Lain di Eropa, lain lagi di negara adidaya Amerika Serikat. Di negara ini, beberapa tanda jalan, billboard, dan lain-lain telah lama menjadi 'photo stop'Â bagi banyak turis yang melewatinya.Â
Misalnya, billboard besar yang berdiri di jalan utama masuk kota Las Vegas - "Welcome to the Fabulous Las Vegas, Nevada". Atau, sebuah papan nama jalan berwarna dasar hijau dan tulisan putih "Broadway"Â di kawasan teater Broadway, New York City, juga sangat populer.Â
Tidak kalah ikonik ialah 'road sign'Â yang begitu historis "Route 66"Â yang dikenal sebagai "the most traveled road" yang membentang antar beberapa negara bagian.
Selain marka dan tanda jalan di atas, di banyak kota-kota besar di dunia, kita juga diajak melihat sebuah plakat atau monumen yang bernama "Kilometer Nol", atau ada juga yang menyebutnya sebagai "Titik Nol" (Point Zero).
Kilometer Nol adalah titik di mana jarak secara tradisional diukur. Kilometer Nol biasanya berada di ibukota negara, meskipun banyak juga kota-kota besar di dunia, termasuk di Indonesia, yang juga membuat suatu tanda atau bahkan monumen untuk Kilometer Nol.
Perhitungan jarak dari titik nol ini telah ada sejak era Romawi. Adalah sebuah monumen yang masih ada bekas-bekasnya di pusat kota tua Roma bernama "Milliarium Aureum" (Golden Milestone) yang dibangun oleh Kaisar Caesar Augustus pada tahun 20 SM, dekat Kuil Saturnus, di Roman Forum, Roma. Semua jarak jalan di era Romawi dihitung dari monumen ini.
Banyak Kilometer Nol di beberapa kota besar di dunia bahkan begitu terkenal, sehingga muncul juga berbagai mitos yang dikaitkan dengannya. Salah satunya adalah Point Zero di pusat kota Paris, yang menjadi acuan pusatnya Prancis untuk menghitung jarak ke kota-kota lain.Â
Plakat berbentuk oktagonal itu dipasang di halaman depan Gereja Notre Dame, yang terbakar tahun lalu itu. Ada sedikit kisah menarik di balik titik nol ini.
"Letakkan sepotong koin dan silakan buat sebuah keinginan, maka niscaya keinginanmu akan terkabul!". Ada lagi versi lain, "Berdirilah di tengah plakat perunggu titik nol dan berputarlah sekali, maka Anda pasti akan kembali ke Paris!". Boleh percaya boleh tidak. Yang pasti, dalam situasi normal sebelum covid, begitu banyak turis ikut melakukan ritual tersebut.
Meskipun tidak seheboh yang di Paris, tapi penandaan Kilometer Zero dalam bentuk lempengan batu di trotoar itu, tetap menarik perhatian banyak turis yang melintasi kawasan paling ramai di ibukota negeri matador ini.