Alun-alun nan luas ini telah berhasil membuat banyak pelancong dunia jatuh hati. Pecinta sejarah, penyuka arsitektur dan gaya hidup, pasti akan terpuaskan oleh penampilan alun-alun yang berada di pusat kota Praha ini.Â
Bagi penulis dan ratusan thirsty travellers lainnya yang singgah di sini, segelas bir Pilsner Urquell yang bisa ditemukan di hampir semua kafe di alun-alun ini, ikut menyempurnakan episode perjalananku di awal musim gugur saat itu.
Yang pertama adalah Grand Place di pusat kota Brussels, ibukota Belgia. "The Grand Place is truly the most beautiful stage in the world", demikian tulis sebuah buku wisata. Dan segelas Duvel atau Leffe, bir khas Belgia, sangat pas untuk melengkapi sensasi pusat kota nan elok itu.
Alun-alun lainnya yang menawarkan kenikmatan segelas bir adalah Marienplatz yang terletak tepat di depan New Town Hall di kota Munchen, Jerman.Â
Pada musim panas dengan mataharinya yang cukup terik, segelas bir Augustiner atau Erdinger sanggup membuat penulis melupakan dentangan Glockenspiel yang telah membuat kagum jutaan turis yang datang ke kota ini.
Betapapun, tidak semua alun-alun menyajikan kehangatan layaknya sebuah piazza di Italia. Paris, misalnya, mempunyai beberapa alun-alun yang cantik dan tentu saja terkenal. Sebut saja Place de la Concorde dan Place Vendome.
Place de la Concorde, tempat Marie Antoinette dipancung dengan pisau guillotine, memang cantik, tapi tidak ada kehangatan di situ. Mungkin keindahan itu hanya bisa dinikmati dari jendela Hotel de Crillon yang mewah.
Anda juga akan menemukan banyak alun-alun yang menarik di banyak negara Eropa lainnya seperti Spanyol, Portugal, Hungaria, Russia, dll. Alun-alun tersebut sebagian besar di antaranya, bahkan sudah terdaftar dalam UNESCO List of World Heritage.Â
Penulis selalu berangan-angan untuk mengunjungi semua piazza yang ada di Eropa. Dan menuliskan semua kisah romansa dengan piazza-piazza itu. Akan tetapi, jika waktu tidak memungkinkan, rasanya sudah cukup puas untuk kembali lagi ke cinta pertama di Piazza della Signoria.