Di ibukota Paris - Prancis, ada dua nama "Louis" yang sangat populer. Yang pertama tentu saja, Raja Louis XIV yang berjuluk "The Sun King". Raja terkenal yang membangun Istana Versailles ini ikut merubah wajah kota Paris menjadi kian artistik di abad ke-17. Namun, sebuah nama "Louis" lain boleh jadi lebih dikenal para fashionista dan pelancong dunia di abad ke-21 saat ini. Betul, siapa lagi kalau bukan "Louis Vuitton".
Raja Louis XIV (1638-1715), yang juga dikenal sebagai "Louis the Great", adalah raja yang paling lama berkuasa dalam sejarah Monarki di Prancis.
Sejak awal pemerintahannya saja, Louis XIV telah membuat dunia tercengang. Setelah sang ayah, Louis XIII, wafat pada tahun 1643, Louis XIV yang baru berusia 5 tahun pun dinobatkan sebagai raja dan mewarisi takhta monarki Prancis yang saat itu sedang rapuh, tidak stabil dan nyaris bangkrut.
Mengingat usianya yang masih sangat belia, Ibunya Ratu Anne lalu bertindak sebagai pengawas dengan dibantu Kardinal Jules Mazarin (1602-1661), menteri utama dan orang kepercayaannya. Dan Louis XIV baru mulai berkuasa penuh setelah kematian sang menteri utama pada tahun 1661.
Berbeda dengan tradisi sebelumnya, Louis XIV tidak lagi menggunakan seorang menteri utama. Louis XIV memegang kendali kekuasaan secara absolut. Dia bahkan mengangkat dirinya sebagai Wakil Tuhan. Artinya, setiap ketidakpatuhan terhadap maklumatnya bisa dianggap dosa.
Akan tetapi, nama Louis XIV rupanya belum cukup 'menjual' bagi banyak wisatawan Asia pada umumnya. Penyebabnya, ada nama "Louis" lain yang lebih menarik perhatian.
Uniknya, para wisatawan ini bahkan rela mempercepat kunjungan ke istana Louis XIV di Versailles agar bisa mengunjungi sebuah butik mewah Louis Vuitton di Champs Elysees, Paris. :)
Meskipun demikian, kiprah Louis Vuitton di industri mode di Prancis tidak kalah fenomenal. Rumah mode dan perusahaan pembuat produk mewah yang didirikan tahun 1854 oleh Louis Vuitton kini bak sebuah destinasi wisata populer saja.
Monogram LV yang sangat ikonik menghiasi hampir semua produknya. Mulai dari koper mewah, tas tangan mahal, sepatu, hingga asesoris lainnya. Monogram yang dirancang Georges Vuitton di tahun 1896 sebagai kenangan terhadap ayahnya, pendiri LV, adalah simbol sarat gengsi bagi pemiliknya. Tidak heran, hampir semua produk rancangannya pun menjadi barang incaran kalangan atas di mana-mana.
Pada tahun 1854, di usia 33 tahun, Vuitton menikah dengan Clemence-Emilie Parriaux. Dan tidak lama kemudian, dia pun meninggalkan pekerjaannya di toko Marechal dan membuka tokonya sendiri di Rue Neuve des Capucines, Paris. Di sinilah Louis Vuitton makin mengukuhkan dirinya sebagai pembuat koper yang handal.
Setelah kematiannya pada 27 Februari 1892, anak tunggalnya Georges Ferrol Vuitton meneruskan bisnis Louis Vuitton secara lebih ekspansif. George mulai ikut pameran di Chicago World's Fair di tahun 1893. Jenama Louis Vuitton pun makin dikenal di luar Prancis.
Selanjutnya di tahun 1930, Louis Vuitton meluncurkan 'Keepall bag'. Dan dua tahun berikutnya disusul 'Noe bag' yang sangat legendaris. Louis Vuitton Noe bag awalnya dibuat untuk pedagang anggur agar bisa menyimpan botol anggurnya dengan aman. Setelah itu, LV kembali mengeluarkan produk berikutnya, yakni 'Louis Vuitton Speedy bag'. Semua produk ikonik ini hingga kini masih terus dijual. Keunggulan desain LV memang tidak mudah ketinggalan zaman.
Di tahun 1997, Louis Vuitton mengangkat Marc Jacobs sebagai Direktur Kreatif LV. Suatu keputusan yang sangat strategis. Perancang kondang asal New York ini langsung memberikan warna baru di deretan produk keluaran Louis Vuitton. Jacobs memperkenalkan produk siap pakai (pret-a-porter) pertamanya bagi rumah mode ini. Lini produk LV pun kian lengkap.
Marc Jacobs sendiri akhirnya meninggalkan Louis Vuitton pada tahun 2014. Desainer top ini selanjutnya kembali membangun labelnya sendiri yang sudah sempat ditinggalkan.
LV sendiri memang sudah terbiasa menggunakan banyak perancang papan atas dengan bayaran menggiurkan. Dan belum lama ini, Direktur Artistik LV terkini, yakni Virgil Abloeh membuat jagad mode dunia tersentak.Â
Louis Vuitton dan Monogram LV berada di deretan merek paling berharga di dunia. Louis Vuitton pernah terpilih sebagai merek mewah paling berharga di dunia atau "the World's Most Valuable Luxury Brand" selama 6 tahun berurutan (2006-2012). Tahun 2020 lalu, Louis Vuitton pun masih menempati urutan teratas di antara jajaran merek mewah lainnya.
Seperti dilansir media ternama "Forbes", Louis Vuitton berada di posisi nomor 9 di antara berbagai merek global terkenal lainnya. Namun, posisinya merupakan yang tertinggi di antara semua pesaingnya di industri mode dunia. Nilai merek ini mencapai USD 47.2 milyar. Jauh di atas dua pesaing lainnya, yakni Gucci dan Hermes.
Raja Louis XIV memang telah lama tiada. Begitu pula Louis Vuitton Malletier. Tetapi, warisan keduanya hingga kini masih terus menuai kekagumanan. Jika istana Versailles, warisan Louis XIV, masih membuat semua pecinta sejarah dan peminat arsitektur tercengang. Maka, lain lagi dengan warisan Louis Vuitton. Hasil karyanya hingga kini terus menjadi idaman banyak wanita sedunia.
***
Kelapa Gading, 14 April 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto yang digunakan sesuai keterangan di foto masing-masing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H