Tidak selamanya pilihan perjalanan udara hanya dilakukan untuk sebuah rute panjang. Terkadang, untuk sebuah jarak yang hanya beberapa kilometer sekalipun, moda transportasi udara masih memiliki keunggulan dibandingkan transportasi darat maupun laut. Dan di dunia aviasi, kita menemukan beberapa rute pesawat yang begitu pendek. Bukan lagi puluhan kilometer, tapi ada yang hanya sejauh sekitar 2 km. Sulit dipercaya, bukan?
Perjalanan lewat udara pun selalu menjadi pilihan utama, khususnya untuk rute jauh. Sesuatu yang wajar mengingat waktu tempuh akan menjadi sangat lama, jika menggunakan moda transportasi darat maupun laut.
Namun, seperti dirilis OAG (Official Airlines Guide), perusahaan penyedia informasi penerbangan global, maupun situs aviasi lainnya, kini terdapat banyak rute penerbangan komersial yang jarak tempuhnya relatif sangat pendek. Saking pendeknya, mungkin banyak pelancong yang langsung bergumam, "It's just too short to fly!".
Dalam berbagai pengalaman bepergian dengan pesawat udara, penulis sendiri hanya sempat mengikuti beberapa rute pendek di tanah air yang umumnya sekitar 45 menit.
Rute-rute pendek di tanah air yang cukup dikenal, di antaranya, Soekarno Hatta (CGK)-Bandara Radin Inten II Lampung (TKG); Halim Perdana Kusuma Jakarta (HLP)-Husein Sastranegara Bandung (BDO); Ngurah Rai Denpasar (DPS)-Lombok International (LOP), dan lain-lain. Cukup pendek, bukan?
Nama "Kongo" bisa membingungkan, karena terdapat dua negara di Afrika dengan nama yang sama, yakni Republic of the Congo yang beribukota Brazzaville dan Democratic Republic of the Congo (yang dulunya bernama Zaire) dengan ibukota Kinshasa. Kedua negara ini dipisahkan sungai Kongo, sungai terbesar di Afrika Tengah.
Sementara itu, untuk "Rute Domestik Terpendek di Dunia" kini berada di jalur antara Petersburg (PSG)Â dan Wrangell (WRG) di Alaska, sebuah wilayah kepulauan di bagian selatan Alaska. Kedua kota yang terpisah oleh akses darat yang tidak mudah dan juga terpisah laut.
Berapa jarak bandara di kedua kota ini? Hanya 26 mil laut atau sekitar 48 km. Rute ini dilayani oleh maskapai Alaska Airlines dalam waktu 20 menit. O ya, Mil laut biasanya digunakan di seluruh dunia untuk keperluan kelautan seperti menghitung jarak dalam pelayaran dan penerbangan.
Rute terpendek tidak hanya dihitung untuk rute domestik atau internasional. Ada juga yang lebih spesifik, misalnya antara bandara di dua benua. Salah satu rute yang menarik disimak adalah antara bandara Tangiers Ibn Battouta (TNG)-Maroko di benua Afrika ke bandara Gibraltar International Airport (GIB)-Teritori Inggris di benua Eropa.
Jarak antara kedua bandara hanya 43 mil laut atau 69 km. Rute antar benua ini diterbangi maskapai asal Maroko, yakni Royal Air Maroc. Dengan waktu terbang sekitar 50 menit, maka rute inipun disebut sebagai "Rute Antar Benua Terpendek di Dunia".
Akan tetapi, bagi penumpang yang hendak menghindari perjalanan laut yang kadang berombak di Selat Gibraltar, opsi terbang tentu saja jauh lebih menggoda. Apalagi jika biaya tidak menjadi kendala. Sama persis dengan rute dari kedua ibukota Kongo tadi.
Meskipun OAG secara resmi hanya mencantumkan rute-rute di atas, tetapi sejatinya, masih ada rute-rute penerbangan yang justru jauh lebih pendek. Namun, dengan beberapa kriteria tertentu, OAG tidak mengikutsertakan dalam daftar rute penerbangan terpendeknya.
Lalu, rute penerbangan manakah yg sebetulnya terpendek di dunia? Ini dia! Sebuah rute penerbangan antara dua bandara di wilayah Skotlandia tercatat terpendek di dunia.
Westray Airport (WRY) dan Papa Westray Airport (PPW), yang berada di dua pulau terpisah di kepulauan Orkney, di utara Skotlandia, hanya berjarak sekitar 2.7 km. Rute super pendek ini telah dilayani maskapai Loganair sejak tahun 1967. Loganair sendiri adalah sebuah maskapai regional yang bermarkas di Glasgow-Skotlandia.
Tak pelak lagi, rute penerbangan inipun dinobatkan sebagai "Rute Penerbangan Komersial Terpendek di Dunia". Selain itu, rute inipun tercatat di buku rekor dunia, "the Guinness World Records", sebagai "Penerbangan Berjadwal Terpendek di Dunia".
Indonesia sendiri sebetulnya pernah tercatat dalam rekor penerbangan terpendek di dunia. Setidaknya, berita ini masih bisa diakses di situs "Airline Ratings", dan lain-lain.
Beberapa tahun yang lalu, sebuah rute penerbangan yang sangat pendek memecahkan rekor terpendek lainnya. Dan itu terjadi di antara dua bandara kecil di kawasan pegunungan di provinsi Papua.
Rute antara Bandara Kegata dan Bandara Apowo di provinsi Papua, yang terletak di puncak dua bukit, terpisah sebuah lembah yang curam dan hutan yang sangat lebat. Selain itu, landasan pacunya sangat pendek. Bandara Kegata hanya memiliki landasan pacu sekitar 350 meter, sedangkan Apowo 400 meter.
Matt melayani rute ini dengan menggunakan pesawat jenis Pilatus PC-6 Turbo Porter, buatan Pilatus Aircraft dari Swiss. Pesawat bermesin tunggal dengan kapasitas 10 tempat duduk ini juga digunakannya di rute berbeda di wilayah Papua.
Setelah rute Kegata - Apowo menghilang, Indonesia masih memiliki satu rute pendek lainnya, setidaknya di level Asia Pacific. Seperti yang tercantum di OAG Busiest Route 2020 dalam kategori "Top 10 Asia Pacific Shortest Route", rute DPS - LOP yang berjarak 65 mil laut (120 km) tercatat berada di peringkat ke-5 di Asia Pacific.
Dari berbagai jadwal penerbangan yang ada, rute bandara Ngurah Rai (DPS) ke bandara Lombok Internasional, yang kini dinamai "Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid" (LOP) dapat ditempuh dalam waktu sekitar 30 menit saja!Â
Hmm, rasanya baru mengangkasa di atas Selat Lombok, tetiba pramugari telah kembali memberikan pengumuman untuk persiapan mendarat. Sangat pendek, bukan? Ataukah ada yang lebih pendek lagi?Â
***
Kelapa Gading, 01 Maret 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Referensi: 1, 2, 3, 4
Catatan: Foto-foto yang digunakan sesuai keterangan di foto masing-masing
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI