Italia sudah lama kondang dengan kota-kota tuanya. Dan di wilayah Umbria, yang terkenal dengan kota-kota abad pertengahan di atas bukitnya, ada sebuah permata kecil bernama Orvieto.
Orvieto berada di sebelah utara kota Roma, sekitar 120 km dan bisa dicapai dalam waktu 90 menit saja. Kota ini berdiri tinggi di atas bukit batu tufo dengan pemandangan ke arah dataran Umbria yang indah. Tufo adalah jenis batuan yang mengandung debu vulkanik dari letusan gunung berapi.
Kota berpenduduk sekitar 20.4 ribu ini terpisah menjadi dua bagian kota yang berbeda. Kota tua dari abad pertengahan di atas bukit dan kota baru yang lebih sepi di sekitar kaki bukit yang disebut Orvieto Scalo.
Kota tua di atas bukit adalah tempat semua objek wisata terbaik di Orvieto berada. Orvieto Cathedral, Kota Bawah Tanah (Orvieto Underground City), Torre de Moro, dan lain-lain. Jelas sudah, tujuan utama semua wisatawan adalah mengunjungi kota tuanya yang menawan.
![Stasiun funikular menuju kota atas. Sumber: koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/18/stasiun-funicular-jpg-5f8c3be68ede482dde793c42.jpg?t=o&v=770)
Opsi lainnya, bisa juga lewat sebelah barat daya kota dengan lift atau eskalator dari Campo della Fiera (Ex Foro Boario). Dan tentunya bisa saja berjalan kaki melalui Porta Maggiore, salah satu pintu gerbang masuk ke kota tua yang bersejarah. Jalan kaki? Mengapa tidak.
Penulis sendiri menuju ke kota atas Orvieto dengan kereta funikular dan turun berjalan kaki via Porta Maggiore. Praktis sudah mengelilingi kota kecil ini dan tidak harus kembali ke rute yang sama. Dari Piazza Cahen (stasiun atas funikular), hanya sekitar 900 meter menuju Piazza Duomo, lokasi Katedral Orvieto yang menakjubkan.
![Alun-alun di depan Katedral Orvieto. Sumber: koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/18/piazza-duomo-01-5f8c37f68ede4827cf3d5d92.jpeg?t=o&v=770)
Sudah pasti, jepretan kamera wisatawan seakan tidak pernah berhenti. Ribuan pose dan sejuta bidikan terus berlanjut. Dan bukan hanya wisatawan, sesekali ada juga fotografer yang membuat foto-foto pre-wedding klien nya di sekitar alun-alun katedral yang indah ini.
Katedral Orvieto atau Duomo di Orvieto adalah sebuah katedral Katolik Roma besar dari abad ke 14. Bagian paling memesona dari katedral cantik ini adalah fasade (bagian tampak depan) bergaya gotiknya. Inilah salah satu mahakarya dari abad pertengahan yang pesonanya tidak pernah hilang digerus zaman.
![Fasade katedral yg menawan. Sumber: koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/18/dscf4698-01-5f8c3869d541df07c10068b4.jpeg?t=o&v=770)
Kedua katedral lain itu memang sangat termasyhur dengan desain fasadenya, yakni Siena Cathedral yang dibangun Giovanni Pisano dan fasade dari Florence Cathedral (Santa Maria del Fiore) yang didisain oleh Arnolfo di Cambio.
![Katedral Orvieto, dilihat dari sisi lain. Sumber: koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/19/dscf4625-01-5f8d0d9f8ede48091e04fb72.jpeg?t=o&v=770)
Paus Clement VII juga yang memerintahkan menggali sumur yang kini sangat terkenal sebagai Pozzo di San Patrizio atau St. Patrick's Well. Paus mengkhawatirkan persediaan air di kota Orvieto tidak cukup jika terjadi pengepungan oleh musuh.
Bekas kediaman Paus di Orvieto yang disebut Palazzo Soliano berada di Piazza Duomo, di sebelah Katedral Orvieto. Bangunan bersejarah tersebut kini telah digunakan sebagai Museum Emilio Greco, yang ikut memajang berbagai karya patung dari Emilio Greco, seorang pematung terkenal asal Catania, Italia.
Orvieto Underground diperkirakan dibangun bangsa Etruskan dan pernah digunakan selama ribuan tahun untuk berbagai tujuan. Awalnya digunakan sebagai tempat tinggal, tempat penyimpanan air, ruang pembuatan minyak zaitun, dan lain-lain.
Namun, di masa lebih modern, jaringan gua bawah tanah ini juga pernah dijadikan sebagai tempat persembunyian selama Perang Dunia II, gudang anggur, hingga tempat persembunyian burung merpati.
Kembali ke alun-alun katedral. Bagaimana kalau kita mencicipi gelato? Pasti suka. Italia sangat terkenal dengan gelato-nya, es krim khas Italia. Dan kota Orvieto selain terkenal dengan anggur buatannya, juga dengan gelato yang sedap. Delizioso!
Di sekitar alun-alun Katedral ada beberapa kedai gelato. Tetapi, ada satu nama yang layak dicoba, yakni Gelateria II Gelato di Pasqualetti. Kedai gelato ini berada di Via del Duomo arah menuju Torre del Moro atau sekitar 200-an meter dari alun-alun Katedral.
![Via del Duomo & Torre del Moro. Sumber: koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/18/via-del-duomo-01-5f8c3951d541df1f136aacb3.jpeg?t=o&v=770)
Jika lututmu belum goyah, boleh coba naik 250 anak tangga ke puncaknya. Harga tiketnya hanya 2.80 Euro. Memang melelahkan, tapi pemandangan dari puncak menara sungguh menakjubkan.
Menyusuri jalan-jalan kecil di sebuah kota tua selalu menyenangkan. Apalagi tampak depan bangunan dan rumah yang ada tidak banyak berubah sejak ratusan tahun lalu.Â
Seakan berjalan menembus lorong waktu yang panjang. Dan sejarah Orvieto memang sangat panjang dan menarik, dibalut berbagai kisah yang mencengangkan sekaligus mendebarkan.
![Rumah-rumah tua di Orvieto. Sumber: koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/18/dscf4751-01-5f8c3cd28ede48082f49e552.jpeg?t=o&v=770)
Etruskan (Etruria) menguasai wilayah Orvieto hingga kedatangan bangsa Romawi di abad ke 3 SM. Konon pasukan Romawi memerlukan waktu sampai dua tahun untuk menaklukkan Orvieto, yang begitu kokoh dengan benteng alaminya.
Aroma kopi yang menyeruak dari sebuah kedai kopi seketika membawa penulis kembali ke masa kini. Sudah saatnya menuju restoran untuk makan siang dan ngopi. Ada sebuah restoran bawah tanah nan unik yang menjadi tujuan. Namun, jalan ke sana masih melewati banyak godaan bagi kamera maupun dompet.
![Piazza della Repubblica (Alun-alun Repbublik). Sumber: koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/18/piazza-della-repubblica-01-5f8c3a2dd541df0dc1203d92.jpeg?t=o&v=770)
Alun-alun di Italia selalu menyimpan pesonanya sendiri. Begitu juga dengan Piazza della Repubblica (Square of the Republic) yang berada diujung timur Corso Cavour.
Dari sudut alun-alun, kita segera bisa menyaksikan Chiesa di Sant'Andrea (Gereja St. Andrew) dengan menara loncengnya yang unik. Dan di sebelahnya berdiri Palazzo Comunale, yang merupakan kantor utama Kotamadya Orvieto.
Piazza della Repubblika bisa dibilang berada di arah menuju akses ke luar lewat sisi barat Orvieto. Maka tidak mengherankan jika melihat banyak langkah kaki wisatawan seakan melambat di sekitar sini. Bahkan banyak yang duduk santai di anak-anak tangga Gereja St. Andrew.
![Jalan di kota tua Orvieto. Sumber: koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/18/a-narrow-street-at-orvieto-5f8c3ac08ede4871890d5f42.jpg?t=o&v=770)
Le Grotte del Funaro adalah sebuah restoran khas Orvieto yang terkenal. Selain ruangan restorannya dibangun di dalam gua dari era Etruskan, restoran ini juga dikenal dengan koleksi wine lokalnya yang cukup lengkap.
Oh ya, jika pernah mendengar minuman anggur asal Italia, biasanya selalu yang berasal dari wilayah Chianti, Tuscany. Chianti wine memang sudah sangat mendunia. Bahkan di Jakarta pun dengan mudah ditemukan di beberapa toko khusus yang menjual berbagai jenis wine Chianti, Italia.
![Tampak depan restoran Le Grotte del Funaro. Sumber: koleksi pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/10/18/ristorante-grotte-del-funaro-nuova-01-5f8c3b49d541df5b822bc932.jpeg?t=o&v=770)
Produk minuman anggur asal Orvieto memang tidak seterkenal Chianti, tetapi kualitasnya tidak diragukan, khususnya classico wine (white wine) yang menjadi unggulan. Minuman ini telah dibuat di wilayah Orvieto sejak abad pertengahan.
Ketika berjalan kaki menyusuri jalan-jalan sepi yang terus menurun ke arah Porta Maggiore, penulis kembali mengingat perjalanan singkat di Orvieto, mulai tiba pagi hari hingga meninggalkannya jelang sore. Orvieto sungguh mengagumkan. Kota bawah tanahnya, kota di atas bukitnya dengan Duomo-nya yang sungguh tidak terlupakan.
Pantas saja Rick Steves, penulis buku perjalanan terkenal asal AS, pernah menggambarkan kota Orvieto sebagai "the most striking, memorable, and enjoyable hill town in Italy".Â
Kelapa Gading, 18 Oktober 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Foto-foto adalah koleksi pribadi, kecuali foto 'Gua dan lorong bawah tanah' (sesuai keterangan di foto)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI