Mohon tunggu...
Tonny E. Nubatonis
Tonny E. Nubatonis Mohon Tunggu... Lainnya - Ana Lapangan

_MENULIS UNTUK BELAJAR DAN BERBAGI_ *Ingin banyak belajar tentang Perkoperasian, Literasi Keuangan, Ekonomi, Bisnis dan Teknologi Digital*.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rahasia Menjadi Pemimpin yang Benar

29 Agustus 2018   06:48 Diperbarui: 29 Agustus 2018   09:05 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Heart, Head, Hand", merupakan tiga hal fundamental, substansial, potensial dan sangat krusial yang harus dimiliki dan dijadikan sebuah standar jika menjadi seorang pemimpin yang baik dan benar.

Ketiga hal demikian yang diungkapkan oleh Bpk Ir. Tony Antonio, M.Eng, atau yang biasa disapa Pak Tony, yang saya kutip ketika beliau sedang memaparkan materinya saat diskusi panel, dalam kegiatan kamp kepemimpinan Nusa Tenggara Timur (KKNTT) hari pertama, tanggal 23 Agustus yang lalu.

Sebelum diskusi panel dimulai, saya yang sedang duduk di deretan ketiga dari depan bagian kanan paling sudut, sambil memegangi buku acara kegiatan, membaca profil beliau. 

"Wahh nama yang bagus...hehehe, mirip dengan nama lengkap dan panggilanku, Antonius Nubatonis atau Tony Nubatonis. Uniknya, nama Tony ada di dalam kata "An-toni-o", "An-toni-us" dan "Nuba-toni-s". Wah keren", pikirku sejenak. Kalau nama Pak Tony dan nama saya sudah keren, apalagi orangnya. Pak Tony sudah keren, saya apalagi....hehehe... ...cukup. Sekilas perkenalan dan bercandanya.

Berbicara mengenai pemimpin, tentu semua orang ingin menjadi seorang pemimpin. Entah itu pemimpin yang kecil maupun pemimpin besar, baik pemimpin dalam rumah tangga, kelompok kecil (PA/KTB), komunitas/organisasi yang besar, pemimpin desa hingga pemimpin Negara. Agar disebut seorang pemimpin, kita bukan hanya harus memimpin orang lain. Pertama-tama kita harus bisa memimpin diri sendiri. Seseorang disebut seorang pemimpin apabila minimal ia sudah bisa memimpin dirinya sendiri.

Menjadi seorang pemimpin bukanlah hal yang mudah. Seseorang tentu belum bisa memimpin orang lain dengan baik jika ia sendiri belum bisa memimpin dirinya dengan baik pula. Seperti kata seorang filsuf asal Tiongkok bernama Lao-Zu, yang mengatakan bahwa "Seseorang yang bisa mengendalikan (memimpin) orang lain adalah orang yang kuat. Seseorang yang bisa mengendalikan diri sendiri adalah orang hebat". 

Dapat kita simpulkan dari pernyataan tersebut bahwa sang filsuf pun menyadari bahwa memimpin diri sendiri membutuhkan sebuah kekuatan. Ini berarrti bahwa ketika seseorang sanggup memimpin dirinya sendiri maka dia memiliki sebuah kekuatan, yang darinya akan membuatnya bisa memimpin orang lain sehingga ia disebut sebagai orang yang hebat.

Jadi apa rahasianya? Bagaimana menjadi pemimpin yang bisa memimpin diri sendiri dan bisa memimpin orang lain dengan baik?

Dalam pemaparan materi oleh Pak Tony, beliau menjelaskan bahwa seorang pemimpin perlu memiliki kekuatan hati, kekuatan pikiran atau intelektual, dan kompetensi, atau yang diformulasikan dalam 3 H yaitu Heart, Head, Hand.

Sumber : Dokpri - Bersama Ir. Tony Antonio, M.Eng (Rektor Universitas Ciputra Surabaya)
Sumber : Dokpri - Bersama Ir. Tony Antonio, M.Eng (Rektor Universitas Ciputra Surabaya)
"Heart" artinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki hati yang takut akan Tuhan. Hati yang telah dibaharui oleh segala kejahatan dan dosa (Lahir baru). Tanpa sebuah pembaharuan mendasar ini maka seorang pemimpin (pemimpin Kristiani) tidak bisa memimpin dengan baik.

"Head" artinya bahwa seorang pemimpin harus memiliki pemahanan yang matang, berhikmat, bijaksana dalam bertindak dalam mengambil sebuah keputusan. Seberapa besar pun kekuatan pikiran tersebut, haruslah ditaruh dibawah otoritas atau dibawah kendali Tuhan. Sebab kita ketahui bahwa Tuhan dengan kebijaksanaan dan hikmatnya yang tak terbatas yang dapat kita andalkan.

"hand" artinya seorang pemimpin harus berani, kreatif dan berkompeten dalam bidang tertentu yang dipimpinnya.

Ketiga hal inilah yang harus menjadi sebuah pegangan dan prinsip yang hakiki dan dipegang teguh untuk menjadi seorang pemimpin yang baik. Tentu kita ketahui bahwa pemimpin yang memimpin sesuai kehendak Tuhan atau takut akan Tuhan tidak akan melakukan hal-hal yang menyimpang.

Bagi Pak Tony, seseorang akan disebut seorang pemimpin pula apabila ia mampu memberi pengaruh kepada orang disekitar lingkungannya. Pengaruh yang ditampilkan tentu bisa saja pengaruh yang positif yang membangun maupun pengaruh negatif yang merusak. 

Semua itu tergantung dari diri pemimpin itu sendiri, apakah ia sesuai dengan kriteria yang benar atau tidak seperti yang dijelaskan sebelumnya. "seorang pemimpin harus memberi pengaruh yang nyata melalui teladannya", tegasnya.

Mendengar hal tersebut, terlintas sebuah pertanyaan dalam pikiran saya. Hingga ketika beliau memberi kesempatan bagi peserta yang ingin bertanya, saya langsung mengangkat tangan tanpa ragu-ragu. 

"Pak, yang saya ketahui tentang memberi perngaruh kepada orang lain, ada dua cara yang dapat dilakukan, pertama secara verbal (langsung dengan perkataan) dan secara nonverbal (melalui teladan atau tindakan konkrit). Saya sudah menerapkan keduanya ketika saya hendak memberi pengaruh positif kepada orang lain. Namun mereka tak kunjung berubah atau terpengauh. Menurut bapak, apa lagi yang masih kurang yang belum saya lakukan atau kira-kira adakah saran dari bapak mengenai hal ini, terima kasih", tanya saya ingin tahu.

Beliau kemudian memberi jawaban yang benar-benar membuat saya tercengan dan tidak saya pikirkan sama sekali. "tidak cukup dua hal itu. Masih kurang satu hal. Kamu harus mempengaruhi pikiran mereka. Pengaruh pikiran belum kamu lakukan untuk mengubah pola pikir mereka", jawabnya menjelaskan. Walaupun tak paham seutuhnya jawaban tersebut, namun saya mencoba menceranya. 

Saya berpikir bahwa mungkin benar bahwa saya belum memberi pemahaman atau pengaruh pikiran bagi orang lain yang ingin saya pengaruhi. Saya berpikir kembali ketiga hal penting yang disampaikan beliau yaitu "Heart, Head, Hand". Saya membenarkan bahwa ternyata saya belum menerapkan hal yang kedua yaitu head (memberi pengaruh lewat pikiran).

Hal penting lainnya yang disampaikan oleh Pak Tony tentang kepempinan yaitu seorang pemimpin harus mempersiapkan penggantinya (reproduction a next leader for the next generation).

"Kita ketahui bahwa setiap orang menginginkan kebaikan bagi dirinya sendiri maupun bagi generasinya. Namun jika suatu komunitas atau generasi tidak dipimpin oleh seorang pemimpin yang baik dan benar maka sia-sialah harapan dan keinginan tersebut" (kak Senny Pellokila). Seorang pemimpin hingga kepemimpinannya selesai, ia harus mempersiapkan penggantinya. Ini adalah hal yang penting.

Selain itu, di kesempatan lainnya dalam materi yang dibawakan oleh pak Tony dalam diskusi dengan tema "Pilar-Pilar Kepemimpinan". Beliau yang memang sangat ahli, baik dalam penyampaian materi maupun isi materi yang disampaikan, membuat kami para peserta mudah mencerna dan mengingat kelima pilar kepemimpianan yang di sampaikan beliau. Kelima pilar tersebut yaitu character and Integrity, vision, motivation, learning, creative anda innovation. Kelima pilar tersebut direpresentasikan dalam bentuk kelima jari sehingga mudah diingat :

Jempol (Character and integrity), yang mana ini merupakan dasar dari sebuah prinsip kepemimpinan yang harus dimiliki seorang pemimpin. Seorang pemimpin akan diacungi jempol apabila ia memiliki karakter dan integritas yang utuh dan baik.

Telunjuk (Vision), yang mana seseorang menggunakan jari ini untuk menujuk arah atau tujuan. Demikianlah visi atau tujuan dan arah yang harus dimiliki seorang pemimpin dan harus diraihnya kelak.

Jari tengah (Motivation). Dari kelima jari, jari tengah adalah jari yang paling tinggi. Ini mengartikan bahwa seorang pemimpin harus memiliki motivasi yang benar, tinggi dan luhur.

Jari Manis (Learning). Kita ketahui bahwa jari manis merupakan jari yang biasanya dilingkari oleh cincin pernikahan. Hal itu berarti bahwa kedua pasangan telah belajar dan akan belajar banyak hal lagi dalam kehidupan rumah tangga. Demikianlah seorang pemimpin haruslah memiliki ketaatan dan kesetiaan serta pantang menyerah dalam belajar.

Kelingking (Creative and Innovation). Kita ketahui bahwa dari kelima jari, jari inilah yang paling kecil, namun jari ini tak kalah penting yang melambangkan ide dan kreativitas seseorang. Demikian pula seorang pemimpin harus memiliki ide dan kreativitas, yang mana suatu perubahan yang besar terjadi berawal dari sebuah ide yang kecil.

Hal inilah yang saya pelajari mengenai kepemimpinan dan bagaimana menjadi seorang pemimpin yang baik dan benar. Kembali saya mengutip pernyataan dari filsuf Tiongkok, Lao-Zu, "Seseorang yang bisa mengendalikan (memimpin) orang lain adalah orang yang kuat. Seseorang yang bisa mengendalikan diri sendiri adalah orang hebat".

Jadilah pemimpin yang kuat dan juga hebat....

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun