Akan tetapi, kisah di atas tinggal bagian dari sejarah aviasi di dunia maupun di Indonesia. Di hari-hari ini jika kita bepergian dengan maskapai manapun, maka jenis pesawat yang digunakan mayoritas dikuasai Airbus dan Boeing. Duopoli ini sudah begitu dominan di pasar pesawat terbang komersial dunia.
Tentu saja untuk rute penerbangan regional, beberapa maskapai masih menggunakan pesawat berbadan langsing seperti Bombardier buatan Kanada atau Embraer dari Brazil. Dan Wings Air, anak perusahaan Lion Air, malah semua armadanya berjenis baling-baling (propeller aircraft) buatan ATR, perusahaan patungan dari Prancis dan Italia.
Meskipun keduanya dikelola layaknya korporasi lainya, tapi dukungan pemerintah masing-masing sangat diperlukan. Airbus dimiliki konsorsium Eropa, yang terdiri dari beberapa perusahaan asal Prancis, Jerman, Spanyol dan Inggris, yang selalu didukung pemerintah masing-masing, khususnya Prancis. Sedangkan Boeing sudah pasti disokong pemerintah AS.
Ada sebuah momen yang menunjukkan dukungan pemerintah AS terhadap Boeing. Pada akhir 2011 silam, Mantan Presiden AS Barack Obama ikut menyaksikan penandatangan kesepakatan awal antara Lion Air dan Boeing di Bali.
Dukungan yang sama diberikan mantan Presiden Prancis Francois Hollande ke Airbus, ketika Lion Air juga memborong pesawat Airbus. Penandatangan pembelian bahkan dilakukan di Istana Elysee, kediaman resmi presiden Prancis.
Dominasi Airbus dan Boeing juga jelas terlihat jika melihat daftar armada yang dimiliki 10 maskapai penerbangan paling top saat ini. Dalam jajaran armada yang digunakan "World's Top 10 Airlines" versi Skytrax, bisa dilihat hampir semua maskapai menggunakan Airbus dan Boeing.
Beberapa LCC (Low Cost Carrier) bahkan hanya menggunakan salah satunya. Southwest yang berasal dari AS hanya menggunakan jenis pesawat buatan Boeing. Dan easyJet dari Inggris memilih Airbus untuk seluruh armadanya.
Berdasarkan data terakhir, seperti dikutip dari Forbes pada awal tahun 2020, Airbus menutup tahun 2019 dengan penuh kebanggaan. Pabrikan pesawat komersial raksasa asal Tolouse - Prancis ini, berhasil mengirim sebanyak 863 pesawat terbang ke maskapai pelanggannya, jauh di atas rival utamanya dari AS, Boeing, yang hanya mampu mengirim 345 pesawat.