Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Bisnis Pariwisata Menuju ke Destinasi Krisis

19 Agustus 2020   08:50 Diperbarui: 19 Agustus 2020   15:53 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wat Arun, Bangkok yg kini sepi. Sumber: dokpri

Begitu juga dengan berbagai objek wisata yang secara bertahap juga mulai dibuka untuk kunjungan wisatawan lokal dengan protokol kesehatan ketat. Lalu, apa kabar para pelaku bisnis 'Tours & Travel' atau Biro Perjalanan Wisata?

Dalam percakapan singkat dengan penulis, Sekjen DPP ASTINDO (Asosiasi Travel Agen Indonesia) Pauline Suharno mengakui beratnya hadangan krisis kali ini. 

"Sejak maret 2020, penjualan sudah turun sekitar 90%. Meskipun, mulai Juni lalu sudah ada sedikit pergerakan, tetapi relatif sangat kecil," demikian jelas Pauline yang juga Direktur salah satu travel agent terkemuka di Jakarta ini.

Astindo sendiri beranggotakan 900 Agen Perjalanan di seluruh Indonesia. Dalam kondisi seperti ini, sebagian besar anggota terpaksa 'hibernate' dulu. Menutup semua aktivitas operasional di kantor dan sementara bekerja dari rumah (WFH), sambil terus mencari peluang apapun untuk bertahan.

Selanjutnya, selalu siap untuk bangkit, ketika bisnis pariwisata diharapkan mulai pulih awal tahun depan.

Situasi pameran wisata sebelum krisis. Sumber: dokpri
Situasi pameran wisata sebelum krisis. Sumber: dokpri
Sedangkan sebagian Biro Perjalanan Wisata (BPW) yang selama ini lebih banyak fokus menjual paket wisata (regular group tours dan incentive tours) tidak mau berdiam diri. 

Di samping tetap mempersiapkan produk-produk wisata ke destinasi yang mulai di buka, baik domestik maupun ke luar negeri, para pelaku wisata sarat pengalaman ini terus melakukan berbagai terobosan bisnis lainnya.

Setidaknya ada beberapa 'Big Boys' (istilah untuk para BPW besar) yang berusaha memanfaatkan semua resources yang ada (SDM maupun jaringan bisnis yang luas, serta data pelanggan yang kuat), dan mulai membangun beberapa bisnis distribusi hingga kuliner dan dipromosikan secara online. 

Produk dan jasa yang dijual sangat variatif. Dari barang-barang konsumsi sehari-hari hingga paket wisata virtual, dan sebagainya. Dan tentu saja, mesin utama selalu siap untuk dinyalakan kembali begitu industri pariwisata mulai bergerak.

Laman utama UNWTO (United Nations World Tourism Organization) memasang tajuk yang sedikit memberikan angin optimisme, "Tourism Restarts: 40% of Destinations Have Now Eased Travel Restrictions". Tetapi, ada syarat untuk menerapkan pariwisata yang lebih bertanggung jawab, yakni sepenuhnya menerapkan protokol kesehatan.

Suatu tantangan yang tidak mudah. Masyarakat di banyak negara masih kerap melanggar semua protokol kesehatan yang diwajibkan. Bukan hanya di Indonesia bro! India dan AS juga sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun