Sebuah fakta yang sebetulnya biasa saja di wilayah Skandinavia, khususnya di hotel-hotel tua nan antik. Hotel-hotel umumnya memasang alat pemanas (heater), tapi tidak selalu ada AC (Air Conditioner), apalagi hotel bersejarah setua Grand Hotel Oslo.Â
Temperatur di bulan Juni saat itu sejatinya tidak terlalu panas. Hanya sekitar 20C dan malam hari malah turun ke sekitar 10 -15 C. Pihak hotel  hanya menyarankan membuka jendela dan akan meminjamkan beberapa kipas angin portable. Namun, itu pun tidak memuaskan hati mereka. Persepsi hotel mewah harus ber-AC sudah terlanjur melekat.
Sungguh suatu malam yang panjang di hotel tua itu. Lalu apakah kamar itu memang panas? Tidak juga. Setelah jendela dibuka, dalam hitungan menit, udara dingin telah menyergap masuk. Kamar cukup sejuk, hati saja yang panas.
Berbagai insiden di hotel memang cukup menegangkan. Tetapi, bagaimana kalau Anda terjebak di suatu kota yang sedang bergolak karena perseteruan politik di negara itu? Itulah yang pernah penulis alami bersama rombongan lain sekitar tanggal 15-16 Oktober 2019 lalu di Barcelona.
Kota Barcelona pun membara. Puluhan ribu demonstran konon mulai memasuki kawasan pusat kota Barcelona. Ribuan polisi seketika memblokade jalan dan kawasan utama di pusat kota. Mulai area sekitar Placa de Catalunya, La Rambla hingga Passeig de Gracia yang dipenuhin toko dan butik ternama.
Mobil box yang mengantar bagasi kami dari bandara sejak jam 13.00 tidak diijinkan melewati blokade jalan menuju hotel kami. Hotel NH Collection Barcelona Gran Hotel Caldern, tempat kami menginap malam itu, kebetulan berada sangat dekat dengan pusat demonstrasi.
Sedangkan bus yang berusaha mengantar kami menuju hotel hanya bisa berputar dalam radius 2 - 3 km di luar area konsentrasi massa. Dan di sepanjang jalan ribuan pendemo mengibarkan bendera Catalunya. Teriakan slogan pro-kemerdekaan membuat situasi kian memanas. Di beberapa titik sebagian demonstran sudah mulai membakar ban di jalan dan bentrok dengan polisi.
Sebagian rencana wisata pun dibatalkan. Acara makan malam ikut dipercepat sambil berdoa demonstrasi cepat mereda setelah malam tiba. Kenyataannya, makin malam makin panas. Usaha sopir negosiasi dengan polisi agar bus kami diijinkan mendekat ke hotel tetap gagal. Akhirnya, kami semua pun turun di tengah jalan.
Konon, kami dikatakan masih beruntung. Ada grup lain yang berangkat di sore itu harus berjalan kaki sangat jauh sambil menyeret koper karena bandara ikut diseruduk demonstran. Dan penumpang yang baru tiba juga tidak bisa keluar dari bandara El Prat.