Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading dan Habsburg 'mati' mewariskan istana. Dinasti Habsburg, khususnya di era Empress Maria Theresa, memang adalah pembangun-pembangun yang hebat.
Seperti tidak mau kalah dengan Dinasti Bourbon (Keluarga Raja Louis - Prancis), Habsburg berusaha meninggalkan jejak yang kuat atas kemaharajaannya dengan membangun banyak istana-istana cantik nan megah.
Istana-istana mereka tersebar mulai dari Wina (Vienna), Salzburg sampai Innsbruck. Tetapi, di Wina lah etalase terbaik untuk mengagumi mahakarya Habsburg.
Sejarah panjang kota Wina, yang bermula dari sebuah desa suku Celtic pada tahun 500 SM, sungguh penuh warna. Pada abad pertama Wina pernah dijadikan kamp militer oleh Kekaisaran Romawi dan diduduki salah satu legiun Romawi yang disebut Legio X Gemina.
Selanjutnya, di abad pertengahan menjadi markas Dinasti Babenberg. Dan akhirnya pada tahun 1440 menjadi kota pusat kekuasaan Dinasti Habsburg.
Di era Habsburg inilah, Wina pun terus berkembang dan secara de facto menjadi ibukota Kekaisaran Romawi Suci. Kota ini juga menjadi pusat kebudayaan bagi seni rupa, ilmu pengetahuan, musik, kuliner, dan lain-lain.
Ingat Habsburg, tentu ingat Maria Theresa! Dia lah satu-satunya penguasa wanita yang pernah ada dalam sejarah Dinasti Habsburg. Foto dan patungnya ada di mana-mana – dari Wina sampai Innsbruck. Salah satu anaknya, Marie Antoinette (1755-1793) dikawinkan dengan Raja Prancis Louis XVI dengan tujuan untuk memperkuat aliansi antara Austria dan Prancis.
Meskipun Wina sering mengalami berbagai ancaman serangan, tapi hanya Napoleon Bonaparte yang berhasil menaklukkan dan menguasai Wina di awal abad ke 19. Tahun 1938 Adolf Hitler mendeklarasikan Anschluss (aneksasi Austria ke dalam Jerman Raya) dan tentara Nazi pun mencaplok Austria.
Akibatnya, Austria menjadi sebuah provinsi dari Jerman. Dan Wina pun menjadi kota pusat administrasi dari tahun 1938 sampai 1945. Setelah perang berakhir, pasukan Sekutu menduduki kota Wina selama 10 tahun. Episode sejarah ini dijadikan latar belakang film ”The Sound of Music”.
Wina memang layak disebut “The Imperial City”. Kehadiran tiga istana berskala besar di kota ini semakin menegaskan status Wina di antara kota-kota besar lainnya di Eropa. Mungkin hanya Paris yang memiliki istana-istana lebih besar dari Wina.
Meskipun tidak bisa dipungkiri, banyak wisatawan yang pernah ke Paris dan mengunjungi istana Versailles, selalu mencoba membandingkannya dengan istana Schonbrunn.