Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Berburu Foto Cityscape, dari Jakarta hingga Shanghai

30 Maret 2021   08:48 Diperbarui: 31 Maret 2021   02:06 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto 1: Kolase foto Cityscape di Jkt & Taipei. Sumber: koleksi pribadi

Langit Jakarta sedang berbinar di sore itu. Di atas atap sebuah gedung jangkung di Jakarta, sekelompok pehobi fotografi terlihat siap dengan kamera yang sudah terpasang di atas tripod masing-masing. Dan ketika kerlip lampu kota ikut menghiasi langit senja dan membuatnya kian memukau, kamera-kamera itu pun bak berebutan menangkap pesona kota itu sebelum kegelapan malam menyelimutinya. 

"Cityscape photography" atau fotografi lingkup perkotaan kini makin populer di kalangan pecinta fotografi. Tidak hanya di Jakarta. Di kota besar lain di Indonesia pun kian banyak peminatnya. Begitupun di berbagai kota terkenal lainnya di seluruh dunia. Cityscape sendiri bisa dikatakan sebagai representasi lanskap urban.

Genre fotografi ini memang sangat menarik. Tidak berbeda jauh dengan fotografi lanskap, kecuali subjek foto yang berubah. Dari lanskap alam menjadi lanskap urban. Hamparan gedung yang menjulang tinggi, gemerlap lampu kota, serta langit senja menawan adalah kombinasi sempurna bagi pecinta fotografi cityscape.

Foto 2: Panorama Jkt dari atap sebuah gedung di Jl. Sudirman. Sumber: koleksi pribadi
Foto 2: Panorama Jkt dari atap sebuah gedung di Jl. Sudirman. Sumber: koleksi pribadi
Namun, fotografi cityscape bukan semata soal deretan gedung tinggi atau rona langit yang menakjubkan. Sebuah foto cityscape juga kerap berbicara tentang relasi manusia dengan lingkungannya. Meskipun, faktor manusia itu tidak harus ada di dalam bingkai foto tersebut. 

Lihatlah foto di atas! Selain panorama senja, foto yang sama juga menyajikan suatu kesibukan lalu lintas menjelang malam.

Michael Freeman, seorang fotografer Inggris terkenal, mengatakan, "As subject, cities in many ways similiar to natural landscape, with the important addition that they reflect human activity."

Di Jakarta sendiri, peminat genre fotografi ini pernah begitu marak. Pada kurun waktu tertentu, hampir setiap minggu selalu saja ada tawaran berburu foto dari atas beberapa gedung tinggi di ibu kota. 

Acara berbayar yang dikelola beberapa komunitas fotografer itu pun selalu disambut meriah. Pasalnya, akses ke atas atap sebuah gedung tentunya tidak mudah tanpa ada izin dari pengelolanya.

Foto 3: Panorama malam dari atas sebuah mall di Jakarta Barat. Sumber: koleksi pribadi
Foto 3: Panorama malam dari atas sebuah mall di Jakarta Barat. Sumber: koleksi pribadi
Berbagai spot menantang tersebar di berbagai sudut ibu kota. Dari puncak sebuah hotel di sekitar bundaran HI hingga di atas atap sebuah gedung di simpang susun Semanggi. 

Tidak itu saja. Kadang beberapa spot berada di lokasi tidak terduga. Misalnya, di tepi Waduk Kebon Melati, di atas sebuah jembatan penyeberangan, atau dari sebuah gedung parkir di Jakarta Pusat.

Di sore jelang malam itu langit Jakarta memang memesona. Salah satu spot di atap gedung perkantoran di Jalan Sudirman Jakarta itu (foto #2) memang ideal. 

Panorama kawasan CBD yang dipenuhi puluhan gedung pencakar langit itu bak bermandikan cahaya kemerahan. Dan lampu kendaraan yang melintas serta kerlip lampu-lampu gedung pun membuatnya kian memukau.

Kebanyakan lokasi foto memang berada jauh tinggi di atas atap gedung. Itu sebabnya, prinsip safety first harus selalu menjadi pegangan. Selain itu, jangan lupa peralatan kamera, lensa, dan tripod yang sesuai. 

Foto cityscape identik dengan lensa ultra-wide. Meskipun, sebuah lensa tele-zoom juga bisa membantu mendapatkan sebuah hasil foto dengan perspektif berbeda.

Foto 4: Panorama malam di simpang susun Semanggi dengan lensa lebar. Sumber: koleksi pribadi
Foto 4: Panorama malam di simpang susun Semanggi dengan lensa lebar. Sumber: koleksi pribadi
Bagaimana hasil foto malamnya? 

Bagi penulis sendiri, panorama kota menjelang malam tentu saja selalu memesona. Dan boleh jadi pesona seperti itulah yang dikejar banyak pemburu foto cityscape. Dan perburuan itu tidak berhenti di Jakarta. Beberapa komunitas fotografer bahkan menggelar acara photo hunting ini hingga ke negeri jiran Singapura.

Sebagai negara modern di Asia Tenggara, langit Singapura seakan disesaki ratusan gedung tinggi. Dari spot tertentu, panorama kota Singapura tampak begitu fantastis. 

Inilah salah satu kota yang ideal bagi pecinta fotografi cityscape. Spot foto keren tersebar di mana-mana. Dari kawasan Marina Bay hingga daerah China Town (Pecinan).

Foto 5: Pemotretan dgn lensa zoom 70-200mm. Sumber: koleksi pribadi
Foto 5: Pemotretan dgn lensa zoom 70-200mm. Sumber: koleksi pribadi
Namun demikian, tidak semua spot tersebut mudah dicari. Sebagian spot tersembunyi di balik gedung tinggi dengan akses terbatas. 

Pada titik inilah, banyak fotografer merasa lebih nyaman mengikuti berbagai tawaran berburu foto yang biasanya digawangi seorang fotografer berpengalaman. Setidaknya, sang fotografer tersebut sudah mengenal lokasi-lokasi terbaik di kota itu.

Dalam suatu kunjungan ke Singapura, penulis beruntung diajak seorang teman fotografer asal Singapura untuk memotret kotanya dari atas ketinggian di saat sunset sampai momen blue hour. 

Momen ketika langit berubah menjadi biru itu berlangsung tidak lama setelah matahari menghilang di bawah garis horizon.

Foto 6: Marina Bay-S'pore diambil dari lt.33 sebuah gedung. Sumber: koleksi pribadi
Foto 6: Marina Bay-S'pore diambil dari lt.33 sebuah gedung. Sumber: koleksi pribadi
Dari teras sebuah Rooftop Bar di lantai 33 di gedung yang berlokasi di CBD Singapura, pengunjung bisa menikmati suatu pemandangan spektakuler ke arah kawasan Teluk Marina. Tidak heran, bar super keren ini pun sangat populer. Dan sejak tiba hingga meninggalkan spot ini, kamera penulis begitu sibuk bekerja nyaris tanpa jeda.

Selain dari ketinggian ini, memotret dari dermaga dekat LV Singapore Island Maison - MBS juga menarik. Kawasan Marina menawarkan banyak opsi pemotretan. Baik ke arah Esplanade ataupun dari arah sebaliknya. 

Spot menarik lain juga ada di China Town. Dari atas sebuah apartemen ke arah Buddha Tooth Relic Temple. Dan juga di sekitar Clarke Quay.

Seperti sudah disebutkan di atas, jangan lupa gunakan tripod yang kokoh. Dengan teknik long exposure yang mengatur kecepatan rana lebih lambat, bisa sekitar 15 detik atau lebih, maka kualitas sebuah tripod sangat penting. 

Kamera membutuhkan dudukan tripod yang stabil. Apalagi di atas ketinggian hembusan angin kerap cukup kencang.

Foto 7: Menara Kembar Petronas difoto dari KLCC Park. Sumber: koleksi pribadi
Foto 7: Menara Kembar Petronas difoto dari KLCC Park. Sumber: koleksi pribadi
Di kota Kuala Lumpur (KL), ibu kota negeri jiran Malaysia, pemburu foto cityscape paling suka memotret ikon kota KL, yakni "Petronas Twin Towers" yang sangat terkenal itu. 

Dan salah satu lokasi yang menjadi spot favorit banyak fotografer adalah di atas sebuah jembatan di KLCC Park . Kalau tidak salah, namanya Arch Bridge KLCC.

Spot ini cukup dekat menghadap ke arah Menara Kembar itu. Pada posisi ini, Anda jelas membutuhkan sebuah lensa lebar. Ya, semacam 12mm atau 15mm. Di sore hari menjelang matahari terbenam, spot ini biasanya didatangi banyak fotografer. Jadi penting sekali untuk datang lebih awal!

Menara Kembar Petronas berada di pusat kota KL dan sangat mudah dicapai. Dari spot di atas jembatan maupun di tepi Symphony Lake Water Show, 

Anda akan mendapatkan suatu pemandangan yang menakjubkan dari menara kembar nan cantik itu. Apalagi ketika lampu-lampu menara mulai membalut sekujur tubuh menara setinggi 451 meter ini. Fantastis!

Foto 8: Kuala Lumpur difoto dari Dataran Merdeka. Sumber: koleksi pribadi
Foto 8: Kuala Lumpur difoto dari Dataran Merdeka. Sumber: koleksi pribadi
Kuala Lumpur juga memiliki beberapa spot lain yang tidak kalah memikat. Misalnya, dari Merdeka Square di depan Sultan Abdul Samad Building yang sangat bersejarah itu. 

Begitupun di beberapa rooftop bar yang menyajikan pemandangan menawan kota KL di waktu malam. Namun, lokasi seperti di rooftop bar biasanya cukup mahal dan kerap ada larangan penggunaan tripod.

Jika di Singapura dan Kuala Lumpur, Anda nyaris tidak berkeringat untuk menuju ke suatu spot foto, lain lagi dengan di Taipei, ibu kota Taiwan. Di kota ini, perlu perjuangan untuk mencapai salah satu spot foto terbaik dari atas ketinggian. Bukan dari atas sebuah gedung yang memiliki lift, tetapi dari atas sebuah bukit yang harus didaki. Berani coba?

Foto 9: Taipei 101 dari sebuah sudut pandang. Sumber: koleksi pribadi
Foto 9: Taipei 101 dari sebuah sudut pandang. Sumber: koleksi pribadi
Syahdan, dalam suatu perburuan foto di kota Taipei, penulis harus mendaki sekitar 20-30 menit hingga mencapai puncak Elephant Mountain (Gunung Gajah) untuk mendapatkan pemandangan terbaik ke arah Taipei 101, pencakar langit tertinggi di kota Taipei. 

Ini memang salah satu spot andalan banyak fotografer di Taipei. Dan waktu terbaik memotret di sini lagi-lagi sama dengan di lokasi lain. Dari sunset hingga blue hour.

Gunung Gajah terletak tidak jauh dari stasiun MTR Xiangshan. Dari stasiun menuju puncak gunung itu hanya berjarak sekitar 1.9 km. Namun, jalan kaki ke puncak setinggi 183 meter itu cukup menantang, yakni kombinasi jalan setapak dan sekitar 500 lebih anak tangga. 

Lumayan berat, bro! Apalagi sambil menenteng tas kamera dan tripod yang cukup berat. :)

Foto 10: Panorama Taipei dari atas Gunung Gajah. Sumber: koleksi pribadi
Foto 10: Panorama Taipei dari atas Gunung Gajah. Sumber: koleksi pribadi
Ada tiga viewpoint (sudut pandang) menarik untuk membuat foto di sepanjang jalan ke puncak. Tentu saja sudut pandang terbaik tanpa halangan berada di titik tertinggi. 

Dan begitu kondangnya spot foto ini, maka hampir setiap sore selalu dipadati pengunjung, baik fotografer maupun pengunjung yang sekedar trekking sambil menikmati pemandangan menawan kota Taipei.

Foto 11: Kota Taipei difoto dari atas Gg. Gajah. Sumber: koleksi pribadi
Foto 11: Kota Taipei difoto dari atas Gg. Gajah. Sumber: koleksi pribadi
Ketika tiba di puncak bukit sekitar satu jam sebelum sunset, spot terbaik di atas beberapa batu besar ternyata sudah dikavling fotografer lain yang tiba lebih awal. Lokasi di sini memang tidak terlalu luas. Itu sebabnya, harus datang jauh lebih cepat. 

Beruntung bagi penulis, seorang fotografer lokal bersedia memberikan tempatnya ketika tahu penulis dari Indonesia. Hm, rupanya dia pernah ke Bali dan suka Indonesia. :)

Di bandingkan Taipei, Hong Kong memiliki lebih banyak spot untuk foto cityscape yang jauh lebih mudah dicapai. Baik dari ketinggian seperti dari atas Victoria Peak, hingga di tepi laut, misalnya di sepanjang Tsim Sha Tsui Promenade atau sekitar Avenue of Stars.

Foto 12: Hong Kong difoto dari Tsim Sha Tsui Promenade. Sumber: koleksi pribadi
Foto 12: Hong Kong difoto dari Tsim Sha Tsui Promenade. Sumber: koleksi pribadi
Menariknya, kota ini menawarkan foto pemandangan dari dua sisi yang sama-sama menarik. Dari arah Kowloon ke pulau Hong Kong atau sebaliknya. Tentunya untuk memotret dari kedua sisi, Anda harus memiliki waktu yang cukup di kota ini. 

Di sisi Hong Kong, silakan jajaki spot di Wan Chai Promenade yang berlokasi di sekitar Golden Bauhinia Square. Lihat foto #13.

Foto 13: Menara IFC difoto dari Wan Chai Promenade. Sumber: koleksi pribadi
Foto 13: Menara IFC difoto dari Wan Chai Promenade. Sumber: koleksi pribadi
Sesungguhnya memotret cityscape tidak hanya ketika jelang senja hingga malam hari. Anda bisa juga memotretnya di waktu berbeda. Betapapun, harus diakui, waktu terbaik dan paling diminati adalah di momen seperti itulah. Atau secara lebih spesifik, di mulai dari golden hour, sunset, sampai blue hour.

Di Shanghai, salah satu kota terpadat di China, banyak juga pehobi foto cityscape memotret keindahan deretan gedung pencakar langit di kawasan Pudong dari berbagai sudut pandang dan di waktu berbeda. Dengan lensa super lebar, seperti 12mm atau 15mm, foto-foto cityscape dari low angle tidak kalah dramatis.

Foto 14: Tiga Pencakar Langit di Pudong. Sumber: koleksi pribadi
Foto 14: Tiga Pencakar Langit di Pudong. Sumber: koleksi pribadi
Shanghai dikenal sebagai salah satu kota di Asia dengan jumlah gedung pencakar langit terbanyak. Selain itu, arsitektur banyak gedung jangkung di kota inipun sangat memukau. Panorama kota di kawasan bisnis Pudong, yang dipisahkan sungai Huangpu, terlihat begitu memesona dari sisi The Bund.

The Bund atau Waitan adalah sebuah kawasan waterfront terkenal di Shanghai. Dengan posisi persis di tepi sungai Huangpu dengan pemandangan menawan ke arah hutan beton di Pudong, inilah salah satu kawasan paling terkenal di kota Shanghai. Setiap sore sepanjang area tepi sungai ini selalu ramai pengunjung. 

Foto berikut ini (#15) diambil dari kawasan The Bund dan persis menghadap ke arah Oriental Pearl TV Tower yang sangat terkenal itu. Cukup menarik, bukan? Tetapi, jika punya akses ke rooftop bar atau hotel di sekitar the Bund, tentunya Anda bisa mendapatkan suatu sudut pemotretan yang boleh jadi lebih menakjubkan.

Foto 15: Menara Oriental Pearl - Pudong. Sumber: koleksi pribadi
Foto 15: Menara Oriental Pearl - Pudong. Sumber: koleksi pribadi

Berburu foto cityscape kadang begitu membius. Bahkan ketika langit biru telah lama menghilang, sebagian fotografer masih belum beranjak pulang. Seakan berharap sang langit masih mau merias wajahnya sekali lagi sebelum menghilang di balik panggung kegelapan malam.

***

Kelapa Gading, 30 Maret 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Catatan: Semua foto-foto adalah koleksi pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun