Panorama ke Ternate dari Pelabuhan Rum-Tidore. Sumber: koleksi pribadi
Sebagai sebuah provinsi kepulauan yang jauh di timur, akses ke wilayah ini memang lebih terbatas. Penerbangan langsung dari Jakarta, misalnya, hanya sampai ke Ternate. Sedangkan opsi lainnya bisa melalui Manado. Dari ibukota Sulawesi Utara ini tersedia penerbangan langsung ke Kao di Halmahera Utara.
Akan tetapi, jika ingin menikmati suatu destinasi yang berbeda, maka keterbatasan aksesibilitas ini sama sekali bukan halangan. Berwisata ke timur Indonesia jelas sangat layak dijalani. Betapa tidak, Maluku Utara memiliki begitu banyak spot wisata berkelas, baik pulau, pantai maupun spot menyelam yang menakjubkan.
Pulau atol Fostofiri- Jailolo. Sumber: koleksi pribadi
Di antara 1,474 pulau yang tersebar di sekitar Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan dan 8 Kabupaten lainnya, masih terdapat 1,385 pulau yang tidak berpenghuni. Jika ingin berpetualang di pulau kosong bak Robinson Crusoe pun tidak sulit. Di sekitar kota
Tobelo- Halmahera Utara saja, Anda bisa kunjungi beberapa pulau kosong yang indah.
Suka budaya dan sejarah? Inilah destinasi tujuanmu. Masyarakat di Maluku Utara sangat beragam. Setidaknya terdapat 28 suku dan bahasa di Maluku Utara. Dan soal sejarah, Maluku Utara ibarat buku sejarah yang sangat menarik. Anda tentu masih ingat betapa heroiknya Sultan Baabullah dari Ternate maupun Sultan Nuku dari Tidore.
Masjid Raya Al-Munawar, Ternate. Sumber: koleksi pribadi
Tidak hanya sejarah kejayaan Kesultanan Ternate, Kesultanan Tidore, dll. Pulau
Morotai, salah satu pulau dan kabupaten di Maluku Utara pun tercatat dalam sejarah Perang Dunia II. Di pulau inilah Jenderal Douglas McArthur pernah mendaratkan pasukannya yang terkenal pada 15 September 1944 dan menaklukkan pasukan Jepang. Kini pengunjung ke Morotai bisa menyaksikan sebuah monumen untuk sang Jenderal di Pulau Zum zum yang berada di seberang kota Daruba, ibukota Morotai.
Peninggalan Perang Dunia II juga bisa dilihat di Kao - Halmahera Utara. Kota kecamatan ini pernah menjadi markas ribuan pasukan Jepang antara tahun 1942-1945. Pada puncaknya, jumlah prajurit Jepang mencapai 42,000. Dan seperti di berbagai tempat lainnya, Jepang juga membangun banyak barak hiburan di sini. Lengkap dengan 'Jugun Ianfu' dari berbagai negara taklukkan. Kampung Kao yang damai pun pun sempat disebut "Little Tokyo".
Kini jejak pasukan Jepang hanya bisa dilihat dari bangkai Kapal Toshimura yang karam di Teluk Kao akibat dibom pasukan AS. Dan tentunya bekas landasan terbang yang dibangun Jepang yang kini menjadi bagian dari Bandara Kuabang Kao.
Teluk Jailolo- Halmahera Barat. Sumber: koleksi pribadi
Meskipun Maluku Utara belum menjadi destinasi wisata unggulan di Indonesia, namun jalan ke arah sana terbuka lebar. Apalagi provinsi ini kian rajin mempromosikan diri lewat berbagai aktivitas bahari yang dibalut atraksi budaya yang memikat. Sebut saja,
"Festival Teluk Jailolo", salah satu festival tahunan yang digelar sejak tahun 2009 di Kabupaten Halmahera Barat.
Begitu pula, "Sail Morotai" yang pernah dilaksanakan Kabupaten Morotai dan diikuti "Festival Morotai"Â yang bertujuan melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budaya lokal, serta mengenalkan potensi wisata Morotai. Dan aktivitas teranyar yang baru saja diluncurkan di bulan April ini adalah "Road to Sail Tidore 2021", yang puncak acara akan berlangsung dari 20 sampai 26 September 2021. Sangat menarik, bukan?
Pantai Jikomalamo-Ternate. Sumber: koleksi pribadi
Andaikan Anda tidak mengikuti berbagai festival yang telah masuk di "Calender of Events" di atas pun, Maluku Utara tetap saja sangat menarik untuk dikunjungi hampir sepanjang tahun. Ternate, misalnya, menyajikan begitu banyak destinasi wisata yang sangat menawan hati. Mulai dari Hol Sulamadaha yang indah hingga Pantai Jikomalamo yang memesona.
Baca juga: "Ternate, Mutiara di Timur yang Fotogenik"
Lihat Trip Selengkapnya