Pameo 'Badai Pasti Berlalu'Â ternyata masih belum cukup meyakinkan. Badai covid-19 masih jauh dari kata berlalu. Dengan penyebarannya yang masih sulit diduga, para pebisnis, khususnya di bidang MICE (Meetings, Incentives, Conferences and Exhibitions), pun seolah berada di garis zona keraguan. Lanjutkan pameran dengan protokol New Normal yang ketat atau membatalkannya dan menunggu hingga situasi lebih kondusif.
Pembatalan tentu saja adalah pilihan tersulit, mengingat sudah begitu panjang proses persiapan yang dilakukan. Sedangkan penerapan New Normal sekalipun, masih harus menunggu perkembangan lebih lanjut dan belum tentu bisa diterapkan untuk semua jenis event.
Rambu-rambu protokol kesehatan yang salah satunya terkait physical distancing memaksa para penyelenggara pameran dan konferensi harus berhitung ulang.Â
Seperti kita ketahui, gelaran acara seperti pameran selalu mendatangkan peserta dalam jumlah sangat besar, baik sebagai exhibitors, maupun sebagai pengunjung. Sedangkan acara konferensi juga kerap diikuti ratusan hingga ribuan peserta.
Kamis, 16 Juli lalu, Messe Berlin (Singapore), penyelenggara ITB Asia, akhirnya memutuskan tiga pameran akbarnya ITB Asia, MICE Show Asia dan Tech Asia hanya akan berlangsung secara virtual pada 21 - 23 Oktober 2020 mendatang. Opsi virtual ini adalah solusi yang terpaksa diambil mengingat situasi terkait covid-19 masih terus merebak.
ITB Asia adalah salah satu pameran bisnis wisata terbesar di Asia. Dalam perhelatan tahun lalu, ITB Asia mampu menarik sekitar 13,000 peserta dari 132 negara. Sebuah rekor untuk pameran bisnis travel selama tiga hari itu.
Pilihan 'go virtual' mungkin satu-satunya pilihan yang paling relevan saat ini untuk semua pameran internasional. Jika tidak, dipastikan harus dibatalkan mengingat begitu ketat protokol kesehatan yang harus diterapkan. Belum lagi hadangan berbagai aturan lainnya dari berbagai negara asal semua peserta, baik sebagai exhibitors maupun buyers.
Konsekuensi logis dari perubahan ke pameran virtual sudah jelas. Para pemain terkait lainnya seperti penyedia akomodasi dan layanan transportasi hanya bisa gigit jari.Â
Belum lagi para pekerja di balik setiap pameran, seperti kontraktor booth, petugas di ajang pameran (usher dan SPG), kedai makanan minuman, dan lain-lain.
Sebagian peserta pameran bahkan sudah ada di Berlin, tapi terpaksa menerima nasib demi kepentingan bersama. ITB Berlin itu sedianya diikuti lebih dari 10,000 exhibitor, seperti yang disampaikan Dr. Christian Goke, CEO Messe Berlin GmbH dalam Press Release yang diedarkan. Pameran ini juga rutin diikuti banyak pemain Inbound Tours Operator dan Hoteliers dari Indonesia.