Mohon tunggu...
toni syama
toni syama Mohon Tunggu... -

Pengusaha & Seniman

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reformasi... Apa Kabarmu..??

22 Mei 2013   10:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:12 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bulan ini adalah reformasi genap 15 tahun, 21 mei 1998 adalah asas perubahan sistem pemerintahan dari system otoriter menjadi demokrasi, sayangnya slogan perubahan yang di gembar gemborkan dulu sudah tidak lagi nyaring dan hampir tidak nyata" why??" karena memang asas reformasi mungkin adalah ritme politik orang2 tersingkir di jaman orba. masyarakat sekarang lebih cedas menilai perubahan, tidak seperti era reformasi dulu, kalau masyarakat dulu cerdas, maka tidak akan ada reformasi, menurut saya reformasi adalah gejolak kecemburuan  kaum elite poilitik yang dulu tersingkir di jaman orba yang mengatas namakan rakyat sebagai pemilik hajat. saya akan coba merunutnya secara historis sebagai berikut :

1. KECEMBURUAN ELITE POLITIK YANG TERSINGKIR DI JAMAN ORBA

saya kurang stuju kalau dikatakan bahwa reformasi adalah mutlak kepentingan rakyat indonesia,alasan saya karena masyarakat cenderung  sebagai alat kekerasan dan alat pendobrak kepentingan, cerminannya secara nyata adalah kepentingan sebagian kecil oknum politik yang memiliki kharisma pada waktu itu yang kemudian membuat adu domba antara rakyat bodoh vs pemerintah, supaya mereka mendapat posisi penting dan menjabat dipemerintahan.

gejala ketidak puasan rakyat terhadap siklus ekonomi bangsa yang sedang krisis moneter,dijadikan senjata ampuh ( people power) oknum2 itu sekaligus menjadi bahasa orasi untuk menguliti kekurangan pemerintah, walaupun ada juga masalah HAM dan kemanusiaan yang dijadikan alasan. isu politik keluar negeri mulai dibentuk, sorotan internsional pun menjadi rumus pasti tergulingnya orba untuk kepentingan mereka, wal hasil lihatlah sekarang.

logikanya, kecemburuanlah yang menjadi asas reformasi, pendobraknya adalah rakyat sekaligus korbannya. 15th reformasi memiliki black list lebih drastis dari pada jaman orba, jika selama 35 th orba membawa masyarakat kepada pembodohan politik, pemerintah korup, pelanggaran HAM dan otoriter, namun penderitaan rakyat tidak lebih tinggi prosentasenya dibandingkan sekarang. dan kita lihat sekarang apa yang terjadi?? kita dibingunkan oleh hilangnya tokoh asas reformasi setelah mereka sebagian besar juga ternyata korup dan tidak mampu memimpin, kita dibingungkan dengan korupsi yang lebih tinggi dibanding korupsi era orba, kita di geramkan oleh pejabat2 yang lebih banyak terlibat skandal dari pada melayani rakyat, lebih banyak memikirkan dirimereka sendiri dari pada kepada rakyat, figur stabilitas nasional yang porakporanda,polisidiserang, adu domba isu SARA sering memicu konflik disana sini yang smakin melebar ke daerah2 dan sebagian besar ditumpangi kepentingan oknum yang gila jabatan, hilangnya beberapa pulau di indonesia, krisis moral, ekonomi yang amburadul, dll yang track recordnya 15th reformasi ternyata lebih parah dari pada 35th orba, lalu bagaimana jika ini berlanjut 2 th kedepan??? tentu 3x lebih parah mungkin di bandingkan orba,  ironis bukan????

2. KEPENTINGAN PIHAK ASING

Tahukan anda pasca reformasi kemudian mnjadi gerbang ekonomi global di tanah air kita???? itu tidak bisa kita pungkiri, pengusaha2 pribumi tersinkir oleh gelombang pedagangan bebas, rakyat frustasi, mereka hanya menjadi pekerja dan kuli orang bule dan orang sipit, tuan rumah yang rela mengelap sepatu tamunya dan diperintah ini itu, eksploitasi dan perdagangan manusia, bebasnya barang2 impor yang merugikan pengusaha lokal, kolapnya perusahaan2 lokal yang dulu raksasa menjadi kerdil gulung tikar, murahnya hasil tani, melejitnya harga pupuk, dan pembangunan fisik yang memaksa tanah2 petani menjadi proyek pemodal asing bersama kepentingannya, BBM terus naik, meledaknya barang2 impor yang membuat masyarakat menjadi cuma menjadi konsumen dari pada menjadi produsen,  carut marut memang sangat kita rasakan saat ini, dan kita bisa membedakan siapa pribumi dan siapa orang asing. didunia bisnis pemodal terbesar adalah dari pihak asing, dan dari kita cuma beberapa persen saja. inilah kepentingan orang2 asing itu,bisa dikatakan feodalisme gaya baru, menguasai pertanian,perekonomian, adalah proyek besar mereka orang2 asing, karna kita kaya dengan sumber daya alam sehingga mereka tergiur memilikinya. dimana reformasi????

3. INVASI PERADABAN BARAT

kacamata budaya kita sudah mulai retak dan rabun, buta tentang peradaban timur, dekadensi moral, minimnya pemahaman relejius masyarakat, brutalisme, premanisme,narkoba, sex bebas, dan berbagai macam peradaban barat buruk lainnya, masyarakat indonesia lebih mudah marah dari pada duduk berdiskusi, artinya peradaban barat sudah membom bardir peradaban bangsa kita, dengan semua bentuknya. pasca reformasi peradaban bangsa kita terlalu akrab dengan kekerasan dan amoralsime. inilah invasi peradaban asing terbesar dalam sejarah peradaban bangsa kita.

4. DEVIDE AT IMPERA

politik ini terjadi di belahan dunia termasuk asia tenggara, konflik2 antar negara sengaja dipicu oleh kepentingan barat, dengan isu terorisme radikal yang diklaim kepada unsur SARA dan kesukuan, inilah proyek politik adu domba antar bangsa dan antar daerah yang membuat benteng stabilitas nasional kita rentan dan rapuh, sehingga pihak asing mudah memecah belah dan lagi2 untuk kepentingan mereka dalam segala aspek,karena suatu negara yang sudah rapuh stabilitas keamananya makalebih mudah di hancurkan,dan gerbang itu sudah terbuka di negara kita, mereka tidak perlu mengotori tangan mereka, cukup dengan adu domba maka suatu bangsa bisa hancur walaupun bangsa yang besar sekalipun. dimana reformasi??? apakabar reformasi ???? how are you today...??? bisakah kau tunjukan perwujudan janjimu???

hajat besar bangsa kita adalah kepentingan rakyat, kesejahteraan rakyat, rakyat tak peduli dengan ini itu asal  adil makmur dan sejahtera, rakyat cuma butuh makan, kerja menghidupi keluarganya,  rakyat cuma butuh diayomi, dilindungi, ga butuh wacana politik, ga butuh teori2 demokrasi...!!!! bangkitkan pengusaha2 pribumi dan beri mereka ruang, kuatkan birokrasi batasi korupsi sebelum memberantasnya, tangkap perusuh politik yang membuat konflik, angkat secara mandat orang2 yang sudah berjiwa kepemimpinan dan punya jiwa bhakti ngayomi, sedikit otoriter dan tidak  kalah dengan kondisi.

saya setuju dengan Socrates : " demokrasi hanya bisa hidup di meja2 diskusi, tapi dalam prakteknya kita tetap harus tangan besi ".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun