Mohon tunggu...
Toni Yoyo
Toni Yoyo Mohon Tunggu... Konsultan - Pekerja Profesional, Konsultan Manajemen dan Bisnis, Pembicara Publik, Trainer, Pengajar, Narasumber Radio dan TV, Penulis, Grafologis, dan Hipnoterapis

Toni Yoyo memiliki hampir 25 tahun pengalaman kerja di berbagai perusahaan besar. Menyelesaikan pendidikan S1 Teknologi Pangan, S2 Manajemen Keuangan, S2 Teknik Industri, dan S3 Manajemen Strategik dari berbagai universitas ternama di Indonesia, semuanya dengan predikat Cum Laude dan hampir selalu menjadi lulusan terbaik. Gelar sertifikasi profesi yang disandangnya adalah ELT (Essential Licensed Trainer), CPM® (Certified Professional Motivator), CPS® (Certified Public Speaker), CG (Certified Graphologist/Handwriting Analyst), dan C.Ht (Certified Hypnotherapist).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Alergilah untuk Mengkritik Pasangan

23 Juni 2019   18:59 Diperbarui: 29 Juni 2019   06:51 448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi sepasang kekasih yang sedang tidak baik dan memilih tetap bertahan. (sumber: pixabay)

"Honest criticism is hard to take, particularly from a relative, a friend, an acquaintance or a stranger."
"Kritik yang jujur itu sulit diterima, khususnya kritik yang datang dari saudara, teman, kenalan, atau orang asing." ~ Franklin P. Jones

Kebanyakan dari kita memiliki kemampuan alami untuk melancarkan kritik. Tanpa perlu diajari, kita dengan mudah dapat menjadi "ahli kritik". Apalagi terhadap pasangan yang dianggap "orang sendiri", kritik sangat gampang kita lakukan. 

Padahal kritik yang disampaikan secara langsung, apalagi dengan nada menyalahkan, jarang sekali dapat berhasil membuat orang yang dikritik berubah menjadi lebih baik. Malah orang yang dikritik dapat merasa tersinggung dan marah. Minimal dia akan mencoba membela dirinya. Tak heran, kritik jarang sekali berhasil mencapai sasarannya.

Al Capone dianggap musuh masyarakat nomor satu di tahun 1920-an. Dia adalah pemimpin gang paling kejam yang pernah membantai penduduk Chicago. Sewaktu dikritik sebagai penjahat terkejam, dia hanya merasa tidak dihargai dan tidak dimengerti oleh orang lain. Bahkan Al Capone menganggap dirinya dermawan.

Crowley si "Dua Senjata" adalah pembunuh kejam dan perampok bersenjata yang ditakuti di New York tahun 1930-an. Sewaktu dikritik sebagai penjahat tidak kenal ampun, dia hanya membela diri dan mengatakan sebenarnya memiliki hati yang baik dan tidak tega melukai siapapun.

Dua contoh ini membuktikan bahwa penjahat paling kejam pun tidak menganggap dirinya bersalah, meskipun jelas-jelas bersalah. Dua contoh ini memperlihatkan sifat alami manusia yang alergi terhadap kritik. 

Alih-alih menerima kritikan dan memperbaiki diri, orang yang dikritik akan berusaha mempertahankan diri dan kalau bisa menyerang balik pengkritiknya.

Jika kita terlanjur menjadi "ahli kritik" terutama kepada pasangan kita, belajarlah dari Abraham Lincoln. Dia mampu mengubah dirinya dari seorang yang hobi mengkritik sehingga dibenci banyak orang, menjadi "alergi mengkritik" yang membuatnya diterima oleh banyak orang. 

Dia tetap memberikan pendapat atas orang lain, namun alih-alih menggunakan kritik, dia melakukannya dengan cara lain yang lebih tepat sasaran tanpa menyakiti. Lincoln akhirnya dicintai oleh banyak orang bukan karena keakuratan kritiknya melainkan keterampilannya dalam mengkonversi kritik menjadi pendapat yang dapat diterima.

Abraham Lincoln telah menjalani begitu banyak pelajaran hidup sebelum akhirnya dipuji dan dikenang orang sedemikian rupa. Lincoln dulunya adalah seseorang yang sangat suka mengkritik. 

Dia mengkritik siapa pun dalam hal apa pun. Namun satu kejadian buruk yang menyebabkannya dapat terbunuh oleh orang yang dia kritik, telah mengubah Lincoln menjadi "alergi mengkritik".

Seperti umumnya manusia, bagaimanapun salahnya pasangan kita, jika dikritik maka akan ada kecenderungan untuk mempertahankan dan membela diri. Kritik dari kita akan melukai rasa kebanggaan diri, menghancurkan perasaan penting, dan membangkitkan rasa benci dan melawan dalam diri pasangan kita. 

Alih-alih menerima kritikan dan mengubah dirinya karena kritik kita benar adanya, pasangan kita akan mencari berbagai cara untuk membalas kritik kita. Alhasil, selain tujuan dari kritik kita tidak tercapai, malahan jurang di antara kita dengan pasangan akan semakin lebar. Kritik lebih bersifat negatif dibanding positif.

Oleh karenanya, bagaimanapun yakinnya akan kebenaran dalam kritik yang akan kita lontarkan, cobalah memahami sifat dasar pasangan kita sebagai seorang manusia yang "alergi" terhadap kritik. Pikirkan kembali kritik yang mau kita lontarkan dan cobalah cara atau pendekatan lain yang mungkin lebih efektif.

Ingatlah wahai couples, sadarilah bahwa kritik bagaimanapun akuratnya, akan lebih berefek negatif dibanding positif. Pasangan yang kita kritik akan menjadi defensif dan mendendam alih-alih menjadi lebih baik. Mulai sekarang, alergilah mengkritik pasangan. Niscaya pasangan kita akan terus menjadi kawan bukan lawan.

Kritik bagaimanapun akuratnya, akan lebih berefek negatif ketimbang positif. Pasangan yang dikritik akan menjadi defensif dan mendendam alih-alih menjadi lebih baik. Alergilah dalam mengkritik pasangan sehingga pasangan tetap menjadi kawan bukan lawan.

~ Toni Yoyo ~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun