Sebagai ibukota Kabupaten Raja Ampat, Waisai adalah sebuah kota kecil yang baru dibangun tahun 2003. Seiring melajunya bisnis pariwisata di kepulauan ini, Waisai pun kian berkembang. Cukup banyak penginapan bisa ditemukan di kota ini. Namun, salah satu yang terbaik adalah Waiwo Dive Resort yang memiliki fasilitas lebih lengkap, termasuk dermaga sendiri.
Adalah Max Ammer, pendiri Papua Diving, yang pertama kali mengembangkan kepulauan Raja Ampat hingga dikenal dunia saat ini. Pecinta selam asal Belanda ini awalnya mengikuti passion-nya menyelam di reruntuhan pesawat ex-Perang Dunia II. Namun, dia akhirnya jatuh cinta dengan kehidupan warga Papua dan mulai melakukan eksplorasi dunia bawah laut di Raja Ampat.
Nama Raja Ampat sendiri sejatinya baru mulai dikenal luas sejak sepuluh tahun lalu. Bahkan sekitar tahun 2008, hanya terdapat dua resort, yakni Waiwo Dive Resort dan Papua Diving, yang dikenal sebagai yang pertama kali dibangun di kepulauan ini pada tahun 1993.
Kepulauan Raja Ampat awalnya lebih terkenal sebagai surga para penyelam. Betapa tidak, menurut sebuah riset dari Conservation International, sebuah organisasi lingkungan nirlaba dari Amerika Serikat, perairan Raja Ampat memiliki lebih dari 540 jenis karang, sekitar 1,500 spesies ikan dan ribuan biota laut lainnya. Â Fantastis, bukan?
Itulah sebabnya nama Raja Ampat begitu cepat meroket dan dikenal sebagai salah satu dari "10 Best Diving Spots in the World". Majalah selam bergengsi asal Inggris, "Dive Magazine" bahkan menempatkan Raja Ampat bersama beberapa spot selam lainnya di Indonesia sebagai "The Best Scuba Diving Destinations 2020". Tentu saja, kontribusi Raja Ampat sangat signifikan!
Akan tetapi, reputasi Raja Ampat tidak berhenti di kalangan penyelam saja. Destinasi ini juga kian menanjak di kalangan petualang dan pecinta fotografi. Keindahan gugusan pulaunya begitu menakjubkan. Dan sejak foto-foto pulau Wayag mulai tersebar di majalah perjalanan serta media sosial, Raja Ampat seketika menjadi salah satu destinasi impian banyak pelancong dunia.
Perjalanan wisata di Raja Ampat umumnya berupa 'island hopping', melompat dari satu pulau ke pulau lainnya. Dari satu spot ke spot berikutnya. Spot selam maupun fotografi. Padahal di satu spot saja rasanya ingin berlama-lama menikmati alamnya yang indah penuh sejuta pesona.
Kedua kunjungan itu pun agak berbeda, baik dari segi peserta rombongan maupun destinasi yang dipilih. Kalau yang pertama berbau petualangan, termasuk camping dua malam di pulau Wayag. Lain lagi dengan kunjungan kedua yang cenderung mencari semua obyek wisata yang mudah dijangkau. Maklum saja, kunjungan pertama terdiri dari fotografer lanskap, termasuk beberapa fotografer asal Singapura dan Malaysia. Sedangkan yang kedua adalah peserta undangan sebuah 'corporate trip'.