Mohon tunggu...
TONI PRATAMA
TONI PRATAMA Mohon Tunggu... Administrasi - Kepala Bagian Perencanaan dan Keuangan Sekretariat Daerah Bangka Selatan

Saya mulai fokus menulis sejak tahun 2023 dengan menerbitkan 2 buku solo dan belasan buku antologi. Salah satu karya saya berupa novel diterbitkan penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP) Gramedia Group. Prestasi yang pernah saya raih yaitu juara 1 lomba menulis cerita rakyat yang diselenggarakan Dinas Perpustakaan dan Arsip Bangka Belitung tahun 2023. Menulis dan membaca tentu menjadi kegiatanku saat waktu luang. Semoga bisa terus berkarya, karena ada kalimat yang sangat menginspirasiku: JIKA KAMU INGIN MELIHAT DUNIA MAKA MEMBACALAH, JIKA KAMU INGIN DILIHAT DUNIA MAKA MENULISLAH!

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Dharma Habangka (Bagian 2)

14 Mei 2024   09:24 Diperbarui: 14 Mei 2024   10:51 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rendy berjalan menuju batang pohon yang masih tersisa sedikit itu. Didapatinya sepucuk tunas kecil telah menyeruak keluar. Pohon itu menolak mati. Ia tetap berjuang untuk tumbuh. Apakah ini yang ayah maksud: Nanti kamu akan tahu kenapa?

Sepucuk tunas kecil itu seolah mewakili untaian wejangan ayah yang belum sempat disampaikan. Sebatang pohon tidak berontak saat terluka. Ia tidak menyalahkan langit maupun menuduh bumi. Ia tidak juga meratapi ataupun melolong kesakitan biar seluruh dunia tahu. Ia tidak minta dikasihani dan ditangisi siapapun. Sebatang pohon hanya berjuang mengumpulkan energi untuk tumbuh kembali atau malahan akan menjadi semakin rimbun nan kokoh. Rendy menyadari, kini dirinya bagai pohon itu yang baru ditebang. Mungkin inilah pesan terakhir dari ayah lewat filosofi hidup sang pohon ketapang kencana.

Rendy membelai lembut tunas kecil itu. Air mata beningnya menetes jatuh ke tanah. Batinnya masih terluka, namun tunas kecil itu memberinya segenggam semangat baru.

"Terima kasih, Tunas Kecil! Aku akan tumbuh bersamamu!" bisik Rendy lembut pada sang tunas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun