Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Fenomena "Overtourism" di Destinasi Wisata Terkenal

12 Maret 2021   12:09 Diperbarui: 13 Maret 2021   14:46 3469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisatawan di Hallstatt, Austria. Sumber: koleksi pribadi

Dan di puncak musim liburan, setiap hari sedikitnya 120,000 wisatawan memadati jalan-jalan mulai dari dermaga, sekitar Piazza San Marco sampai ke Jembatan Rialto.

Wisatawan di Venezia. Sumber: www.nytimes.com
Wisatawan di Venezia. Sumber: www.nytimes.com
Begitu padatnya Venezia, kota terkenal ini pun mendapat beberapa julukan baru. Pada tahun 2019, "Forbes" menyebutnya "The Most Notably Overtouristed Destinations in the World".

Sementara itu, harian ternama "New York Times", menggelarinya, "The European Capital of Overtourism". Suatu gelar yang menggambarkan betapa mencemaskan situasi Venezia jika tidak secepatnya diatasi.

Venezia sendiri adalah sebuah kota yang terancam tenggelam. Dibangun di atas 118 pulau, 177 kanal dan sekitar 400 jembatan, kota ini telah berkali-kali dilanda bencana acqua-alta yang menenggelamkan sebagian besar kawasan San Marco, bagian terpenting di pulau Venezia.

Selain berbagai ancaman alam seperti ini, fenomena Overtourism memberikan beban tambahan yang tidak kalah memusingkan. UNESCO sendiri sempat mengancam memindahkan status Venezia ke daftar "List of World Heritage in Danger". Status yang bisa saja berujung keluarnya Venezia dari daftar "UNESCO World Heritage Sites".

Venezia, kota yg selalu terancam tenggelam. Sumber: koleksi pribadi
Venezia, kota yg selalu terancam tenggelam. Sumber: koleksi pribadi
Overtourism tentu saja bukan semata berapa banyak wisatawan yang masuk ke sebuah kota. Selama wisatawan tersebut tersebar secara merata ke berbagai objek wisata, maka tentunya tidak menimbulkan problem serius. Yang terjadi adalah konsentrasi wisatawan selalu berkisar pada beberapa objek wisata tertentu saja.

Kepadatan ini kian menjadi ketika sebuah kota pelabuhan seperti Amsterdam, Venezia, Dubrovnik atau Barcelona disinggahi deretan kapal pesiar berukuran raksasa. Kapasitas kapal pesiar milik Royal Caribbean Cruise, misalnya, antara 2,500 - 5,000 penumpang.

Dubrovnik, sebuah destinasi wisata ternama di Kroasia, adalah sebuah contoh menarik lainnya. Pada tahun 2017 saja, kota ini menerima 742,000 wisatawan kapal pesiar dari 538 kapal. Kota ini memang salah satu destinasi kapal pesiar yang sangat populer di Laut Adriatik. Sedangkan tahun 2019 lalu, kota indah ini menerima sekitar 1.5 juta wisatawan.

Wisatawan di Onofrion Fountain, Dubrovnik. Sumber: koleksi pribadi
Wisatawan di Onofrion Fountain, Dubrovnik. Sumber: koleksi pribadi
Bagi yang belum tahu situasi kota Dubrovnik, jumlah wisatawan di atas mungkin tidak impresif. Tetapi, yang menjadi tujuan utama semua wisatawan ke sini adalah kawasan kota tuanya yang hanya seluas 0.96 km persegi.

Dapat dibayangkan pada suatu hari yang sama, tetiba ribuan wisatawan turun dari kapal-kapal pesiar yang berlabuh. Kawasan kota tua inipun seketika penuh sesak.

"Old City of Dubrovnik", yang dikelilingi Tembok Kota dari abad ke-7, telah masuk "UNESCO World Heritage Site" sejak tahun 1979. Kota tua ini juga salah satu lokasi syuting film "Game of Thrones" yang sangat terkenal. Namun, di puncak musim turis di kota ini, yakni dari Juni hingga Agustus, jangan harap Anda bisa menikmati pusat kota tua ini dengan nyaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun