Mohon tunggu...
Tonny E. Nubatonis
Tonny E. Nubatonis Mohon Tunggu... Lainnya - Ana Lapangan

_MENULIS UNTUK BELAJAR DAN BERBAGI_ *Ingin banyak belajar tentang Perkoperasian, Literasi Keuangan, Ekonomi, Bisnis dan Teknologi Digital*.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghidupi dan Mengaplikasikan Ikrar "Sumpah Pemuda" dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

28 Oktober 2018   07:45 Diperbarui: 28 Oktober 2018   08:58 1159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu, tanah air Indonesia. Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia". 

Ketiga penyataan ini mungkin tidak asing terdengar di telinga kita, khususnya bagi kaum muda-mudi.

Ya..pernyataan tersebut merupakan isi dari sebuah sumpah yang diikrarkan oleh pemuda-pemudi bangsa Indonesia sebagai janji untuk memperjuangkan, mewujudkan dan memelihara persatuan dan kesatuan pemuda-pemudi bangsa Indonesia.

Menyinggung tentang sumpah pemuda, tentu kita diingatkan kembali akan sebuah momentum yang sangat krusial dan sangat luar biasa. Hari ini, tepat tanggal 28 oktober 2018 merupakan waktu dimana telah genap 90 tahun para pemuda-pemudi tanah air memperingati hari "Sumpah Pemuda".

Ikrar sumpah pemuda pada 28 oktober 1928 dengan adanya harapan besar agar terciptanya persatuan dan kesatuan demi mewujudkan cita-cita bangsa untuk mencapai kemerdekaan.

Jika kita memutar kembali memori masa lalu untuk melihat kehidupan para pemuda pada masa itu, memang terlihat sangat membanggakan karena semangat juang yang membara dan pantang menyerah yang merupakan prinsip hidup para pemuda demi menggapai cita-cita bangsa bersama.

Bahkan Bung Karno dengan tegas dan yakin akan semangat dan kemampuan para pemuda di zamannya itu mengatakan bahwa "beri aku sepuluh pemuda niscaya akan kugoncangkan dunia".

Pemuda memiliki peran yang sangat vital bagi kemajuan suatu bangsa. Bahkan dalam kekristenan, pemuda dilambangkan sebagai "tulang punggung gereja", sehingga boleh dikatakan bahwa pemuda pun juga merupakan tulang punggung bangsa Indonesia. Artinya bahwa pemuda memiliki potensi yang luar biasa dalam menjaga, mempertahankan dan memperjuangkan kesatuan bangsa.

Kemarin ketika mengikuti acara peringatan hari sumpah pemuda yang diadakan di depan kantor gubernur NTT, ada sebuah momen yang sempat membuat saya merinding dan terkagum-kagum bercampur bangga, yaitu ketika mendengar gema ikrar sumpah pemuda yang diucapkan dengan keras dan tegas oleh para pemuda-pemudi yang hadir.

Saya langsung membayangkan usaha, kerja keras dan semangat juang yang terlebih begitu luar biasa oleh para pemuda pada zaman dahulu sebagai wujud nyata dari ikrar sumpah tersebut demi meraih kemerdekaan.

Saya kemudian merenung dan sempat terpukul ketika melihat realita kehidupan pemuda-pemudi milenial masa kini yang sepertinya sudah sangat kontras.

Memang saya juga ikut semangat ketika mendengar para pemuda-pemudi dengan begitu semangat mengucapkan ikrar sumpah pemuda. Namun timbul pertanyaan dalam lubuk hati saya, apakah mereka benar-benar menghidupi sumpah tersebut dan tidak hanya sebatas meng-eja-kannya?

Kita akan mudah mendapati kebiasaan yang tidak mencerminkan pemuda yang berjiwa nasionalisme, berbudi pekerti, beraklak, berpengertian dan berpendidikan ketika masih banyak pemuda dan pemudi yang terlibat dalam kebiasaan-kebiasaan amoral yang sangat memalukan nama baik bangsa pada masa kini.

Pecandu alkohol/miras, pornografi, seks bebas, pecandu narkoba, pergaulan bebas malam, malas, berbagai kekerasan, dan masih banyak lagi, mungkin tidak asing didengar dan seakan-akan sudah menjadi hal lumrah saat ini.

Tak kita sadari bahwa generasi muda-mudi kita saat ini ada dalam masa yang sangat kritis. Bukan berarti saya menganggap diri telah sempurna dan menjustifikasi bahwa semua pemuda-pemudi memiliki kebiasaan amoral demikian.

Tidak, hanya ada sebagian bahkan boleh dikatakan cukup banyak pemuda-pemudi yang terlibat dalam kebiasaan amoral tersebut. Secara pribadi, saya pun tertegur dan terpukul ketika mengintrospeksi diri saya.

Bukan hanya kebiasaan hidup yang amoral, namun sikap apatis terhadap nilai dan norma agama (mengabaikan ajaran agama) dan pendidikan, sehingga masa depan mungkin bukanlah sesuatu yang krusial untuk dipikirkan lagi sejak dini.

Bukan berarti bahwa tidak ada sama sekali pemuda-pemudi yang membanggakan/menginspirasi dan mengharumkan nama bangsa. Memang cukup banyak prestasi-prestasi dan hal-hal positif lain yang bisa kita lihat dan rasakan dari pemuda-pemudi lain masa kini dalam berbagai hal/bidang yang telah capai.

Hanya, sangat disayangkan karena masih banyak pula pemuda-pemudi yang hidup dalam kebiasaan amoral.

Jika kita bercermin dari para pemuda-pemudi zaman dulu maka bisa kita tarik kesimpulan bahwa kemerdekaan yang kita nikmati sekarang di negeri yang tercinta ini karena atas berkat kerja keras, usaha dan semangat juang mereka. Bukan hanya warisan berupa kemerdekaan, namun warisan berupa semangat, kerja keras dan segala bentuk keteladanan yang baik yang lainnya juga merupakan hal yang perlu diteladani.

Dengan fakta tersebut maka benarlah sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa "masa depan kita ditentukan dari apa yang kita lakukan hari ini". Artinya bahwa pada zaman dahulu para pemuda-pemudi memiliki cita-cita akan kemerdekaan Indonesia telah tercapai berkat semangat, usaha dan kerja keras mereka yang telah dilakukan saat itu. Mereka telah memperjuangkan dan meraih kemerdekaan.

Namun pertanyaannya adalah apakah dengan kebiasaan hidup amoral, sebagian besar pemuda-pemudi milenial masa kini yang telah saya singgung tadi akan menciptakan dan mewariskan kedamaian, kesatuan, persatuaan dan mempertahankan kemerdekaan kepada generasi selanjutnya?

Apakah mereka dapat memperjuangkan dan meraih kemerdekaan dari kehidupan amoral tersebut. Mungkin lebih tetapnya adalah apakah bisa meminimalisir kebiasaan amoral tersebut? Karena kita ketahui bahwa sampai kapan pun kebiasaan amoral tidak akan pernah hilang dalam kehidupan, apalagi masa kini yang mana diperhadapkan dengan tantangan zaman yang semakin instan dan modern.

Oleh karena itu, menjawab pertanyaan tersebut maka setiap kita yang merupakan pemuda-pemudi seharusnya mengintrospeksi diri dan sadar sehingga beralih dari kebiasaan yang amoral dengan mematuhi setiap hukum yang berlaku, taat kepada ajaran agama, menjunjung tinggi nilai-nilai dan norma pancasila dan melakukan hal-hal yang dapat membawa dampak baik, positif dan menginspirasi bagi generasi yang akan datang.

Lebih tetapnya lagi, sebagai pemuda dan pemudi kita perlu menghidupi ikrar sumpah pemuda dan mengaplikasikannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Jika para pemuda-pemudi pada zaman dulu telah dengan semangat juang menciptakan persatuan dan kesatuan sehingga mewujudkan cita-cita kemerdekaan yang mana telah dinikmati oleh pemuda-pemuda generasi sekarang, maka sudah sepatutnya dan menjadi tugas kita para pemuda-pemudi melenial masa kini untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan bangsa serta kemerdekaan, yaitu dengan menciptakan rasa tolerasi, cinta damai dan peduli dengan sesama kita untuk dapat mewariskan sesuatu yang positif bagi pemuda-pemudi di generasi yang akan datang.

Salam Pemuda Inspirasi.

Tonny E. N

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun