Mohon tunggu...
TONNY E. NUBATONIS
TONNY E. NUBATONIS Mohon Tunggu... Lainnya - - Visi Raja, Hati Hamba, Mental prajurit -

_MENULIS UNTUK BELAJAR DAN BERBAGI_ *Tertarik dengan Keuangan Perkoperasian, Literasi Keuangan, Bisnis, Investasi dan Financial Freedom*.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Realitas Cinta Timnas U-22 dan Satgas Anti Mafia Bola

27 Februari 2019   09:41 Diperbarui: 27 Februari 2019   10:28 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cinta akan sepak bola (ilustrasi : forumunyil.blogspot.com)

Cinta adalah perasaan yang lahir dan tumbuh dari dua insan yang berbeda untuk bisa saling berjuang, menyatu menjadi cinta yang utuh. Cinta yang utuh itulah yang akan menjadi cinta yang sejati.

Cinta yang sejati itu memiliki hubungan timbal balik yang didasarkan atas pengorbanan, kesetiaan dan rasa saling memiliki.

Cinta itulah yang tergambar dari persepakbolaan Indonesia. Dimana terdapat sepasang kekasih, yakni dua insan yang saling berjuang dan berkorban memberi cintanya. Kedua insan itu adalah mereka yang berdiri di lapangan hijau atau para pesepak bola tanah air dan masyarakat tanah air yang merupakan para pecinta sepak bola.

Realitas cinta timnas sepak bola U-22

Pada selasa 26/02/2019, timnas sepak bola Indonesia U-22 berusaha dan berjuang menunjukan realitas cintanya kepada sang kekasihnya, bangsa Indonesia pecinta sepak bola dalam laga final piala AFF U-22 di stadion Olympic, Phnom Penh, Kamboja.

Realitas cinta yang luar biasa itu sungguh terbukti, yaitu dengan berhasil meraih juara mengalahkan timnas rivalnya Thailand dengan skor 2-1.

Timnas Indonesia U-22 menjuarai piala AFF 2019 melawan Thailand (sumber :sport.detik.com)
Timnas Indonesia U-22 menjuarai piala AFF 2019 melawan Thailand (sumber :sport.detik.com)
Sungguh sebuah pengorbanan cinta yang luar biasa. Perjuangan, usaha dan kerja keras timnas dari laga perdana di grup B saat melawan Myanmar hingga mencapai final melawan Thailand dan akhirnya bisa meraih juara, memang bukanlah perkara yang mudah.

Dalam tiap laga, mulai dari laga perdana hingga final, sungguh realitas cinta para pemain timnas U-22 ini benar-benar diuji kesetiaannya. Memang tidak bisa dielak bahwa sebuah perjuangan untuk tetap setia dalam sebuah hubungan percintaan bukanlah hal yang mudah.

Oleh sebab itu, hanya karena cinta yang tulus untuk mewujudkan sebuah cinta yang sejati kepada kekasihnya, timnas dapat benar-benar mewujudkannya.

Timnas tidak membuat kekasihnya kecewa. Realitas cinta timnas yang telah terwujud melalui berbagai ujian kesetiaan akhirnya memberi hadiah yang istimewa bagi kekasihnya. Kekasihnya, yaitu para pecinta sepak bola itu, kini tersenyum lebar, bersorak dan bahagia atas persembahan cinta sang kekasih, timnas.

Disamping itu, timnas yang telah membuktikan realitas cintanya yang sejati itu memiliki sebuah harapan yang besar, dimana masalah yang telah mereka hadapi hingga kini bisa terselesaikan. Masalah  yang mungkin jika tidak diselesaikan maka akan menciptakan rasa kecewa satu sama lain. Masalah tersebut adalah kasus pengaturan skor.

Memang tidak bisa disangkal pula bahwa dalam sebuah hubungan percintaan tidak pernah terlepas dari berbagai tantangan ataupun pencobaan. Tantangan tersebut terkadang lahir dari oknum yang ingin merusak hubungan cinta yang indah tersebut.

Realitas cinta satgas anti mafia bola

Dalam kasus yang dihadapi dalam persepakbolaan di Indonesia ini, para mafia bolalah yang merupakan oknum yang ingin memecah belah dan merusak hubungan cinta para pemain dan para pecinta bola.

Oleh karena itu, para pecinta sepak bola pun ingin berusaha membuktikan realitas cintanya yang sungguh-sungguh kepada kekasihnya.

Realitas cinta yang dibuktikan oleh Polri, satgas anti mafia sepak bola yang merupakan sebagian dari para pecinta sepak bola tanah air dengan selalu berusaha, bekerja keras dan dengan penuh ketegasan ingin segera mengusut tuntas kasus pengaturan skor yang dilakukan oleh para mafia.

Satgas yang telah dengan setia mengusut kasus pengaturan skor sejak Desember 2018 hingga kini pun bukan tanpa hasil. Dalam dua bulan ini, satgas berhasil menjaring 16 tersangka pengaturan skor, yang mana menyeret nama-nama penting di tubuh PSSI.

Beberapa anggota Executive Committe PSSI seperti Hidayat dan Johar Lin Eng sudah menjadi tersangka. Selain itu, dalam beberapa waktu belakangan ini, Satgas juga menjadikan Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI, Joko Driyono sebagai tersangka dalam kasus perusakan alat bukti pengaturan skor.

Satgas Anti Mafia Bola (sumber :sport.detik.com)
Satgas Anti Mafia Bola (sumber :sport.detik.com)
Dari sini bisa dilihat realitas cinta besar yang juga telah dibuktikan hingga kini oleh para pecinta sepak bola, satgas anti mafia bola kepada kekasihnya, PSSI khsususnya pesepak bola tanah air. Satgas membuktikan kesetiaan dan cintanya walaupun kasus ini belum teratasi 100 %.

Di sini hukum cinta yang sejati benar-benar terpenuhi oleh kedua insan yang kekasih ini dalam hubungannya, bahwa ada hubungan timbal balik antara kedua insan tersebut. Keduanya telah menunjukan pengorbanan, kesetiaan dan rasa saling memiliki.

Kiranya para pecinta sepak bola, baik itu masyarakat umum, tetaplah terus dengan setia mendukung timnas atau para pesepak bola tanah air. 

Satgas anti mafia yang juga merupakan pecinta sepak bola tanah air juga haruslah tetap setia, bekerja keras dan tegas mengusut kasus pengaturan skor ini hingga tuntas. Itulah harapan dari sang kekasihnya, timnas, para pesepak bola tanah air.

Semoga sepasang kekasih ini terus memperjuangkan realitas cinta dan kesetiaannya untuk mewujudkan cinta yang sejati dan abadi ke depannya.

 

Sumber :

- Tribunews.com

- m.detik.com

Salam..

Tonny E. N

Kupang, 27 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun