Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Helsinki dan Kisah Perjalanan di Awal Pandemi Covid-19

31 Desember 2020   08:12 Diperbarui: 2 Januari 2021   10:11 1151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Interior Gereja Batu Temppeliaukion. Sumber: Matthew Duncan / wikimedia

Di penghujung musim dingin lalu, ketika badai pandemi covid-19 mulai menderu melanda Eropa, penulis masih menemukan lautan suka cita di seluruh kota Helsinki. Matahari gilang gemilang seakan tidak lelah menghiasi langit di ibu kota Finlandia itu. Indah menawan hati! Namun, di kota yang sama, dalam beberapa hari kemudian, mendung tebal seketika menutupi kota ini. Helsinki bagai kota yang ditinggalkan. Begitu sepi dan murung. “Daughter of the Baltic” pun akhirnya menyerah kepada sang virus peneror dunia yang hingga kini masih enggan pergi.

Kalender 2020 segera berganti dalam beberapa jam. Tahun ini pun bakal selalu dikenang sebagai “The Year of Struggle” – Tahun Perjuangan, setidaknya bagi industri pariwisata yang babak belur dilanda topan badai covid-19

Sejak akhir Maret 2020 lalu, restriksi perjalanan pun mulai diterapkan di mana-mana. Dan andaikata, ada perjalanan penulis yang layak dikenang sepanjang tahun 2020, maka itu adalah perjalanan wisata terakhir di Maret lalu ke negara Finlandia.

Perjalanan antara tanggal 11 – 20 Maret 2020 lalu itu sejatinya sudah diawali segumpal keraguan. Antara rasa cemas mengingat pandemi yang sudah menembus batas wilayah beberapa negara Eropa dan hasrat yang kuat berburu fenomena Aurora Borealis di Lapland, Finlandia. Singkatnya, godaan Aurora mengalahkan semua keraguan itu.

Akan tetapi, belum seminggu berada di Finlandia, sebuah berita di media lokal begitu menyentak. Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin, yang masih muda dan cantik, kabarnya segera menetapkan 'State of Emergency' alias situasi darurat terkait covid-19. Kami pun bergegas kembali ke Helsinki dengan membatalkan beberapa acara kunjungan.

Berita penerapan situasi darurat di Finlandia. Sumber: tangkapan layar laman www.valtioneuvosto.fin
Berita penerapan situasi darurat di Finlandia. Sumber: tangkapan layar laman www.valtioneuvosto.fin
Kasus covid-19 sesungguhnya relatif belum banyak di negara di belahan utara Eropa itu. Namun demikian, pemerintah setempat bergerak cepat. Dan sore itu, 18 Maret 2020, ketika kami kembali memasuki ibukota Helsinki, situasi lengang begitu terasa. 

Sungguh berbeda dengan Helsinki yang baru enam hari lalu kami temui. Gerakan cepat pemerintah Finlandia belakangan terbukti berhasil menekan laju penyebaran covid-19 di negara ini.

Helsinki atau Helsingfors, nama awal kota ini dalam bahasa Swedia, adalah ibukota negara Finlandia atau Suomi – nama negara ini dalam bahasa Finlandia. 

Kota cantik berjuluk "Daughter of the Baltic" didirikan oleh Raja Gustav I dari Swedia 1550. Tetapi, status sebagai ibukota baru disandangnya pada tahun 1812, ketika ibu kotanya dipindah dari Turku ke Helsinki oleh Tsar Alexander I dari Russia. 

Pada tahun 1817, di bawah arahan Carl Ludwig Engel, seorang arsitek asal Jerman, Helsinki mulai dibangun cepat. Wajah kota dipenuhi berbagai bangunan dengan gaya arsitektur yang seakan meniru bangunan yang ada di kota tetangganya Saint Petersburg, bekas ibukota Russia di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun