Pemandu wisata yang bertindak sebagai moderator sekaligus pemandu wisata menjelaskan berbagai objek wisata yang dikunjungi lewat slide foto dan video. Dan setelah itu diberikan kesempatan untuk bertanya.Â
Tidak kalah menariknya, dengan memanfaatkan teknologi aplikasi google map atau yang sejenisnya, peserta wisata virtual ini diajak berwisata menyusuri jalan-jalan dan objek wisata tujuan. Kekuatan story telling dalam bercerita akan membuat perjalanan wisata ini kian hidup.
Tidak itu saja kelebihan wisata virtual yang dijual di Indonesia. Paket wisata virtual yang ditawarkan Blibli, salah satu raksasa market place Indonesia, malah menggunakan seorang local guide profesional yang tampil live dari lokasi langsung.Â
Misalnya, Wisata Virtual ke Wuhan - China, Jam Gadang - Bukittinggi dan Lawang Sewu - Semarang, yang mendapatkan sambutan meriah. Bagaimana dengan peserta wisatanya? Tentu tetap di rumah saja, sambil rebahan, atau ngopi, dan lain-lain.
Selain Blibli, beberapa Agen Perjalanan Wisata dari Jakarta, Surabaya hingga Medan, serta komunitas pramuwisata lainnya juga kian aktif menawarkan berbagai destinasi, dari seputar Jakarta, keliling Indonesia, hingga ke mancanegara.
Ira dan komunitas yang didirikannya WKJ, termasuk sangat aktif menyelenggarakan virtual tour. Sejak pertama kali tayang pada 1 Mei 2020, WKJ secara konsisten mengadakan wisata virtual dua kali sehari, nyaris setiap hari kecuali Senin.Â
Bagaimana respons pasar? "Rata-rata peserta untuk weekdays 4-6 orang. Sementara di weekend, bisa di atas 10 orang,"Â ungkap Ira kepada penulis via percakapan WA. Kreativitas dan sikap pantang menyerah Ira Lathief juga yang mengantarnya ke acara terkenal "Kick Andy"Â beberapa waktu lalu.
Sementara itu, Theresia Magdalena, VP Tours & Travel dari Bibli.com mengungkapkan, sambutan pasar sangat bagus. "Sejak peluncuran pertama di awal Juni, Bibli telah menyelenggarakam sekitar 19 kali dengan rata-rata peserta 50-an. Bahkan pernah mencapai 100 peserta untuk Wisata Virtual ke Lawang Sewu."
Wow! Tentunya bagi pemain sekaliber Blibli, bukan semata jualan wisata virtual, tapi sekaligus menjaga 'customer engagement' sambil terus merawat minat bepergian pasca covid-19.