inilah yang menyelubungi Nusa Penida. Dan itulah yang boleh jadi membuat Nusa Penida seakan terkucil dari pentas pariwisata Bali dalam waktu lama.Â
Namun, siapa sangka, banyak tebing tinggi yang dulu dianggap sebagai hambatan alam, kini menjadi destinasi wisata yang menakjubkan.
Jika Bob de Moor saja tertarik ke Nusa Penida, bagaimana dengan Anda? Jika ke Bali lagi, sudah saatnya melupakan sejenak kawasan yang "itu-itu saja". Setidaknya, lewatkan waktu semalam di pulau ini agar memiliki waktu cukup untuk mengunjungi berbagai spot wisatanya yang kini sudah bertengger di puncak ketenaran.
Destinasi wisata di Nusa Penida sendiri tersebar di tiga wilayah pulau ini, yakni di Nusa Penida Barat, Timur dan Selatan. Namun, dari ketiganya, harus diakui hanya wilayah barat dan timur yang paling ramai didatangi wisatawan. Pasalnya, di kedua sisi inilah berkumpul beberapa objek wisata yang paling terkenal di seantero pulau.
Adalah Nusa Penida Barat yang paling awal dikenal. Spot di sini sangat menakjubkan. Sebut misalnya, Pantai Kelingking, Pasih Uug (Broken Beach), Angel's Billabong, dan Pantai Crystal Bay.
Lobang besar itu terbentuk karena abrasi air laut selama ratusan tahun. Sangat menakjubkan, apalagi ketika jelang matahari terbenam. Amboi, indahnya!
Pasih Uug yang juga tenar dengan nama "Broken beach" pun segera menyedot datangnya wisatawan dari mana-mana. Pesonanya kian memukau karena air laut yang terperangkap terlihat begitu jernih dan berwarna kebiruan. Keunikan Pasih Uug inilah yang menobatkannya sebagai salah satu spot idaman para pemburu foto berlabel instagrammable.