Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dan Waktu Pun Seakan Berhenti di Kota Fenghuang

22 Februari 2021   06:40 Diperbarui: 22 Februari 2021   13:32 3704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalan-jalan di kota tua Fenghuang. Sumber: koleksi pribadi

Wanita suku Tujia di kota tua Fenghuang. Sumber: koleksi pribadi
Wanita suku Tujia di kota tua Fenghuang. Sumber: koleksi pribadi
Fenghuang sejatinya telah ada sejak era Dinasti Ming (1368-1644). Hal ini bisa dibuktikan dari banyaknya bangunan kuno dengan arsitektur khas peninggalan dinasti Ming. Namun demikian, kota ini sendiri diperkirakan baru dibangun tahun 1704 di zaman Kaisar Jangxi dari dinasti Qing (1644-1912), yakni dinasti terakhir dalam sejarah kekaisaran Tiongkok.

Di pusat kota tua masih terdapat sekitar 200 bangunan tua dari abad ke-14 atau dari era Dinasti Ming dan juga dari abad ke-17 di zaman Dinasti Qing. Di kota ini pengunjung juga masih bisa menyaksikan peninggalan penting berupa menara dengan gerbang kuno, pagoda, jembatan kuno, dan lain-lain.

Tipikal bangunan yang berderet di tepi sungai Tuojiang disebut Diaojiaolou, yakni rumah-rumah kayu yang dibangun di atas tiang-tiang yang tinggi. Jika dilihat dari kejauhan, rumah-rumah yang dibangun di atas tiang-tiang kayu seakan menggantung di atas sungai. Dan juga seolah bersandar ke arah tebing di belakangnya. Konon rumah-rumah ini sengaja dibangun seperti itu demi menghindari banjir di sungai Tuojiang di masa lalu.

Diaojiaolou, rumah di atas tiang2 tinggi. Sumber: koleksi pribadi
Diaojiaolou, rumah di atas tiang2 tinggi. Sumber: koleksi pribadi
Sama seperti banyak sungai di China, sungai Tuojiang di Fenghuang tidak hanya membawa bencana banjir. Sungai ini juga banyak memberi manfaat kehidupan bagi penduduk desa. Apalagi di era kini, ketika pariwisata kian berkembang. Sungai inilah yang membuat kota Fenghuang kian menawan.

Dan salah satu aktivitas paling digemari wisatawan adalah menyusuri sungai di atas perahu tradisional. Dari atas perahu-perahu inilah, mereka bisa melihat dari dekat bagaimana bangunan Diaojiaolou berdiri di tepi sungai dan sekaligus melihat kehidupan keseharian penduduk lokal di sini.

Sungai Tuojiang memanjang secara diagonal dari baratlaut ke arah tenggara kota. Bagi warga kota ini, Tuojiang seakan memberikan kekuatan hidup bagi penduduknya.

Di sungai ini selama berabad-abad, kaum wanita mencuci pakaian dan lelaki memancing ikan. Sementara di tepi sungai, makanan disiapkan. Persis seperti yang mereka sudah lakukan sejak ratusan tahun lalu. Sesaat, atmosfer di kota ini seakan kembali ke masa lalu. Ratusan tahun lalu.

Berperahu di depan jembatan Rainbow. Sumber: koleksi pribadi
Berperahu di depan jembatan Rainbow. Sumber: koleksi pribadi
Sebagai kota yang berdiri di tepi sungai, kota ini juga dihiasi beberapa jembatan dengan gaya konstruksi berbeda. Mulai dari yang sangat sederhana berupa tiang pancang dari batu, jembatan kayu, hingga jembatan besar dengan arsitektur unik. Salah satu yang segera terlihat paling menonjol adalah "Rainbow Bridge". Inilah simbol kota Fenghuang. Jembatan dengan arsitektur bergaya Miao yang tampil sangat menarik.

Rainbow Bridge atau juga disebut "Hongqiao bridge" dibangun di era Dinasti Ming. Tetapi, jembatan ini sempat direkonstruksi pada tahun 1670. Jembatan yang menghubungkan pusat kota tua dan Jalan Hongqiao yang sibuk, selalu sedap dipandang. Baik dari tepi sungai, maupun dari atas perahu yang banyak lalu lalang di sepanjang sungai. Tidak heran, jembatan ini termasuk yang paling banyak difoto semua wisatawan.

Jembatan Fenghuang. Sumber: koleksi pribadi
Jembatan Fenghuang. Sumber: koleksi pribadi
Jembatan kedua yang tidak kalah menarik perhatian adalah "Fenghuang bridge". Ketika gerimis turun, penduduk kota yang melintasi jembatan dengan payung berwarna menyajikan suatu pemandangan yang sangat indah. Pantas saja, sebagian fotografer begitu setia menunggu momen seperti itu.

Akan tetapi, dari semua jembatan yang ada, ada sebuah pemandangan berbeda terlihat di sebuah 'jembatan' lainnya. Jembatan unik yang berbentuk deretan batu pancang itu disebut "Stepping Stone bridge" atau jembatan batu loncatan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun