Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Raja Ampat, Sang "Raja Baru" dari Timur

4 Januari 2021   08:50 Diperbarui: 4 Januari 2021   23:56 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dermaga di kaki bukit Pianemo. Sumber: koleksi pribadi

Andaikan ada sebuah destinasi wisata yang begitu indah hingga sulit dilukiskan, maka destinasi itu mestinya Raja Ampat. Dan jika ada sebuah destinasi yang pesonanya sukar dideskripsikan, maka destinasi itu pun pastinya Raja Ampat.

Raja Ampat memang bukan destinasi wisata biasa. Ini destinasi wisata yang luar biasa. Puja-puji lewat ribuan kata pun seakan tidak cukup. Kemolekan pulau-pulau dan keindahan bawah lautnya telah mengangkatnya ke pentas pariwisata global.

Dan pada ujungnya, julukan "The Last Paradise on Earth" yang telah disandangnya kian menegaskan reputasinya sebagai salah satu mutiara paling berkilau di dunia pariwisata Indonesia saat ini.

Indonesia sudah lama kondang dengan ratusan destinasi wisata kelas dunia. Keindahan pantai, danau, gunung, dan lain-lain, tersebar di seluruh penjuru bumi Nusantara. Meskipun demikian, ketika Raja Ampat muncul di panggung pariwisata internasional dalam satu dekade terakhir, dunia pun tercengang. Indonesia seakan tidak pernah kehabisan senjata rahasianya.

Panorama dari puncak Wayag. Sumber: koleksi pribadi
Panorama dari puncak Wayag. Sumber: koleksi pribadi
Kepulauan Raja Ampat, begitulah sebutan lengkapnya, adalah sebuah kabupaten di Papua Barat. Terdiri dari sekitar 1,500 pulau kecil yang mengitari empat pulau besar, yaitu Waigeo, Batanta, Salawati, dan Misool. Ibu kota Kabupaten Raja Ampat sendiri adalah kota Waisai, yang berada di sisi selatan pulau Waigeo. Kota ini biasanya menjadi basis atau transit point pengunjung sebelum mengelilingi kepulauan ini.

Seperti di berbagai destinasi terkenal lainnya, nama Raja Ampat pun menyimpan kisah menarik di baliknya. Alkisah, menurut mitos yang dipercaya masyarakat setempat, nama Raja Ampat berasal dari kisah seorang wanita yang menemukan tujuh telur.

Empat butir di antaranya kemudian menetas menjadi empat orang pangeran. Keempatnya kemudian berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di empat pulau terbesar di kepulauan ini. Sementara itu, tiga telur lainnya bernasib berbeda. Ketiga telur itu masing-masing beralih rupa menjadi hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.

Grup penyelam asing dgn kapal Phinisi. Sumber: koleksi pribadi
Grup penyelam asing dgn kapal Phinisi. Sumber: koleksi pribadi
Pintu gerbang utama memasuki kepulauan Raja Ampat adalah kota Sorong, kota terbesar di Provinsi Papua Barat. Ada beberapa maskapai nasional yang melayani rute Jakarta -- Sorong. Di antaranya, Garuda dan Lion Air, yang biasanya transit di kota Makassar atau Manado.

Setiba di Sorong, pengunjung memiliki dua opsi. Bisa langsung menuju Raja Ampat atau menginap dulu semalam di Sorong, tergantung jam tiba di bandara Domine Eduard Osok, Sorong. Penulis sendiri, dalam dua kesempatan ke Raja Ampat, selalu langsung menuju Pelabuhan Rakyat Sorong untuk lanjut ke kota Waisai, Raja Ampat dengan kapal motor.

Sebetulnya ada juga penerbangan dari bandara Domine Eduard Osok langsung ke bandara Marinda - Waisai yang dilayani Wings Air dan Susi Air. Tetapi, selain harga tiket pesawat yang cukup mahal, pilihan perjalanan lewat laut justru sangat menarik. Laut dan langit nan biru adalah lukisan alam yang tidak tergantikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun