Mohon tunggu...
Tonny E. Nubatonis
Tonny E. Nubatonis Mohon Tunggu... Lainnya - Ana Lapangan

_MENULIS UNTUK BELAJAR DAN BERBAGI_ *Ingin banyak belajar tentang Perkoperasian, Literasi Keuangan, Ekonomi, Bisnis dan Teknologi Digital*.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Dinamika Kelompok" Mengenali, Menyikapi dan Menyelesaikan Konflik dengan Bijaksana

30 Januari 2019   08:09 Diperbarui: 7 Juli 2021   19:05 3949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benar kata William james, seorang filsuf Amerika Serikat yang mengatakan bahwa 

"Whenever you are in conflict with someone, there is one factor that can make the difference between damaging your relationship and deepening it. That factor is attitude".

Jika diterjemahkan, "setiap kali Anda menemui konflik dengan orang lain, ada satu faktor yang dapat membuat perbedaan, faktor tersebut dapat merusak hubungan Anda atau malah memperdalam hubungan Anda. Faktor itu adalah sikap". Ya, jadi semua tergantung sikap kita.

Mengenali, Menyikapi dan Menyelesaikan Konflik dengan Bijaksana

Sebagai manusia yang terbatas tentu kita tidak mengetahui kapan konflik akan terjadi. Namun masih bisa dicegah yakni dengan tidak menciptakan konflik itu sendiri.

Jika telah terjadi konflik baik secara sengaja maupun tidak disengaja, baik pula kita yang lebih dulu melakukannya maupun dari orang lain tentu perlu ada sikap yang benar, bijak dan tepat terhadap konflik yang telah terjadi.

Jika telah terjadi konflik, pertama-tama yang perlu dilakukan adalah mengintrospeksi diri. Yaitu bagaimana kita menilai dan mengevaluasi diri sendiri sebelum terhadap orang lain.

Dalam tahap ini, kita mesti jujur terhadap diri sendiri dan tidak bersikap egois terhadap sesama kita. Jika kita mendapati diri kita yang bersalah sebagai pemicu konflik maka sebaiknya dengan sikap rendah hati dan penuh keterbukaan mengambil inisiatif untuk mengakui kesalahan tersebut kepadanya (lawan konflik tersebut) secara jujur serta meminta maaf.

Saat konflik sedang terjadi dengan seseorang sebaiknya kita bersikap rendah hati dan rela berkorban, yakni mengorbankan keegoan kita serta memilih mengalah jika memang bersalah. Hal ini dilakukan agar mencegah konflik yang berkelanjutan dan situasi tidak semakin memanas.

Jika kita berada di posisi sebagai pihak yang benar dan pihak lain (lawan) telah mengakui kesalahannya maka sebaiknya kita tidak menghakiminya, melainkan memaafkan atau mengampuninya serta bisa menasihatinya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama jika memungkinkan.

Bila dalam proses penyelesaian masalah dan belum mendapatkan solusi atau titik temunya maka bersabarlah hingga dapat menyelesaikan konflik tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun