Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Artikel Utama

Mau Naik Pesawat? Inilah 5 Tip agar Tidak Ragu Terbang

14 Januari 2021   10:06 Diperbarui: 5 Mei 2022   23:57 1577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pesawat Terbang | Shutterstock via Kompas.com

Indonesia masih berselimut duka. Jatuhnya Sriwijaya Air di perairan Kepulauan Seribu pada Sabtu lalu, tidak hanya berdampak ke bisnis penerbangan di tanah air. Musibah itu sekali lagi mengerek turun nilai saham Boeing di pasar modal. Persis sama seperti pasca jatuhnya Boeing 737 Max milik Lion Air pada 29 Oktober 2018 lalu.

Namun demikian, seperti di berbagai musibah penerbangan lainnya di masa lalu, dampak ke bisnis penerbangan itu sendiri biasanya tidak berlangsung lama. Bagaimanapun juga, moda transportasi udara tetap menjadi salah satu pilihan utama di dunia.

Kelebihan di aspek kecepatan dan efisiensi waktu tidak tergantikan. Setidaknya hingga saat ini di Indonesia dan di berbagai belahan lain di dunia.

Keunggulan ini hanya mungkin tidak terlalu signifikan di beberapa rute di Eropa, China dan Jepang. Pasalnya, di negara-negara ini tersedia opsi transportasi lain, yakni kereta api cepat, yang mampu menandingi efisiensi waktu yang ditawarkan pesawat terbang.

Pesawat vs Kereta cepat di beberapa negara. Sumber: www.globalrailway.com
Pesawat vs Kereta cepat di beberapa negara. Sumber: www.globalrailway.com
Coba kita tengok beberapa rute sibuk antar dua kota di Eropa yang masih bisa menggunakan moda transportasi kereta api cepat alias high-speed train.

Rute nan ramai di Spanyol, misalnya, antara Madrid - Barcelona. Atau juga, antara kota Paris, Prancis ke London, Inggris yang bisa menggunakan kereta api cepat. Dan di Jepang, antara Tokyo -- Osaka.

Di Spanyol tersedia kereta cepat AVE yang mampu melaju hingga 310 km/jam. Sedangkan rute Paris - London ada Eurostar dengan kecepatan rata-rata 300km/ jam. Jepang juga tidak mau kalah. Kereta Shinkansen yang melayani rute sibuk Tokyo - Osaka bisa melesat bak peluru pada kecepatan sampai 320 km/ jam. Ah, tapi itu kan di negara lain. Bagaimana kalau kita sendiri terpaksa harus menggunakan pesawat udara? 

Bersaing dgn pesawat di rute London-Paris. Sumber: eurostar/ www.tripsavvy.com
Bersaing dgn pesawat di rute London-Paris. Sumber: eurostar/ www.tripsavvy.com
Hidup di negara kepulauan memang memiliki tantangan tersendiri. Rute antara Makassar - Jakarta bisa ditempuh dalam waktu 2.5 jam dengan pesawat udara.

Tetapi, di rute yang sama, memerlukan waktu lebih dari dua hari dengan kapal Pelni, seperti KM Umsini, dan lain-lain. Itupun tidak ada jadwal kapal setiap hari.

Jadi apapun yang telah terjadi, pilihan transportasi udara sepertinya akan selalu menjadi pilihan utama. Bahkan bagi sebagian orang, perjalanan naik pesawat terbang menjadi prioritas yang tidak tergantikan.

Tetapi, pada saat yang sama perjalanan udara itu juga menyimpan sejumlah keraguan bagi yang lain. Betul, naik pesawat seakan suatu tantangan nan sulit.

Apalagi yang mengidap aviophobia atau aerophobia - ketakutan akan terbang. Persis yang dialami Dennis Bergkamp, mantan pemain Arsenal, yang sudah lama takut terbang. Itu sebabnya dia pun dijuluki "Non-flying Dutchman". Dia bahkan rela naik mobil dari London ke Amsterdam, jika hendak pulkam.

Pesawat Merpati jenis Twin Otter. Sumber: Mutzair/ www.jetphotos.com
Pesawat Merpati jenis Twin Otter. Sumber: Mutzair/ www.jetphotos.com
Dalam berbagai pengalaman perjalanan, penulis sangat beruntung sudah pernah menumpang berbagai jenis pesawat terbang. Dari model baling-baling seperti Twin Otter milik Merpati di masa lalu, hingga pesawat raksasa jenis Airbus A-380. Mulai kapasitas 20 penumpang ala Twin Otter, sampai 525 penumpang di atas pesawat super jumbo A380.

Apakah tidak pernah mengalami rasa takut ketika cuaca buruk ataupun di saat terjadi turbulensi? Tentu saja pernah. Rasa takut adalah sesuatu yang wajar.

Namun demikian, dengan berbagai pengalaman terbang selama ini, serta memiliki pengetahuan secukupnya, rasa takut itu sudah jauh berkurang. Dan kadang bisa dikatakan menghilang sama sekali.

Nah, bagaimana kalau penulis berbagi sebagian kiat untuk mengatasi keraguan dan sekaligus mengalahkan rasa takut terbang itu? Ayo, kita simak bersama.

1. Memilih Tempat Duduk yang Nyaman

Penulis selalu memilih kursi di aisle, dekat lorong, agar mudah bergerak dan selalu berada di antara penumpang lainnya. Ini kursi ternyaman bagiku. Yang lain mungkin saja memilih kursi dekat jendela. Apalagi jika ingin segera tidur tanpa mau terganggu ataupun bagi yang ingin menikmati langit nan biru.

Akan tetapi, jika takut ketinggian, hindari window seat atau tempat duduk dekat jendela. Meskipun penutup jendela bisa diturunkan setelah lepas landas dan boleh ditutup sepanjang perjalanan. Tetapi, menjelang mendarat, Anda akan diminta pramugari untuk kembali membuka penutup jendela.

Konfigurasi Tempat Duduk. Sumber: www.airlinesquality.com
Konfigurasi Tempat Duduk. Sumber: www.airlinesquality.com

2. Aktif Memulai Percakapan atau Lakukan Aktivitas Lain

Jangan ragu untuk mengajak kru pesawat berbicara. Mereka selalu dalam perjalanan sepanjang karir mereka. Tentunya pramugari sudah sangat terbiasa dengan situasi pesawat. Boleh juga ajak mengobrol teman seperjalanan yang duduk di dekatmu. Bicaralah hal-hal positif yang tidak ada hubungan dengan penerbangan tersebut.

Jika suka menonton film, pilihlah tontonan yang membuatmu makin relaxed atau santai. Jangan justru memilih film-film aksi yang menegangkan, apalagi yang terkait pembajakan pesawat, dan lain-lain. :) Sedangkan jika rute domestik yang tidak tersedia fasilitas hiburan, bisa saja sibukkan dirimu dengan bacaan ataupun mendengarkan musik kesukaanmu.

Dalam berbagai perjalanan, penulis kerap mengamati banyak penumpang selalu membawa buku bacaan. Ketika pesawat telah mencapai ketinggian cruising, mereka pun makin tenggelam dalam buku bacaannya. Dan akhirnya tertidur bersama bukunya. Hahaha

Hiburan dalam pesawat. Sumber: www.singaporeair.com
Hiburan dalam pesawat. Sumber: www.singaporeair.com

3. Memiliki Pengetahuan tentang Perjalanan Pesawat Udara

Tahukah Anda berapa banyak penumpang bepergian dengan pesawat terbang setiap tahun? Tahukah Anda bahwa profesi pilot, pramugari dan tour leader menjadi impian banyak orang? 

Data ini menunjukkan bahwa bepergian dengan pesawat udara maupun bekerja di atas pesawat tetap menjadi pilihan banyak orang. Tahun 2018, IATA (International Air Transport Association) mencatat sekitar 4.3 milyar penumpang pesawat. Angka fantastis ini terbang dengan selamat dalam 46.1 juta penerbangan di seluruh dunia.

Perlu diketahui bahwa transportasi udara masih tercatat paling aman di dunia dibandingkan moda transportasi lainnya. Selain sesaat setelah lepas landas maupun sebelum mendarat, yang dikenal dengan istilah "Critical Eleven", perjalanan pesawat umumnya berlangsung tanpa hambatan. Soal "Critical Eleven" bisa dibaca di artikel Kompasianer Jose Hasibuan di sini.

Turbulensi yang kadang terjadi tidak masalah. Ibarat naik mobil melewati sedikit jalan berlubang. Pesawat masa kini sudah dirancang untuk menahan turbulensi besar. Pilot dan pramugari pun biasanya sudah terlatih melewatinya dengan aman. Untuk lebih meyakinkan diri, boleh saja tanyakan ke kru pesawat. Yang penting, pada setiap terjadi turbulensi, jangan lupa tetap memasang seat belt.

Data penumpang dari IATA. Sumber: www.airlines.iata.org
Data penumpang dari IATA. Sumber: www.airlines.iata.org

4. Pelajari Layout Pesawat dan Prosedur Keselamatan

Pengetahuan tentang kondisi pesawat serta prosedur keselamatan penting. Ketika pramugari membacakan prosedur keselamatan dalam keadaan darurat (emergency procedure), pastikan Anda memahami dengan baik. Atau bacalah Aircraft Safety Card yang selalu tersedia di kantong di belakang sandaran kursi pesawat. Baik informasi soal posisi pintu darurat, masker oxygen, hingga cara menggunakan baju pelampung.

Prosedur keselamatan pesawat itu sendiri sejatinya telah dilakukan jauh sebelum pesawat dinyatakan laik terbang. Pre-flight check (pemeriksaan sebelum keberangkatan) mencakup sisi exterior pesawat (inspeksi visual, bagian badan pesawat yang kritis, dll). Lalu bagian interior meliputi pemeriksaan seperti fire detector, radar cuaca, lampu peringatan, dll).

Dan sama pentingnya adalah di bagian perawatan pesawat. Di sini pemeriksaan bisa berlapis-lapis. Pemeriksaan menyeluruh sesuai standar keselamatan yang mengacu kepada berbagai regulasi yang sangat ketat.

Pre-flight inspection. Sumber: Kristoferb / wikimedia
Pre-flight inspection. Sumber: Kristoferb / wikimedia

5. Selalu Berpikir Positif

Selain itu, jangan lupa selalu yakinkan diri sendiri bahwa tujuan perjalananmu untuk apa. Bekerja, berlibur, mengunjungi keluarga, dan lain-lain. Pengertian ini niscaya membuatmu merasa lebih nyaman. Bukankah tidak setiap saat kita menikmati perjalanan dengan pesawat udara.

O ya, tidak kalah menariknya, bayangkan juga apa yang hendak dilakukan setiba di destinasi tujuan. Hal-hal ini membuatmu lebih bersemangat dengan perjalanan tersebut. Tempat-tempat yang akan dituju, makanan lokal yang akan dicicipi, dan lain-lain.

Pada ujungnya, bukankah kita semua percaya kuasa-Nya? Selama kita berdoa dan menyerahkan semua perjalanan di bawah lindungan Tuhan, maka percayalah rasa takut yang masih tersisa pasti akan segera berlalu.

Bagaimana? Sudah tidak takut terbang, bukan? 

Jangan mau seperti Dennis Bergkamp dong!

Kelapa Gading, 14 Januari 2021

Oleh: Tonny Syiariel

Referensi: 1, 2, 3, 4 , 5 

Catatan: Foto-foto yg digunakan sesuai keterangan di masing2 foto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun