Misalnya si A yang akan berlalu lintas, jika rem motornya tidak berfungsi maka yang perlu ia lakukan adalah jika memiliki biaya yang cukup maka rem tersebut bisa langsung diperbaiki. Jika mungkin belum memiliki biaya maka motor tersebut tidak boleh digunakan di jalan yang ramai. Bisa gunakan saat jalan agak sepi asalkan dengan kecepatan yang rendah dan kontrol yang baik oleh pengemudinya.
Kasus lain, jika kendaraan telah dipastikan aman namun kondisi jalan yang rusak, rambu-rambu lalu lintas yang minim maka kecepatan laju kendaraan perlu diperhatikan dan konsentrasi dalam melihat kendaraan lain yang juga melintas atau pejalan kaki saat tidak ada rambu lalu lintas.
Kasus lainnya, Jika cuaca yang kurang baik seperti hujan deras maka perlu ditunggu sejenak agar hujan reda atau berhenti baru berlalu lintas dan perlu mengatur kecepatan yang tepat untuk menghindari jalan yang licin, genangan air, menyalakan lampu kendaraan jika kabut, dan lain-lain.
Kasus lain lagi, jika si pengendara sedang mabuk maka harus menunggu sadar, jika stress maka harus menenangkan pikiran, jika sakit maka menunggu agak membaik atau meminta pengemudi lain untuk mengemudi.
Pada kasus yang terakhir ini, hampir sering saya alami. Bahkan bagi saya cukup fatal terjadi beberapa bulan yang lalu dan kejadian tersebut masih mengusik hati dan pikiran saya. Kecelakaan yang membuat saya cukup trauma hingga saat ini.
Kecelakaan yang terjadi memang sejujurnya jelas karena kelalaian saya.
Kronologi kecelakaan tersebut yaitu, awalnya saya sempat pusing hingga mencapai titik stress saat mengerjakan skripsi dari jam 4 subuh hingga jam 8 pagi. Kakak saya kemudian meminta bantuan pada saya yang sedang pusing dan stresnya itu untuk mengantarkannya ke pasar.
Dalam perjalanan ke pasar yang tidak terlalu jauh atau hanya sekitar 2 kilo meter akhirnya tiba dengan baik. Namun saat kembali ke rumah, pikiran saya sempat teralihkah lebih ke skripsi yang pada hari itu sudah saya kerjakan kurang lebih 4 jam lamanya.
Jalan yang cukup ramai (di kota) dan kecepatan sepeda motor saya yang cukup tinggi membuat saya yang tidak konsentrasi itu akhirnya kurang memperhatikan seorang ibu yang sedang menyebrang.
Mungkin hanya tinggal dibawah dari 10 meter barulah saya tersadar dan mengerem motor dengan tiba-tiba melihat sang ibu yang menyebrang. Kecelakaan pun terjadi. Saya menabrak sang ibu tepat pada pinggangnya. Sang ibu terjatuh cukup jauh namun syukurnya sang ibu tidak mengalami luka yang serius (hanya sedikit bengkat di kepala dan gores di lengan dekat siku).
Setelah kejadian, saya yang dengan egois dan bodohnya mau membela diri dan lebih menyalahkan sang ibu bahwa menyebrang tidak melihat kanan dan kiri (fakta sebenarnya juga begitu). Namun banyak warga lebih menyalahkan dan memarahi saya dan dengan tegas ingin melaporkan saya ke polisi dan juga menyuruh saya yang saat itu tidak membawa handphone dan uang serupiah pun ke rumah sakit untuk memeriksa keadaan sang ibu.