Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Hong Kong, Si Kereta Cepat yang Kini Melambat

27 Mei 2020   18:00 Diperbarui: 28 Mei 2020   00:45 2822
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sungguh tragis melihat kota cantik dan selalu ramai ini seakan menuju ke arah kondisi terburuk sejak 'handover' tahun 1997. (Dokumentasi pribadi)

Hong Kong memanas lagi. Minggu lalu, bekas Koloni Inggris ini yang dijuluki "The Pearl of the Orient" kembali dilanda demonstrasi yang berujung kerusuhan. Sungguh tragis melihat kota cantik dan selalu ramai ini seakan menuju ke arah kondisi terburuk sejak 'handover' tahun 1997.

Sejatinya, Hong Kong adalah salah satu destinasi favorit di Asia. Bahkan berbagai krisis ekonomi Asia 1997, epidemi SARS 2003, maupun demonstrasi besar sebelumnya Umbrella Movement 2014, tidak pernah menggoyang Hong Kong dalam jangka waktu lama. 

Begitu krisis lewat, Hong Kong langsung bergerak cepat dan kembali normal. 'Hong Kong always recovers!' Begitulah mantra yang sering didengungkan dan juga kepercayaan banyak warga Hong Kong sendiri. 

Tapi sejak demonstrasi besar tahun lalu (RUU Ekstradisi), Epidemi Covid-19 dan lanjutan demonstrasi Minggu malam lalu terkait rencana Beijing (baca: China) yang akan menerapkan UU Keamanan Nasional, mungkin akan membawa Hong Kong ke nasib yang berbeda.

Setelah penyerahan kembali wilayah ini dari Inggris ke China tanggal 1 Juli 1997, Hong Kong pun resmi menjadi, "The Hong Kong Special Administrative Region of the People's Republic of China (HKSAR)".

Wilayah Hong Kong meliputi Pulau Hong Kong, Semenanjung Kowloon, New Territories, Pulau Lantau dan 200 pulau kecil lainnya. Dengan luas wilayah hanya 1,104 km persegi dan berpenduduk 7.4 juta jiwa, Hong Kong termasuk salah satu wilayah terpadat di dunia.

Sebagai salah satu dari dua Daerah Administratif Khusus (lainnya adalah Macau), Hong Kong (dalam bahasa Mandarin: Xinggng) adalah sebuah destinasi wisata kelas satu di Asia. Ketakutan bahwa Hong Kong akan mengalami kemunduran pasca handover ternyata tidak terbukti. 

Bekas koloni Inggris ini menikmati suatu otonomi khusus ciptaan Deng Xiaoping, yakni 'Satu Negara Dua Sistem'. Otonomi khusus ini meliputi sistem hukum, mata uang, bea cukai, imigrasi, hingga peraturan mengendarai di jalan yang tetap di jalur kiri, yang sama dengan di Inggris (mainland China di sisi kanan).

Urusan yang ditangani oleh Beijing adalah pertahanan nasional dan hubungan diplomatik. Otonomi ini akan berlaku di Hong Kong (minimal) untuk 50 tahun dihitung dari tahun 1997. Namun setelah berbagai peristiwa dalam dua tahun terakhir ini, apakah Otonomi itu akan dipertahankan? Time will tell...

Dengan statusnya sebagai sebuah destinasi wisata populer, Hong Kong bak kereta cepat yang terus melaju. (Dokumentasi pribadi)
Dengan statusnya sebagai sebuah destinasi wisata populer, Hong Kong bak kereta cepat yang terus melaju. (Dokumentasi pribadi)

Dengan statusnya sebagai sebuah destinasi wisata populer, Hong Kong bak kereta cepat yang terus melaju. Dari satu atraksi ke atraksi baru lainnya, Hong Kong tiada henti-hentinya berpacu menyedot jutaan turis mancanegara mengunjunginya sepanjang tahun.

Pariwisata memang tidak berarti hanya menjual masa lalu, tapi juga menciptakan atraksi-atraksi baru. Inilah kota metropolitan dunia yang gemerlap, yang menawarkan sejarah masa lalu di era kolonialisme Inggris sampai dunia hiburan masa depan di Disneyland. 

Dari pagi sampai malam, Hong Kong terus memikat pengunjungnya. Dari kekayaan kulinernya yang berdenyut sejak pagi, kawasan shopping yang tersebar di mana-mana, objek-objek wisata terkenal dengan panorama menawan, hingga hentakan musik di area kehidupan malamnya. 

Hasilnya, pada tahun 2018 lalu, Hong Kong menerima sekitar 65 juta kunjungan wisata (sekitar 89% berasal dari mainland China), sebuah rekor dalam sejarah pariwisata Hong Kong.

Namun serangkaian demonstrasi tahun lalu pada ujungnya menyebabkan kunjungan wisatawan pun dengan sendirinya melambat. Tahun 2019 menurun ke angka ke sekitar 55 juta. Dan di 2020, setidaknya untuk kuarter pertama, jumlah kunjungan anjlok sekitar 80% dibandingkan periode yang sama di 2019. Kerusuhan Senin lalu ikut memperburuk industri pariwisatanya.

Pemberitaan Hong Kong terkini yang cukup gencar akhirnya menyeret sejuta kenanganku kembali. Begitu juga ratusan foto digital yang tersimpan rapi, kini ikut-ikutan terbuka lagi.

Hong Kong memang selalu menarik, tidak peduli sudah berapa kali Anda pernah mengunjunginya. Dalam beberapa kali perjalanan ke sana, saya tidak pernah sekalipun merasa cukup waktu. Dan celakanya, waktu di Hong Kong seakan berputar lebih cepat.

Hong Kong dikenal sebagai bangsa yang paling aktif di dunia. Sebuah studi mengungkapkan bahwa rata-rata orang Hong Kong (Hongkongers) berjalan sebanyak 6,880 langkah per hari. Di stasiun-stasiun MTR, kadang terlihat seperti adu jalan cepat. 

Begitu juga denganku ketika di Hong Kong. Jauh lebih sering menyusuri jalanan dan hanya menyisakan sedikit waktu di hotel. Biasanya begitu selesai check in, langsung keluar hotel dan baru kembali di malam hari. Dan besoknya, lepas sarapan, sudah keluyuran lagi hingga malam. 

Dengan waktu kunjungan yang terbatas, maka setiap menit yang berlalu seakan berpacu dengan sederet daftar 'Must Visit, Must Try, Must Buy', dan seterusnya. :)

Sunset di Hong Kong. (Dokumentasi pribadi)
Sunset di Hong Kong. (Dokumentasi pribadi)
Bagi pecinta belanja, Hong Kong adalah surga belanja, seperti salah satu slogannya sebagai "Asia's Shopping Paradise". Dari pasar kaki lima, seperti di Ladies' Market di Mong Kok hingga deretan toko di sepanjang Nathan Rd dan Tsim Sha Shui East. 

Mulai dari banyak department store dan ratusan toko berkelas di kawasan Causeway Bay dan sekitarnya, sampai shopping malls mewah di area Central-Hong Kong. Istilah 'shop till you drop' rasanya menemukan makna sesungguhnya di sini.

Sedangkan bagi pengunjung pertama ke Hong Kong, jangan pernah lewatkan beberapa objek wisata unggulan di Hong Kong. Untuk menjangkau banyak objek wisata di Hong Kong bisa gunakan MTR (Mass Transit Railway), kereta bawah tanah di Hong Kong. 

Tidak perlu takut juga, dalam waktu singkat Anda sudah akan tahu cara membeli tiket hingga membaca peta MTR. Romantika sebuah perjalanan adalah mencoba apapun sendiri. Jika bingung, selalu ada calon penumpang lain yang pasti bersedia membantu. 

Tiket bisa dibeli di vending machine yang ada di setiap stasiun. Jika rencana banyak memanfaatkan MTR untuk berbagai tujuan, bisa juga gunakan 'Tourist Day Pass' seharga HKD 55 yang bisa dibeli di MTR Customer Service counter.

Victoria Peak adalah atraksi wisata nomor satu di Hong Kong. Untuk mencapainya bisa naik Peak Tram dari Garden Road Lower Terminus, yang tidak begitu jauh dari Stasiun Central, Hong Kong. Dengan funicular unik yang dibangun tahun 1888 ini, Anda akan tiba di puncak The Peak dalam 7-8 menit! Peak Tram beroperasi mulai jam 7 pagi hingga jam 12 malam.

Victoria Peak adalah sebuah gunung di Hong Kong bagian barat daya dengan ketinggian 552 meter, tertinggi di Pulau Hong Kong. Dari atas bukit yang sangat populer ini kita bisa menikmati Pelabuhan Victoria serta pemandangan kota dengan gedung-gedung pencakar langitmya yang sangat menakjubkan. 

Apalagi di malam hari, ketika jutaan lampu-lampu gedung pencakar langit ikut menghiasi langit Hong Kong. Salah satu spot terbaik untuk memotret adalah dari Sky Terrace 428, di atas Peak Tower.

Di Victoria Peak, yang selalu ramai pengunjung sepanjang hari hingga malam, Anda juga bisa mengunjungi Museum Madame Tussauds dan Peak Galleria yang menjual berbagai suvenir khas Hong Kong.

Atraksi menarik lainnya berada di Victoria Harbour Waterfront - Tsim Sha Tsui Promenade, yang menghadap ke arah pulau Hong Kong. Dari spot ini, Anda akan memiliki salah satu 'picture-postcard' terbaik seperti yang telah lama menjadi pemandangan khas Hong Kong. Sebuah foto dengan latar belakang Victoria Harbor dan gedung-gedung pencakar langitnya.

Mengikuti jejak Los Angeles yang terkenal dengan 'Hollywood Walk of Fame', Hong Kong juga membuat versinya sendiri yang disebut'The Avenue of Stars' yang pertama kali dibuka 28 April 2004. 

Setelah sempat ditutup untuk renovasi, The Avenue of Stars yang baru, hasil desain ulang oleh arsitek landskap terkenal James Corner, kembali dibuka untuk umum pada tanggal 31 Jan 2019. 

Terdapat sekitar 100 cetakan tangan selebriti, mulai dari aktor lawas seperti David Chiang dan Bruce Lee, hingga aktor dan artis generasi berikutnya, misalnya Andy Lau, Michelle Yeoh dan Jet Li.

Dari lokasi yang menjadi arena selfie populer ini, saya memilih bergegas menuju dermaga star ferry di Tsim Sha Tsui Star Ferry Pier, hanya jalan kaki sekitar lima menit. 

Rencananya ingin menyeberang ke sisi Hong Kong dengan salah satu ferry penyeberangan tertua di dunia. Tarif kapal penyeberangan ini hanya HKD 2.2 (dek bawah) dan HKD 2.7 (dek atas) per sekali jalan. Untuk akhir pekan atau hari libur, harganya sekitar satu dolar lebih mahal.

Star Ferry adalah kapal feri penumpang yang rutin mengantar penumpang menyeberang pelabuhan Victoria, antara pulau Hong Kong dan Kowloon sejak tahun 1888. Ada 12 kapal yang beroperasi dan mengangkut lebih dari 70,000 penumpang per hari atau 26 juta setahun!

Meskipun banyak jalan lain untuk menyeberang pelabuhan ini (via MTR atau jalan bawah laut dengan bus), tapi tetap saja masih banyak orang di Hong Kong yang suka menggunakan feri ini. Bagi wisatawan, naik feri ini adalah juga suatu pengalaman yang mengesankan dan murah-meriah!

Star Ferry. Sumber: dok. pribadi
Star Ferry. Sumber: dok. pribadi
Di atas Star Ferry, saya hanya bisa menggumam betapa hebatnya pendiri koloni ini. Dari sebuah wilayah pertanian dan desa nelayan yang tidak banyak penduduknya, selanjutnya menjadi koloni Inggris sejak 1842, hingga berkembang begitu pesat menjadi salah satu pusat keuangan di Asia, pelabuhan dagang yang ramai dan sekaligus  destinasi wisata terdepan di dunia.

Hong Kong masih memiliki banyak atraksi wisata terkenal lainnya yang sangat layak dikunjungi jika masih cukup waktu. Misalnya, Repulse Bay, Ocean Park, The Big Buddha di pulau Lantau, dan tentu saja Hong Kong Disneyland!

Jika saja Hong Kong mampu mengatasi semua krisis saat ini, maka seperti mantra sebelumnya, Hong Always Recovers!. Jika tidak, maka si Kereta Cepat akan kian melambat.

Jakarta, 27 Mei 2020
Oleh: Tonny Syiariel
Catatan: Semua foto-foto adalah koleksi pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun