Kondisi 'sleep disorder' (kekacauan tidur), yang juga dikenal dengan nama desynchronosis, ini tidak bakal terjadi jika melakukan perjalanan dengan pesawat baling-baling, kereta api atau kapal laut, yang sudah pasti hanya dapat menjangkau jarak terbatas. Belum lagi kecepatannya pun tidak sebanding dengan pesawat jet.
Pada dasarnya setiap orang memiliki tingkat adaptasi yang berbeda. Bagi sebagian pelancong, perasaan tidak nyaman bisa berlangsung berhari-hari. Sementara yang lainnya hanya mengalami sehari -- dua hari saja.
Apakah Jet lag bisa dihilangkan?
Pasti. Jet lag bahkan akan menghilang sendiri dalam beberapa hari kemudian, setelah tubuh kita mulai beradaptasi dengan kondisi di destinasi tujuan. Bahkan dewasa ini sudah banyak situs yang memberikan berbagai tip untuk mengurangi efek jet lag.
Salah satu cara yang paling sering dilakukan adalah mulai mengkondisikan tubuh beberapa hari sebelum melakukan perjalanan jauh. Misalnya, dengan mulai merubah kebiasaan tidur, yakni lebih cepat secara bertahap. Tidak perlu memaksakan diri jika tidak berhasil. Lebih penting menjaga kualitas tidur yang baik.
Selain itu, selama perjalanan di dalam pesawat, pastikan untuk tetap beraktivitas. Kalau penulis sendiri paling suka berjalan- jalan di koridor pesawat. Selain untuk merenggangkan kaki dan tubuh, juga sekalian mengurangi rasa jenuh. Sangat penting sekali untuk menjaga agar tubuh, terutama kaki tidak kaku dan membuat kita selalu segar.
Jangan lupa juga untuk banyak minum air putih untuk menghindari dehidrasi. Tapi, hindari kopi dan minuman beralkohol. Minum secukupnya untuk kedua minuman yang sangat menggoda ini.
Beberapa 'travel kits' seperti penutup mata, penutup telinga, bantal leher, dan lain-lain, dapat membantu tidur lebih nyaman di dalam pesawat. Sebagian maskapai penerbangan menyediakan 'amenity kit' yang berisikan penutup mata, kaos kaki, sikat gigi dan odol, khususnya untuk rute penerbangan jauh.
Bagaimanapun juga, jet lag bukanlah sebuah penyakit. Jadi tidak perlu terlalu memikirkannya. Dan jika suatu saat sempat mengalaminya, jalanin saja. Bukankah itu juga bagian dari sebuah pengalaman perjalanan? Sama seperti pengalaman seorang teman yang pertama kali memesan 'double-shot espresso'Â (doppio). Anda sudah bisa menduga efeknya kan ya. Haha.