Ribuan kuil indah tersebar di seluruh daratan China. Kuil memang bagian penting dalam kehidupan masyarakat Tionghoa. Bukan hanya sebagai tempat bersembahyang bagi umat Buddha dan penganut Tao. Kuil juga menjadi simbol sejarah panjang dan budaya yang sangat tinggi dari negeri Tirai Bambu China.Â
Di era terkini ketika industri pariwisata makin berkembang, kuil-kuil tua berusia ratusan tahun bak harta karun yang tiada duanya. Dan seakan menegaskan pentingnya kuil-kuil itu, UNESCO pun telah menyematkan banyak kuil dengan status bergengsi sebagai "World Heritage Site". Negara China sendiri, bersama Italia, menyandang status sebagai negara yang paling banyak memiliki UNESCO World Heritage Sites.
Di antara deretan kuil-kuil ternama yang ada, nama "Temple of Heaven" atau "Tian Tan"Â layak disebut sebagai yang paling masyhur.
Selain telah terdaftar sebagai UNESCOÂ World Heritage Site sejak tahun 1998, Tian Tan pun kerap menduduki urutan teratas dari berbagai peringkat sepuluh kuil terbaik di China. Misalnya saja, "Top 10 Temples in China" dari situs China Highlight dan "10 Most Incredible Temples in China" dari situs The China Guide.
Temple of Heaven atau sebut saja Kuil Langit terletak di distrik Dongcheng, sebelah tenggara Beijing, ibukota China.
Di masa lalu, kuil ini selalu dikunjungi para kaisar dari era Dinasti Ming hingga zaman Dinasti Qing. Di kuil inilah kaisar-kaisar di era itu menggelar ritual penghormatan agar para dewa mau memberikan hasil panen yang terbaik.
Selain membangun Temple of Heaven, Kaisar Yongle, kaisar ke-3 dari Dinasti Ming juga membangun Kota Terlarang, destinasi wisata terkenal lainnya di kota Beijing.
Di samping itu, kaisar terkenal inilah yang memindahkan ibukota China dari Nanjing ke Beijing. Dan tidak kalah pentingnya, kaisar Yongle juga yang mengirim Laksamana Cheng Ho melakukan ekspedisi ke Nusantara antara tahun 1405 hingga 1433.
Luas kompleks Kuil Langit sangat mencengangkan. Butuh stamina prima untuk mengelilingi kompleks seluas 270 hektar ini. Jauh lebih luas dibandingkan kompleks istana di Kota Terlarang yang 'hanya' 72 hektar. Ada sebabnya tentu saja, mengapa Kota Terlarang berukuran lebih kecil dari Kuil Langit. Rupanya, sang kaisar tidak berani membuat istana kediamannya lebih besar daripada kuil langit (Tuhan).
Desain bangunan utama serta bangunan lainnya dibalut banyak simbol penuh makna. Sesuatu yang pasti sangat menarik bagi para ahli Numerologi seperti Kompasianer Rudy Gunawan. Bukankah begitu, suhu Rudy? :)
Seperti diketahui, pada zaman China kuno, Kaisar sering diposisikan sebagai 'Anak Langit' dalam kepercayaan Mitologi Tiongkok. Dan kuil ini dibangun sebagai persembahan untuk sang 'Langit'. Dan itulah penyebabnya, Istana Terlarang milik kaisar pun dibangun dengan ukuran lebih kecil daripada Kuil Langit ini.
Ada tiga objek wisata utama di kompleks ini yang layak dikunjungi. Yang pertama dan merupakan bangunan utama adalah "The Hall of Prayer for Good Harvests" atau Qinian Dian, kuil tempat kaisar memanjatkan doa agar mendapatkan hasil panen yang baik.
Berikutnya, "The Imperial Vault of Heaven", kuil tempat menyimpan papan nama dewa dan leluhur kaisar yang digunakan dalam upacara persembahan. Dan yang ketiga adalah "The Circular Mound Altar", yakni Altar berupa panggung berbentuk lingkaran tingkat tiga dan terbuat dari batu marmer.
Namun demikian, dari ketiganya, harus diakui bahwa The Hall of Prayer for Good Harvests atau sebut saja Qinian Dian adalah yang paling atraktif. Tidak hanya paling besar, tetapi juga paling keren. Dan tidak heran, mayoritas wisatawan yang datang pun lebih banyak mengitarinya. Bak primadona dikelilingi ribuan pemujanya.
Bangunan berbentuk lingkaran ini memiliki diameter 32 meter dan tinggi 38 meter. Dan ketika dibangun di atas landasan batu dari marmer setinggi 6 meter, Qinian Dian pun terlihat makin menjulang ke langit.
Empat pilar utama di lingkaran dalam, yang disebut "Dragon well pillars", mewakili empat musim yang ada di China, yakni Musim Semi, Musim Panas, Musim Gugur dan Musim Dingin.
Lalu, 12 pilar di lingkaran tengah mewakili 12 bulan yang ada. Dan 12 lagi pilar di lingkaran luar bermakna 12 jam atau 12 shichen. Satu jam dalam hitungan Tiongkok kuno adalah sama dengan 2 jam modern yang kita kenal saat ini.
Bagian interior bangunan tidak hanya sarat simbol, tetapi juga sangat indah dengan dekorasi lukisan penuh warna. Dari pilar-pilar hingga ke langit-langit kuil. Dan yang paling mengagumkan, bangunan yang hampir seluruhnya terbuat dari kayu ini tidak menggunakan satupun batang paku. Amazing!
Jika tertarik mengunjungi Kuil Langit, ada baiknya masuk lewat Pintu Timur. Apalagi bagi yang ingin mencoba kereta bawah tanah (subway) di Beijing. Ambil saja kereta jalur 5 (Line 5) dan turun di stasiun Tiantan Dongmen. Selanjutnya, langsung ke luar dari Exit A, Anda pun tiba di Pintu Timur dari "Temple of Heaven.
Pintu Timur juga menjanjikan pemandangan unik lainnya. Dari halaman yang luas dan sepanjang koridor menuju pintu masuk, kita akan melihat banyak warga lokal, yang sebagian besar berusia lanjut, melakukan berbagai aktivitas olahraga sejak pagi sekali. Taman Kuil Langit sudah dibuka sejak jam 06.00.
Di taman-taman kuil yang luas ini juga terdapat ribuan pohon cypress yang sudah berusia ratusan tahun. Cypress adalah sejenis pohon cemara. Kisah pohon ini konon pernah membuat Dr. Henry Kissinger terpesona. Dalam suatu kunjungan ke sini, dia mengatakan, "the USA could rebuild the Temple of Heaven if it wanted, but it could not produce the trees."
Kota Beijing memang makin dipenuhi gedung-gedung modern dengan arsitektur fantastis. Sebut saja, stadion terkenal "Bird's Nest National Stadium" atau "CCTV Headquarters" yang futuristik.Â
Akan tetapi, Temple of Heaven yang sudah 600 tahun tetap mampu bersanding dengan superstar arsitektur dunia modern. Pesona arsitektur tempo doeloe dan nilai sejarahnya membuatnya selalu berada di baris terdepan dari deretan bangunan penting di China. Sebuah mahakarya yang abadi.
***
Kelapa Gading, 16 Februari 2021
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto adalah koleksi pribadi kecuali peta dan 1 foto "Imperial Vault of Heaven".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H