"Kayaknya belasan deh."
"Ha..? Cuma anak bau kencur? Serius? Bisa apa dia?"
"Ya dak tau, paling sanggar ala ala aja. Yakin deh, nggak bakal berumur panjang tuh sanggar. Biasalah...cuman anget-anget t*i cicak."
"Ehh... emangnya t*i cicak itu anget?"
"Coba aja sendiri! Hahahaha..."
Begitulah drama anak-anak sanggar senior yang suka nyinyir dan menggosipi keberadaan sanggar besutan Rendy. Sanggar yang baru seumur jagung namun berani mendaftarkan diri sebagai peserta Festival Tari Junjung Besaoh, sebuah festival bergengsi setingkat kabupaten. Puluhan sanggar berkompetisi dalam ajang tahunan tersebut. Hadiahnya yang disiapkan cukup menggiurkan. Seluruh pelaku seni Bangka Selatan akan berdarah-darah menunjukkan kebolehannya demi meraih prestasi. Uang pembinaan juga tentunya.
Inilah kesempatan Rendy membuktikan kemampuannya. Sebagai pendatang baru, ia harus berani tampil percaya diri. Bodo amat dengan semua sindiran dan cemoohan! Ia fokus pada karyanya. Prinsipnya, berkarya tidak mesti saling menjatuhkan.
 Tibalah saatnya pengumuman juara tahun itu.
"Juara pertama........ DHARMA HABANGKA....! Selamat...!" sang juri mengumumkan dengan suara lantang.
Rendy pun untuk pertama kalinya naik ke panggung nan megah untuk menerima piala pertamanya. Rasa bangga menyelimuti dadanya. Ia berhasil mengharumkan nama ayahnya. Diangkatnya piala itu tinggi-tinggi, seolah ia ingin berkata,"Ayah, Arif, ini untukmu!"
Semenjak menjuarai kompetisi seni tingkat kabupaten itu, sanggar binaan Rendy melesat bagai anak panah. Berbagai tawaran dan permintaan untuk tampil di acara-acara penting pun berdatangan. Mulai dari hajatan pernikahan hingga seremonial pemerintah daerah setempat. Eksistensinya juga mulai dikenal hingga di luar kota bahkan sampai ke ibukota provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Bahkan Rendy pernah ikut tampil menari di Istana Negara dalam Festival Kemerdekaan RI di depan Pak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Prestasi cemerlang lainnya adalah tampil dalam Festival Danau Toba di Sumatera Utara dan disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia yang ketujuh. Dari rejeki sanggarnya, Rendy pun dapat menyekolahkan adik-adiknya hingga meraih gelar sarjana dan magister.