Bayern Munich, klub paling terkenal di kompetisi Bundesliga, baru saja mengunci gelar Bundesliga 2019/2020. Kepastian juara didapat usai mengalahkan Werder Bremen Rabu lalu, meskipun kompetisi masih menyisakan dua pertandingan.Â
Raihan poin Bayern Munich sudah tidak mungkin dikejar Borussia Dortmund yang berada di peringkat dua klasemen Liga Jerman itu. Kota Munich pun siap berpesta.
Di negara penggila bola seperti Jerman, urusan bola sudah sama pentingnya dengan politik. Berita bola bersaing dengan politik mengisi setiap ruang percakapan, khususnya di kota seperti Munich.Â
Pemain-pemain Bayern Munich pun tidak luput dari incaran media. Apalagi banyak pemainnya yang langganan masuk di tim nasional.
Siapa yang tidak kenal FC Bayern Munich? Di kompetisi Bundesliga, hegemoni klub raksasa yang bermarkas di kota Munich ini nyaris tidak tergoyahkan.Â
Klub yang berjuluk 'Die Roten' (Si Merah) dan berdiri sejak tahun 1900 ini adalah klub terbesar, tersukses, dan terkaya di Jerman. Bayern Munich juga salah satu klub sepak bola terkemuka di kancah Eropa dengan memenangi lima gelar bergengsi UEFA Champions League.
Popularitas bintang-bintangnya di Jerman, membuat klub ini pun sering dijuluki "FC Hollywood". Bahkan bagi para penggilanya, kunjungan ke Stadion Allianz Arena, markasnya Bayern Munich sejak 2005, telah dijadikan semacam ritual tetap.Â
Jersey klub yang dijual di FC Bayern Fan-Shop juga diburu, meskipun harganya sungguh mengoyak isi dompet.
Setelah memastikan gelar juara, Bayern Munich siap-siap berpesta. Tapi yang menjadi tanda tanya, bagaimana caranya? Apakah tetap merayakannya bersama fans di Marienplatz seperti biasanya? Ataukah ngebeer bareng di Paulaner sambil teriak Prost? Entahlah.Â
Begitulah, membayangkan tradisi selebrasi ala klub Jerman, apalagi di kota sekelas Munich, mengingatkanku kembali pada kunjungan terakhir ke kota cantik ini di Maret tahun lalu. Bagi pecinta bola dan penikmat bir, pesta ala klub bola di Jerman tidak akan jauh dari minuman paling terkenal di negara Angela Merkel ini.
Munich (atau Munchen dalam bahasa Jerman) adalah salah satu kota terindah dan termakmur di Jerman. Sebagai ibu kota negara bagian Bavaria, Munich berpenduduk sekitar 1.5 juta jiwa dan berada di posisi ketiga sebagai kota ketiga terbesar di Jerman setelah Berlin dan Hamburg.Â
Sejak dulu kota ini dikenal sebagai pusat industri, kebudayaan, keuangan, media dan pariwisata.
Di samping istana-istana yang indah, gereja-gereja yang megah, Stadion Olimpiade yang bersejarah, puluhan museum (termasuk Museum BMW), ratusan cafe, dan taman minum bir, kota anggun ini juga merupakan kota modis yang sangat terkenal dengan kawasan perbelanjaan eksklusifnya di sekitar Marienplatz dan Maximilianstrasse yang terkenal.
Stadion Olimpiade Munich terletak di tepi jalan lingkar luar kota Munich (ring road) atau hanya beberapa ratus meter di seberang Museum BMW. Stadion, yang dirancang oleh Behnisch & Partners, ini dibangun ketika kota Munich menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1972.
Desain arsitekturnya sangat unik, seperti tenda raksasa yang meluas ke seluruh tempat bak jejaring laba-laba raksasa. Stadion ini (Olympiastadion) pernah digunakan klub FC Bayern Munich dan TSV 1860 Munich antara tahun 1972-2005.Â
Namun setelah itu, Bayern pindah ke Allianz Arena yang berkapasitas 75,000 dan jauh lebih modern, sedangkan TSV 1860 Munich menggunakan Stadion Grunwalder sebagai markasnya.
Sedangkan di tengah Olympic Park yang indah ini, berdiri TV Tower setinggi 290 meter dengan sebuah restoran berputarnya yang disebut 'Revolving Restaurant 181'.Â
Jika cuaca bagus, pemandangan kota Munich dan sekitarnya yg menakjubkan akan terlihat jelas. Kadang-kadang bisa sampai ke pegunungan Alpen di selatan Munich.
Selain urusan bola, Munich adalah surga bagi pecinta bir. Begitu banyak tempat minum bir tersebar di kota ini. Bahkan, salah satu tempat minum terkenal, Hofbrauhaus, telah lama menjadi destinasi wisata bagi penggemar bir, maupun yang hanya ingin merasakan sejenak atmosfer ngebir di sini.Â
Tidak jarang, grup wisatawan yang ke sini juga ikut membeli barang-barang merchandise sebagai bukti pernah ke sini. Sepotong kaos bertuliskan"I've been to Hofbrauhaus in Munich" termasuk salah satu yang dibeli.
Hofbrauhaus yang terletak di Am platz, persis berhadapan dengan Hard Rock Cafe, yang sama-sama selalu ramai dipenuhi pengunjung. Jika sudah tiba di sini, langkah kakiku seakan 'auto-gerak' masuk ke Hofbrauhaus.Â
Ngebir di Hofbrauhaus memang berbeda. Ratusan meja panjang dari gedung antik berlantai dua ini dipenuhi para pecinta bir dari berbagai negara.Â
Terkesan agak turistik, tapi toh tidak mengurangi kenikmatan birnya, terlebih lagi atmosfer ala Oktoberfest yang disajikan. Rata-rata penggemar bir memesan setidaknya satu gelas bir berukuran 0.5 - 1 liter. Prost!
Di samping Hofbrauhaus, Munich memiliki lima pabrik bir ternama lainnya yang mendominasi 'wajah' bir di kota ini. Bir-bir ternama tersebut, yang sering disebut the Six-Pack, terdiri dari: Hofbrauhaus, Lowenbrau, Augustinerbrau, Paulaner, Hacker-Pschorr dan Spaten-Franziskaner. Selain ke-6 pabrik ternama ini, masih ada puluhan micro-brewery lainnya.
Warga Munich memang senang pesta minum bir. Apalagi untuk momen khusus, misalnya ketika Jerman juara Piala Dunia atau Bayern Munchen juara Piala Champions. Dan kalau Anda berminat ikut atmosfer pesta bir di kota ini, kunjungilah Munich di bulan September-Oktober, ketika kota ini merayakan Oktoberfest.
Menurut sejarah, tradisi ini dilakukan untuk merayakan perkawinan antara Putra Mahkota Ludwig (kemudian dikenal sebagai King Ludwig I) dan Putri Theresa dari Sachsen- Hildburghausen pada 12 Oktober.Â
Meskipun disebut Oktoberfest, pesta bir ini sesungguhnya sudah dimulai sekitar medio September dan berakhir di awal Oktober.
Selain sepak bola dan bir, Munich juga tidak dapat dipisahkan dari nama perusahaan otomotif ternama BMW. Di kota inilah markas dan cikal-bakal pabrikan mobil terkenal tersebut dimulai.Â
BMW (Bayerische Motoren Werke AG atau Bavarian Motor Works) atau yang di kalangan para profesional muda jaman doeloe diartikan sebagai "Be My Wife" adalah produk otomotif kebanggaan negara bagian Bavaria, dan juga Jerman. Sejarah dan seluk beluk BMW bisa dilihat di museum kerennya, Museum BMW!
Museum BMW ini tidak hanya memamerkan kejayaan masa lalu, tapi juga menyajikan suatu informasi komplit tentang perkembangan teknologi masa lalu, kini dan masa depan dari BMW.Â
Beberapa prototip kendaraan masa depan pun dipajang di salah satu sudut museum moderen ini. Dan kalau cukup beruntung, sesekali BMW juga memajang beberapa mobil proyek khususnya, seperti BMW 750iL dan BMW Z8 yang digunakan James Bond 007 dalam film Tomorrow Never Dies dan The World is Not Enough.
Di pabrik pertamanya, di sebelah bandara Munich saat itu, yang sekarang telah menjadi kawasan Olympic Park, BMW membuat mesin-mesin pesawat terbang dan selanjutnya kendaraan bermotor sejak 1923 hingga kini.
Museum BMW sendiri dibangun pada saat yang sama dengan Stadion Olimpiade. Konstruksi dimulai tahun 1971 dan dibuka tahun 1973. Museum ini dibuat oleh arsitek yang sama dengan yang membangun Gedung BMW, yakni Prof. Dr. Karl Schwanzer dari Vienna.Â
Sang profesor membangun Gedung dan Museum BMW dengan bentuk yang berbeda, tapi bagaimanapun tetap memberikan suatu paduan bentuk arsitektur yang unik.
Gaya arsitektur Gedung BMW begitu revolusioner. Hingga kini pun tetap terlihat unik. Teknik khusus yang dipakai dalam membangun Gedung BMW adalah ke-22 lantai bangunannya seolah-olah "ditarik"Â ke atas, jadi setiap lantai seakan bergantung pada lantai di atasnya.Â
Orang-orang mengatakan bahwa gedung "Empat-Cilinder" itu adalah sebuah "Rumah Gantung". Sementara bentuk Museum BMW lebih mirip bentuk mangkuk dari beton yang padat.
Di Museum BMW ini juga dijual berbagai suvenir dan koleksi berlogo BMW. Dari topi, bulpen, kaca mata, jam tangan, kaos, jaket, sampai miniatur mobil sport, dan sepeda motor keren BMW! Harganya bervariasi antara Euro 20-an sampai ratusan Euro.
Untuk menuju ke sini, bus wisata biasanya menurunkan di dekat Isartor (Isar Gate), salah satu dari empat gerbang kota dari abad pertengahan. Dan selanjutnya berjalan kaki sekitar 400-an meter menyusuri Jalan Tol menuju Marienplatz.
Marienplatz adalah tempat paling ideal untuk kongkow, ngupi cantik, atau sekedar 'window shopping'. Inilah pusat keramaian di kota Munich yang dipenuhin toko-toko dan cafe-cafe yang menggelar mejanya hingga ke pinggir jalan yang menawarkan kopi, kue, es krim dan tentu saja bir!Â
Di sini juga kita akan sering temui banyak pemusik jalanan alias pengamen yang ikut menghidupkan atmosfer sekitarnya. Karena keramaian inilah maka hampir semua wisatawan yang mampir ke kota Munich tidak pernah melewatkan Marienplatz dalam itinerary-nya.
Di alun-alun indah ini, pandangan kita pasti langsung mengarah ke Neues Rathaus (New Town Hall) yang fenomenal. Bangunan bergaya neo-gothic ini dibangun tahun 1874 dan sangat terkenal dengan Glockenspiel-nya di atas menara setinggi 85 meter.Â
Pada jam tertentu, yakni 11.00, 12.00 dan 17.00, Glockenspiel itu akan berbunyi dengan sangat indah mengiringi orang-orang mekanikal dengan kereta kudanya yang berputar dan menari. Dan persis di tengah alun-alun berdiri Mariensaule (Tugu Bunda Maria) yang dibangun tahun 1638 untuk merayakan berakhirnya pendudukan bangsa Swedia.
Dari Marienplatz juga, sekitar 5 menit jalan kaki, Anda bisa mencapai Frauenkirche (Church of Our Lady) atau lebih dikenal sebagai Munich Cathedral.Â
Katedral berarsitektur gotik dengan dua kubah-menara ini sudah dianggap sebagai "landmark" kota Munich. Sejak ditahbiskan tahun 1494, Katedral ini seakan mewakili kebanggaan dan kemakmuran dari penduduk kota Munich di abad pertengahan.
Kembali ke situasi terkini. Bayern Munich sudah siap berpesta, tapi negara Jerman yang baru saja membuka perbatasan dengan sesama negara Uni Eropa, masih menerapkan protokol kesehatan.Â
Apakah perayaannya dilakukan di Allianz Arena usai pertandingan kandang terakhir melawan Freiburg malam ini? Ataukah di Marienplatz bersama semua fans-nya?Â
Ah, lupakan saja bro! Anda kan fans The Reds Liverpool di Liga Premier, bukan (The Reds) Bayern Munich di Bundesliga.
Kelapa Gading, 20 Juni 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan:
-Foto 'New Town Hall'. Sumber: www.encirclephotos.com
-Foto BMW Museum. Sumber: Wikipedia.org
-Foto Allianz Arena. Sumber: Allianz-arena.com
-Foto-foto lainnya adalah koleksi pribadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H