Hampir 2000 mahasiswa dari Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang tahun 2018  telah berangkat untuk melaksanakan  kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di berbagai daerah lokasi yang telah ditentukan oleh pihak kampus/universitas.
Dilansir dari berita yang dimuat di POS-KUPANG.COM, kurang lebih sebanyak 1.898 mahasiswa KKN telah diluncurkan atau diturunkan ke lokasi untuk melaksanakan kegiatan KKN selama 1,5 bulan (45) hari.
Sebelum terjun ke lokasi, para mahasiswa terlebih dahulu dibekali materi-materi oleh para pemateri yang telah dipersiapkan pihak kampus, khususnya dari pihak lembaga penyelenggara kegiatan KKN. Pembekalan telah dilakukan selama 2 hari, yakni pada tanggal 19 dan 20 juli 2018.
Pembagian dan peluncuran 1898 mahasiswa  KKN tersebut tidak hanya di daerah pulau Timor, namun juga di luar pulau seperti pulau Sumba.
Di pulau Timor, sebanyak 71 desa dan kelurahan dari beberapa kabupaten di pulau Timor, seperti kabupaten Belu, kabupaten malaka, kabupaten TTU, kabupaten TTS dan kabupaten Kupang. Sedangkan di pulau Sumba, tepatnya di kabupaten Sumba Timur, sebanyak 13 desa di kabupaten tersebut telah dituju oleh mahasiswa KKN.
Selain itu, ada pula beberapa kelompok mahasiswa KKN yang mendapat lokasi kegiatan di kampus Undana sendiri.
Sebagai seorang mahasiswa, tuntutan untuk menyelesaikan studi atau masa kuliah merupakan sebuah kewajiban mutlak dan tidak bisa dihindari jika sang pelajar atau mahasiswa ingin menyelesaikan studinya demi meraih gelar sarjana (jenjang S1).
Langkah untuk menyelesaikan studi tentu harus dilalui dengan menyelesaikan matakuliah atau sistem kredit semester (SKS) yang telah ditentukan.
KKN yang merupakan salah satu matakuliah dengan jumlah sistem kredit sebanyak 4 SKS ini, tentu harus diselesaikan oleh mahasiswa yang telah mencapai masa praalumni. Untuk mengambil matakuliah ini pun bukanlah hal yang mudah. Mahasiswa sudah harus memiliki akumulasi jumlah SKS yang telah dijadikan prasyarat.
Mengambil dan mengikuti matakuliah KKN pula, membutuhkan cukup banyak tenaga, waktu, uang dan pikiran yang mana bukanlah sesuatu yang tidak bisa dikorbankan, bahkan membutuhkan kerja keras dan kesabaran demi suksesnya kegiatan tersebut hingga mendapatkan nilai yang memuaskan.
Pengorbanan demi suksesnya kegiatan di lokasiÂ
Tenaga, waktu dan uang  merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi sejak melakukan pendaftaran KKN. Mengurus adaministrasi, mengikuti pembekalan beberapa hari dengan durasi waktu 4 sampai 5 jam, pembagian kelompok dan lokasi KKN, hingga persiapan perlengkapan yang akan dibawa ke lokasi KKN tentu sangat membutuhkan energi dan kekuatan ekstra.
Bahkan, saat berada di lokasi KKN, khususnya lokasi yang merupakan desa atau daerah yang sangat terpencil, sangat membutuhkan banyak pengorbanan waktu, tenaga, uang untuk melakukan berbagai aktifitas, memenuhi kebutuhan hidup hingga penyelesaian program kerja kelompok dan program kerja individu di lokasi KKN.
Beragam latar belakang, bersatu dalam satu rasa dan keadaan
Keadaan lokasi bagi mahasiswa untuk melaksanakan KKN merupakan mayoritas atau dominannya adalah desa atau daerah yang sangat terpencil dan cukup primitif. Hal ini akan menjadi sebuah tantangan yang besar bagi mahasiswa yang berasal dari latar belakang "anak rumahan di kota" dalam beradaptasi dengan lingkungan KKN di desa.
Berbeda dengan mahasiswa yang berasal dari latar belakang "anak petani" yang hidup di desa pula. Mereka akan cepat beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat di desa.
Dengan adanya dua perbedaan tersebut, hal ini akan menjadi tantangan untuk bisa saling bekerja sama dalam kelompok di lokasi tanpa memandang latarbelakang.
Bersabar dan Berjuang
Tentu kerja keras dan kesabaran akan sangat dibutuhkan dan menjadi bahan bakar yang sangat krusial demi kegiatan tersebut usai sesuai alokasi waktu dan dengan program kerja kelompok dan individu yang sukses diselesaikan.
Akan sangat mudah dalam penyelesaian laporan KKN apabila dalam kelompok saling bekerja sama dan bertanggung jawab atau tidak saling membebani tugas dan tanggung jawab. Hal ini akan menghambat dan mempersulit proses pengerjaan laporan hingga pengambilan nilai KKN.
Belajar di dunia nyata dan menimba pengalaman-pengalaman berharga
Kehidupan di KKN selama hampir 2 bulan lamanya tentu akan ada berbagai dinamika dalam kelompok. Hal positif maupun negatif akan menjadi warna warni yang akan menjadi cerita dan pengalaman yang menuai banyak rasa.
Di lokasi, mahasiswa akan belajar secara langsung dengan masyarakat dalam menerapkan bidang ilmunya demi membangun, berkontribusi, memberi pengaruh positif  dan  membawa perubahan bagi desa lokasi KKN tersebut.
Mahasiwa akan menimba banyak pengalaman berharga di tempat KKN, baik pengalaman dalam bekerja sama dengan rekan anggota dalam kelompok maupun bekerja bersama dengan masyarakat. Hal ini akan memenuhi unsur simbiosis mutualisme bagi keduanya, yakni mahasiswa dan masyarakat demi mencapai arah yang lebih baik.
Sumber : POS-KUPANG.COM
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H