"TANTANGAN DAN KESEMPATAN GURU DI MASA PANDEMI COVID-19"
(oleh: Madam Henely Claresta Djong)
Merancang dan menjalankan sistem pendidikan online yang bermutu tentunya merupakan tantangan bagi semua sekolah dan guru-guru pada saat ini. Saya sebagai seorang praktisi pendidikan dan pengelola sekolah anak usia dini serta sekolah dasar, saya akan berbagi pemikiran dan pengalaman kami dalam menjalani pembelajaran jarak jauh (online learning) selama pandemi Covid-19. Semoga tulisan ini bermanfaat.
Mengajar anak usia dini secara online? Bisakah? Bagaimana mengubah sistem pendidikan tatap muka (offline) ke sistem pendidikan online tanpa persiapan, pengetahuan, kebiasaan, dan keterampilan sebelumnya? Situasi dan kondisi pandemi Covid-19 sampai saat ini memaksa kita untuk berubah menyesuaikan dengan keadaan.
Perubahan tentunya harus dimulai dari pola dan cara berpikir (mindset) kita. Kita tidak bisa terus larut dalam kebingungan dan terbenam dalam kegelisahan akan dampak pandemi Covid-19 ini. Tidak ada yang tahu kapan pandemi Covid-19 ini akan berakhir. Tidak ada kepastian. Lebih baik kita berfokus kepada solusi daripada masalah.
Lebih baik kita memikirkan apa yang bisa kita lakukan daripada memikirkan ketidakpastian. Inilah cara berpikir yang saya tanamkan pada diri saya sendiri dan mengajak guru-guru untuk memiliki cara berpikir yang sama. Ketika pemikiran kita positif, semangat dan energi juga menjadi positif. Pemikiran dan emosi positif inilah yang akhirnya membantu dalam membangun kreativitas dan meningkatkan daya juang kami dalam menjalankan sistem pengajaran online dari awal pandemi Covid-19 hingga saat ini.
Salah satu kunci keberhasilan guru dalam membangun sistem pengajaran online adalah selain materi dan teknik mengajar yang menarik, guru juga harus memiliki kemampuan membangun hubungan emosional dan komunikasi yang baik dengan anak didiknya. Tentunya keberhasilan ini juga tidak terlepas dari dukungan, kepercayaan, dan kerja sama yang baik dari orang tua.
Salah satu pengalaman kami yang berkesan adalah pengalaman mengajar salah satu anak yang masih balita, yaitu Alvaro (Aro) yang baru berusia sekitar dua tahun. Aro adalah murid online kami yang berasal dari Jakarta. Jadi ini adalah online learning kami yang tidak hanya lintas kota tetapi juga lintas pulau. Online learning selama mengajar Aro di bulan pertama adalah tantangan yang sangat besar karena guru Aro harus mampu mengajari Aro dengan sabar dan kreatif.
Awalnya, Aro sering menangis dan melompat-lompat karena menolak untuk belajar. Mungkin karena Aro masih asing dengan gurunya dan ini merupakan pengalaman pertama Aro mulai belajar bahkan secara online.
Namun guru yang sabar, kreatif, dan menyukai anak-anak tidak akan merasakan kesulitan ini sebagai kendala yang berarti. Online learning Aro semakin lama semakin baik dan lancar. Dukungan dan pendampingan orang tua Aro menjadikan kesulitan yang muncul juga lebih mudah ditangani.
Memasuki bulan ketiga, Aro sudah bisa mengikuti online learning dengan sangat baik. Berkebalikan dengan cerita di awal ketika Aro belajar sambil menangis dan melompat-lompat, sekarang Aro belajar dengan senang hati dan ceria. Aro sudah bisa duduk di kursi selama satu jam belajar secara online. Orang tua Aro tidak perlu mendampingi Aro lagi, cukup memantau dari jauh. Aro sudah pandai menyanyikan lagu yang diajarkan dan bisa menghafal dengan cepat beberapa huruf dan angka.