Mohon tunggu...
Tonny Syiariel
Tonny Syiariel Mohon Tunggu... Lainnya - Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Travel Management Consultant, Professional Tour Leader, Founder of ITLA

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menjelajah Objek Wisata Dunia melalui Koleksi Postcard

21 April 2020   19:00 Diperbarui: 22 April 2020   14:01 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Postcard, bukan Podcast! Sebutannya mirip, tapi keduanya adalah media komunikasi yang berbeda. Tidak hanya beda fungsi, tapi beda jaman bro!

Perjalanan wisata masa lalu dan juga kini bagi sebagian traveler, sering diwarnai oleh sepotong postcard atau kartu pos yang indah. 

Postcard bisa kita temukan di hampir setiap obyek wisata ternama di dunia. Pemandangan yang ditampilkan di setiap postcard biasanya mewakili obyek-obyek wisata terbaik di kota itu.

Dengan ukurannya yang kecil, gambar yang menawan dan disain yang kreatif, maka postcard sudah lama menjadi salah satu oleh-oleh yang menarik.

Postcard bisa digunakan sebagai penanda bahwa kita pernah berada di panorama yang ada di postcard itu. Bisa juga digunakan untuk mengirim pesan pendek kepada seseorang di belahan dunia lainnya. Dan bagaimana kalau mengirim ke diri sendiri?

Coba bayangkan Anda mengirim sebuah postcard dari kota semacam Vaduz, Reykjavik atau Buenos Aires ke dirimu sendiri? Selain menerima postcard itu, juga sekaligus mendapatkan perangko unik dari negara asal kartu itu dikirim. =

Cara unik inilah yang konon dilakukan Theodore Hook di tahun 1840. Sesuai catatan di Wiki, postcard pertama yang diterima Hook, dengan perangko ‘penny black’ adalah postcard yang dikirimnya dari Fulham, London dan ditujukan ke dirinya sendiri. Unik bukan?

Perangko ‘Penny Black’ itu sendiri, yang dicetak di Inggris tahun 1840, adalah jenis perangko dengan bahan perekat pertama di dunia. Disain perangko bergambar Ratu Victoria dengan warna dasar hitam itu bernilai satu cent. Itu sebabnya disebut ‘Penny Black’. Kini harga perangko ini di antara $100 - $ 350 di pasar perangko online.

Sejarah postcard telah berlangsung sekitar 150 tahun. Awalnya, postcard buatan tangan (hand-painted design) dikirim secara perorangan seperti yang dilakukan oleh Theodore Hook. Namun postcard secara komersial baru dibuat tahun 1861 oleh John P. Charlton dari Philadelphia. =

Hak cipta tersebut selanjutnya dijual ke Hymen L. Lipman, yang baru mulai mengedarkannya di tahun 1870 dengan nama “Lipman’s Postal Cards”.

Seiring berjalannya waktu, postcard kian popular digunakan para traveler sebagai media untuk mengirim pesan singkat melalui layanan pos.

Dengan gambar-gambar yang menarik (biasanya foto pemandangan atau obyek wisata ternama), postcard menjadi salah satu pilihan yang menarik saat itu. Daripada menulis surat yang panjang, maka cukup mengirim kabar-kabari via postcard, sekaligus menjelaskan keberadaanmu saat itu.

Dengan pilihan foto di postcard yang sangat selektif, sehingga ada semacam garansi bahwa kata postcard identik dengan pemandangan cantik nan mempesona.

Dalam bahasa Inggris, pasangan kata 'picture-postcard' pun digunakan untuk mendeskripsikan suatu tempat yang sangat menarik.

dok. pribadi
dok. pribadi
Kata postcard pun juga dikenal di dunia fotografi, khususnya di era kamera analog yang masih menggunakan film sebagai media penyimpan yang selanjutnya melewati proses cuci-cetak untuk mendapatkan fotonya.

Dalam konteks cetak foto inilah kita mengenal istilah ukuran postcard atau ukuran cetak standard 3R yang dikonversi menjadi 8,9 cm x 12,7 cm. Saat itu jika mengatakan cetak ukuran postcard, maka maksudnya tentu saja ukuran 3R.

Kini postcard juga mengalami transformasi. Tidak sekedar sebuah kartu pos biasa, seperti cerita di atas, tapi mulai sering digunakan sebagai media untuk 'branding' dan lain-lain.

Di beberapa gerai kafe terkenal, di hotel dan shopping mall, kita kadang menemukan postcard gratis dengan disain menarik. Tujuannya tentu saja untuk citra atau membangun merk tertentu.

Jika pada suatu era, postcard ikut mewarnai aktivitas penpal (sahabat pena, yang kini tidak banyak dikenal generasi Y), yang selain surat-menyurat, juga saling berkirim dan bertukar postcard, maka kini ada ‘postcrossing’. Apakah itu?

Postcrossing adalah suatu proyek online yang memungkinkan para anggotanya untuk mengirim dan menerima kartu pos dari seluruh dunia. Tagline-nya, “Send a postcard and receive a postcard back from a random person somewhere in the world!”.

Sejak diluncurkan pada 14 Juli 2005 oleh Paulo Magalhaes, Postcrossing telah berkembang cukup pesat dengan jumlah anggota mencapai 750,000 yang tersebar di 212 negara. Dan per Januari 2019, tercatat sudah lebih 50 juta postcard terkirim!

Meskipun puncak kejayaan postcard telah lewat, seiring penggunaan handphone dan berbagai platform sosmed lainnya, namun postcard masih diminati banyak turis.

Dari sebuah sumber, setidaknya masih lebih dua milyar postcard dikirim setiap tahun. Angka ini belum termasuk yang membelinya untuk koleksi. Bagaimana denganmu?

Di berbagai destinasi wisata dunia, kita masih dengan gampang menemukan postcard dijual di toko-toko souvenir. Di kawasan Montmartre- Paris, lokasi berdirinya basilika Sacre-Coeur, ratusan toko-toko souvenir di kawasan itu juga memajang berbagai postcard cantik.

Begitu juga di sepanjang jalan Karlova yg sempit dari Charles Bridge menuju Old Town Square - Praha, berbagai postcard kota Praha yang indah dijual di semua toko souvenir di sini. Dan hal yang sama kita alami di semua sentra wisata lainnya di negara-negara Eropa, Amerika, Asia, Afrika dan Australia.

Mungkin dari semuanya, saya paling terkesan dengan postcard yang dijual di toko-toko souvenir di Matoyianni - Mykonos. Sebuah jalan sempit, berliku dan kental dengan nuansa putih dan biru. Di sini, postcard tidak hanya ditaruh di rak-rak postcard dan souvenir, tapi juga dipajang di dinding-dinding luar toko. Bak sedang ada pameran postcard saja!

Ihwal koleksi postcard-ku, yang meskipun belum dihitung lagi tapi mestinya sudah seribuan, berawal dari beberapa postcard kiriman teman-temanku yang bermukim di luar negeri, sedang menempuh pendidikan di sana atau yang mengirimnya ketika sedang berwisata.

Kumpulan postcard pertama itu datang dari Tokyo, Hong Kong, Bremen, Austin- Texas dan Tempe- Arizona. Sejak itulah saya pun makin rajin membeli postcard, bukan semata koleksi, tapi juga cara belajar cepat mengenal semua obyek wisata terkenal di kota tersebut.

Namanya Postcard! Jika masih diberi kesempatan bepergian lagi, jangan lupa sepotong kartu bergambar cantik ini. Postcard!

Kelapa Gading, 21 April 2020
Oleh: Tonny Syiariel

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun