Skandal Watergate boleh jadi skandal politik paling menghebohkan dalam sejarah politik di negara adidaya AS. Selain mampu menjatuhkan seorang presiden yang sangat terkenal, dari drama politik ini juga, koran ternama The Washington Post mendapatkan penghargaan Pulitzer. Dan film "All the President's Men" yang berkisah tentang investigasi skandal tersebut pun berhasil meraih 4 Oscar di ajang Academy Awards ke-49 pada tahun 1977 .Â
Belum lama ini sebuah skandal di dunia sepak bola tetiba mengingatkan penulis akan asal-usul kata 'gate' yang menempel di balik hampir semua skandal lainnya. Betul, skandal yang dimaksud adalah "Barcagate". Sedangkan akhiran 'gate' di belakang 'Barca' berawal dari skandal politik "Watergate". Sebuah skandal yang telah lama berlalu, tetapi masih menyimpan banyak kisah menarik.Â
Masih ingat kasus "Irangate" dan "Iraqgate"? Atau di Indonesia pernah muncul kisah "Bulog-gate". Dan yang teranyar kasus di FC Barcelona yang disebut "Barcagate". Sejak meledaknya kasus Watergate di AS, kata akhiran 'gate' pun seakan sinonim dari semua skandal atau isu kontroversial di dunia. Dari bidang politik, ekonomi, hingga sepakbola.
Skandal Watergate sendiri dimulai pada suatu pagi subuh, Sabtu, 17 Juni 1972. Hampir 50 tahun lalu. Kota yang biasanya sibuk itu seakan ingin rehat sejenak di akhir pekan itu. Namun, sebuah kejadian penangkapan, yang awalnya diduga kasus pencurian biasa, pada akhirnya menjadi salah satu skandal yang ikut mengubah sejarah negara adidaya Amerika Serikat (AS).
Pada pagi itu, sekitar pukul 02.30, di sebuah gedung perkantoran yang terletak di "2600 Virginia Avenue NW", polisi setempat menangkap lima laki-laki yang tengah menyusup ke kantor pusat DNC (Democratic National Committee) yang menempati seluruh lantai 6 gedung tersebut. Kelima laki-laki itu, yakni James W. McCord Jr., Bernard Barker, Eugenio Martnez, Frank Sturgis dan Virgilio Gonzlez, diduga  memasang alat penyadap di kantor tersebut.
Komplek perkantoran Watergate sendiri terdiri dari berbagai kantor, hotel dan apartemen di wilayah Foggy Bottom, Washington, DC. Dengan luas sekitar 4 hektar, kompleks yang berdiri di tepi Sungai Potomac ini persis bersebelahan dengan gedung John F. Kennedy Center for the Performing Arts. Kompleks ini juga hanya sekitar 1.7 km dari Gedung Putih.
Akan tetapi, sejak awal skandal ini berusaha ditutupi, baik oleh anggota CREEP, maupun oleh Nixon sendiri yang terbukti ikut mengetahui adanya upaya itu. Pada bulan Agustus, Nixon bahkan berpidato dan bersumpah bahwa tidak ada satupun staf Gedung Putih yang terlibat dalam penyusupan di kantor pusat DNC.
Banyak pemilih ternyata percaya. Alhasil, pada saat pemilihan tanggal 7 November 1972, Nixon kembali terpilih sebagai presiden AS. Sang presiden petahana memenangkan pemilihan presiden itu secara meyakinkan, baik di Electoral vote maupun Popular vote.