Lalu ke mana rute terbangnya? Mengingat Singapura tidak seberapa besar, maka tidak mungkin hanya mengitari langit Singapura. Rute persisnya memang belum jelas.Â
Tetapi, bisa saja ke arah utara di sekitar Teluk Thailand atau Laut Andaman. Bisa juga ke arah selatan di atas Kepulauan Riau, Indonesia. Dengan durasi total sekitar tiga jam, maka penerbangan tanpa tujuan ini bisa dipastikan tidak akan terbang terlalu jauh.
Sejatinya, apa yang direncanakan Singapore Airlines adalah suatu upaya kreatif untuk membangkitkan kembali bisnisnya yang terpukul akibat pandemi Covid-19, sekaligus memenuhi kerinduan penumpangnya untuk kembali menikmati pengalaman terbang bersamanya.
Ide kreatif ini tentu saja tidak selalu pas diterapkan di semua negara. Apalagi untuk negara kita yang memiliki ratusan bandara dan kota lainnya yang masih bisa diterbangi.Â
Bayangkan saja, jika Anda harus membayar sejuta rupiah, misalnya saja, untuk terbang selama 90 menit dengan dua rute pilihan, Jakarta -- Jakarta atau Jakarta -- Bali. Maka, bisa dipastikan semuanya memilih ke Bali. Atau ada yang memilih yang pertama? :)
Flight to Nowhere mungkin bisa dibandingkan dengan penerbangan wisata yang disebut scenic flight, yakni terbang berputar di atas sebuah wilayah untuk menikmati pemandangan alam yang indah dari atas tanpa mendarat. Seperti yang ada di Kepulauan Hawaii dan di Grand Canyon, Arizona - AS.
Akhir Agustus lalu, perusahaan penerbangan asal Jepang ANA (All Nippon Airways) menggunakan salah satu armada A380, yang sejak akhir Maret nyaris tidak beroperasi, untuk penerbangan carter "Flight to Nowhere". Penerbangan selama 1 jam 26 menit mengitari langit di atas Tokyo dan sekitarnya itu ternyata menuai sukses.
Bahkan menurut Aviation Wire, seperti dikutip simpleflying.com, terdapat 334 penumpang pada penerbangan tersebut, yang seluruhnya dipilih berdasarkan proses undian. Popularitas penerbangan perdana inilah yang membuat ANA antusias untuk mempersiapkan penerbangan kedua pada 20 September 2020 nanti.
Nama promosi yang sungguh menarik. Starlux adalah perusahaan penerbangan terbaru asal Taiwan yang baru memulai penerbangan perdananya akhir Januari lalu. Sayang sekali, belum lama beroperasi, badai covid-19 telah menimbulkan turbulensi dalam operasionalnya.